Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. Unsur-Unsur Good Governance

3 Penerapan good governance di Puslitbangtan masih terdapat kelemahan yang cukup mendasar terutama dari aspek operasional seperti : 1. Proses penyusunan rencana pembiayaan kegiatan tidak dilakukan perhitungan yang cermat terhadap jenis dan tipe kegiatan yang menjadi prioritas atau kegiatan yang bersifat rutin, akibatnya penyerapan beberapa jenis belanja menjadi rendah. 2. Untuk jenis pengadaan barang dan jasa metode e-procurement belum dilaksanakan secara optimal, hal tersebut memungkinkan terjadinya KKN. 3. Proses perencanaan kegiatan yang dananya bersumber dari hibah dari IPNI Malaysia tidak dilakukan perlakuan secara wajar dari sisi pencatatan administratif keuangan, akibatanya terjadi kesulitan perekaman data kegiatan kerjasama terutama dalam penysunan laporan keuangan. 4. Sumber Daya Manusia SDM diantaranya yang menangani database kurang memadai kemampuannya terutama untuk menangani tugas-tugas teknis sehingga menyulitkan saat terjadi permintaan terhadap jenis data tertentu. Hal itu disebabkan karena untuk jenis pekerjaan tertentu yang membutuhkan kemampuan teknis tinggi tidak ditangani oleh orang yang mempunyai kualifikasi dalam bidang itu.

1.2. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penerapan good governance serta. 2. Bagaimana upaya yang dilakukan.

1.3. Tujuan Penelitian.

1. Mengidentifikasi upaya penerapan good governance di Puslitbang Tanaman Pangan 2. Menganalisis seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan good governance di Puslitbang Tanaman Pangan.

1.4. Manfaat Penelitian.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan kontribusi pemikiran bagi Puslitbang Tanaman Pangan untuk perbaikan penerapan good governance. 2. Dari aspek akademis sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis. 4

1.5. Batasan Penelitian.

Puslitbang Tanaman Pangan sebagai organisasi pemerintahan telah melaksanakan good governance GG, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa unsur yang belum tercapai terutama dari aspek kepemimpinan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, metode kerja dan kebijakan pengendalian manajemen. Penelitian ini memfokuskan pada penerapan good governance sebagai variabel terikat Y dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai variabel bebas X. Variabel terikat Y terdiri dari sub variabel akuntabilitas Y 1 dan kinerja organisasi Y 2 . Sedangkan variabel bebas X akan dianalisa dari aspek operasional dengan sub variabel kepemimpinan X 1 , SDM X 2 , sarana prasarana X 3 , anggaran X 4 , metode kerja dan kebijakan pengendalian manajemen X 5 . Variabel-variabel akan dianalisis menyangkut ada tidaknya serta seberapa besar hubungan antara penerapan GG Y dengan faktor faktor yang mempengaruhi X. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Governance Pemerintahan atau Kepemerintahan

Tjokromidjojo 2000 menyatakan bahwa governance artinya adalah memerintah, menguasai, mengurus. Governance, yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi gun mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga- lembaga dimana warg dan kelompok-kelompok msyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, emmenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka UNDP : 2003 : 23 Tuntutan masyarakat untuk mewujudkan good governance pada sektor pemerintah sudah merupakan keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, karena saat ini sudah meningkat kesadaran bernegara dikalangan masyarakat. pada masa reformasi ini masyarakat dimungkinkan untuk mengeluarkan aspirasinya, sehingga tuntutan tersebut semakin jelas ke permukaan. Hal tersebut diakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat terutama kepada Pemerintah sudah berada pada titik yang mengkhawatirkan. Alasan yang paling utama terhadap ketidak percayaan rakyat kepada pemerintah, adalah dengan ketidak efisienan pemerintah dalam penggunaan uang, penghamburan uang yang terjadi untuk pembelanjaan yang tidak semestinya. Oleh karenanya pemerintah harus berupaya sekuat tenaga untuk mengembalikan kepercayaan rakyat yang telah hilang itu, reformasi disemua lini organisasi pemerintah harus segera dilakukan. ditambah dengan adanya tekanan arus globalisasi saat ini yang membuat dunia tanpa batas lagi, hubungan organisasi tidak terbatas hanya dalam satu negara tetapi antar negara dan bangsa. Dengan demikian, agar tidak tergantung oleh negara maju dan tertindas oleh arus globalisasi tersebut, pemerintah Indonesia harus segera membenahi dirinya dengan melakukan reformasi total dibidang administrasi dan aparaturnya. Reformasi total di tubuh organisasi pemerintah merupakan upaya untuk menciptakan good governance, seperti yang didambakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dengan melibatkan semua pelaku tata pemerintahan. Banyak orang awam yang belum dapat membedakan perbedaan pengertian governance dengan Government, arti secara harfiah governance adalah tata pemerintahan, sedangkan government adalah pemerintah. 6 Terdapat bentuk ketentuan tugas dan kewenangan didalam governance atau tata pemerintahan itu, ada manajer dan para birokrat yang mengelola tata pemerintahan tersebut. Dan semuanya itu disebut publik, tapi hanya sebagian dari semua itu merupakan Pemerintahan. Jadi jelas, bahwa government atau pemerintah hanya bagian dari governance atau tata pemerintahan. Pengertian tata kelola kepemerintahan governance di dalam suatu negara menurut UNDP UNDP Global Intranet, 2003, adalah : “Tata kelola dapat dilihat sebagai pelaksanaan otoritas ekonomi, politik dan administratif untuk mengelola urusan negara di semua tingkatan. Ini terdiri dari mekanisme, proses dan melalui lembaga-lembaga yang warga negara dan kelompok mengartikulasikan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum mereka, memenuhi kewajiban mereka dan menengahi perbedaan” Dari definisi tersebut memperlihatkan bahwa governance mempunyai tiga kaki three legs , yaitu : economic, political dan administrative. Economic governance, termasuk proses pembuatan keputusan yang mempengaruhi semua aktifitas ekonomi negara dan hubungannya dengan kegiatan ekonomi lainnya. Political governance, adalah proses pembuatan keputusan untuk merumuskan kebijakan. Administrative governance, merupakan pelaksanaan sistem kebijakan. Dengan mencakup ketiganya, good governance menetapkan proses-proses dan struktur yang menuntun hubungan politik dan sosio-ekonomi UNDP Global Intranet, 2003. Dari penjelasan tersebut, maka pelaksanaan tata pemerintahan governance mencakup tiga pilar utama domain, yakni sektor pemerintahan state; sektor swasta private sector- pelaku bisnis; dan masyarakat umum civil society. Ketiga domain tersebut barada didalam pergaulan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Sektor pemerintah lebih banyak memainkan peranan sebagai pembuat kebijakan, pengendalian dan pengawasan. Sektor swasta lebih banyak berkecimpung dan menjadi penggerak aktivitas dibidang ekonomi. Sedangkan masyarakat umum merupakan obyek sekaligus subyek dari sektor pemerintah maupun sektor swasta, karena di dalam masyarakatlah terjadi interaksi dibidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya Wasistiono, 2002:31. Ketiga domain tersebut merupakan jaringan kerja dari kegiatan yang mencakup ruang lingkup yang luas dari organisasi publik – yaitu organisasi pemerintah, non-pemerintah, organisasi yang berorientasi profit, non-profit, organisasi negara dan organisasi partai politik. Jadi domain dari tata pemerintahan sangat luas. Kesinergian dari jaringan kerja semua pihak yang berada didalam domain tata kelola pemerintahan governance tersebut akan menciptakan 7 kinerja yang baik, sehingga pada akhirnya akan mewujudkan harapan semua pihak, yakni Tata Pemerintahan yang baik good governance. Hal tersebut merupakan perwujudan dari kondisi penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi yang langka, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya kewiraswastaan Biro Organisasi Departemen dalam Negeri, 2001. Kondisi Tata Pemerintahan yang baik good governance dapat terwujud, apabila kesinergian kinerja para pelaku Tata Pemerintahan telah melaksanakan unsur-unsur atau karakteristik good governance dengan baik.

2.2. Unsur-Unsur Good Governance

Unsur utama good governance yaitu partisipasi, supremasi hukum dan transparansi. Dalam pelaksanaannya ketiganya merupakan aspek-aspek yang dapat menjadi indikator dari penerapan good governance untuk setiap entitas pengelolaan kegiatan suatu organisasi. Pelaksanaan kegiatan suatu organisasi Pemerintah dianggap akuntabel, apabila melibatkan peran serta atau partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pelaksanaannya. Disamping itu, dalam proses penyusunan dan pelaksanaan kegiatan seharusnya disertai dengan semangat penegakan hukum yang berlaku. Serta terbuka Transparan dalam pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan kebijakan publik. Wasistiono, 2002. Adapun unsur-unsur good governance menurut United Nation of Development Programme UNDP Policy document, UNDP Global Intranet, 2003 dan di dalam Partnership for governance reform, 1997 adalah : 1. Partisipasi, semua pria dan wanita mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. 2. Supremasi hukum. Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, terutama hukum-hukum yang menyangkut hak azasi manusia. 3. Transparansi, transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses Pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang 8 berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. 4. Cepat tanggap, lembaga-lembaga dan seluruh proses Pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. 5. Membangun konsensus, Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan- kebijakan dan prosedur-prosedur. 6. Kesetaraan, semua pria dan wanita mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejehateraan mereka. 7. Efektif dan efisien, proses Pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesua kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. 8. Akuntabilitas atau bertanggung jawab, para pengambil keputusan di Pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembagalembaga yang berkepntingan. Bentuk pertanggung-jawaban tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan dan dari apakah keputusan organisasi tersebut bersifat ke dalam atau keluar. 9. Visi Strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh kedepan atas Tata Pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan aa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejahteraan, sosial dan budaya yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut. Dilihat dari uraian unsur-unsur Tata Pemerintahan yang baik tersebut, tampak bahwa kesembilan unsur dimaksud saling memperkuat dan tidak dapat berdiri sendiri. Setiap unsur dapat mempengaruhi unsur lainnya, seperti unsur akuntabilitas akan berhasil ditegakkan apabila unsur-unsur lainnya seperti partisipasi, transparansi dan penegakan hukum telah benar-benar dilaksanakan dengan baik. Dengan kata lain, akuntabilitas kinerja suatu organisasi penyelenggara negara merupakan hal yang terpenting menuju Tata Pemerintahan yang baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wujud good governance adalah penyelenggaraan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga kesinergian interaktif yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat. Oleh 9 karena good governance meliputi sistem administrasi negara, maka upaya mewujudkan good governance atau Tata Pemerintahan yang baik juga merupakan upaya melakukan penyempurnaan pada sistem administrasi negara yang berlaku pada suatu negara secara menyeluruh.

2.3. Impementasi Prinsip Good Governance