Indikasi Pemberian Antibiotik Profilaksis

c. Waktu paruh antibiotik harus dicapai saat insisi, sehingga waktu pemberian antibiotik harus tepat. d. Duration of action DoA antibiotik pendek, single dose, dan efek toksisitas minimal. e. Penggunaan antibiotik terbaru diperuntukkan jika telah terjadi resistensi obat. f. Digunakan antibiotik dengan biaya terendah jika semua prinsip telah terpenuhi Katzung, 2010. Antibiotik profilaksis yang direkomendasikan oleh The American Society of Health-System Pharmacists ASHP antara lain Ampisilin-Sulbaktam, Cefazolin, Ceftriakson dan beberapa antibiotik lainnya Bratzler et al., 2013. a. Ampisilin-Sulbaktam Ampisilin-Sulbaktam merupakan kombinasi antibiotik spektrum luas golongan Penisilin yang merupakan senyawa Beta-laktam Katzung, 2010. Antibiotik ini efektif terhadap bakteri Gram positif, Gram negatif, dan bakteri anaerob. Aktifitas antimikroba dari Ampisilin-Sulbaktam lebih bersprektrum luas daripada Sefalosporin generasi pertama dan kedua. Suatu Randomized-trials menunjukkan bahwa Ampisilin-Sulbaktam lebih diutamakan daripada Sefalosporin sebagai antibiotik profilaksis bedah Ziogos, Tsiodras, Matalliotakis, Giamarellou, Kanellakopoulou, 2010. b. Ceftriakson Ceftriakson merupakan antibiotik spektrum luas golongan Sefalosporin generasi ketiga. Antibiotik ini efektif terhadap bakteri Gram negatif dan digunakan untuk terapi infeksi berat akibat resistensi antibiotik Katzung, 2010. c. Cefazolin Cefazolin merupakan antibiotik golongan Sefalosporin generasi pertama. Sefalosporin generasi pertama memiliki aktivitas spektrum luas dan relatif tidak toksik. Antibiotik ini sangat efektif terhadap bakteri kokus Gram positif, seperti Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococcus. Cefazolin dapat menembus sebagian besar jaringan dengan baik dan merupakan pilihan untuk profilaksis bedah. Antibiotik ini merupakan alternatif untuk pasien yang alergi terhadap Penisilin Bratzler et al., 2013; Katzung, 2010. Berikut ini adalah antibiotik yang sering digunakan di ruang rawat inap bagian bedah dan kebidanan RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung yang sensitif terhadap mikroorganisme penyebab ILO Samuel, 2013: a. Ciprofloksasin Ciprofloksasin merupakan antibiotik golongan Fluorokuinolon yang bekerja dengan menghambat sintesis DNA bakteri. Antibiotik ini memiliki efek yang sangat baik terhadap bakteri Gram negatif tetapi terbatas terhadap Gram positif. Ciprofloksasin merupakan pilihan antibiotik untuk profilaksis. Antibiotik ini tidak dapat digunakan pada pasien yang berusia dibawah 18 tahun karena memiliki efek terhadap kartilago yang dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan artropati. b. Amikasin Amikasin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang memiliki cincin heksosa. Antibiotik ini efektif terhadap bakteri enterik Gram negatif, seperti Pseudomonas, Enterobacter, dan Serratia. Amikasin memiliki efek nefrotoksik dan ototoksik, oleh karena itu kadarnya dalam serum harus dipantau. c. Gentamisin Gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang efektif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Antibiotik ini tidak bekerja terhadap bakteri anaerob. Gentamisin memiliki efek nefrotoksisitas yang reversibel dan ringan Katzung, 2010.

2.1.3.4 Resistensi Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional, tidak berdasarkan indikasi, dan tidak berdasarkan hasil uji kepekaan meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Saat ini, peningkatan resistensi bakteri terjadi di semua rumah sakit SIGN, 2014. Mekanisme resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa mekanisme resistensi antibiotik: a. Mikroorganisme menghasilkan enzim yang menghancurkan obat. Contohnya adalah Staphylococcus yang resisten terhadap Penisilin G mengeluarkan enzim beta-laktamase yang menghancurkan obat. Bakteri Gram negatif lain juga mengeluarkan enzim beta-laktamase. Bakteri Gram negatif resisten terhadap aminoglikosida dengan menghasilkan enzim adenilasi, fosforilasi, atau asetilasi yang menghancurkan obat. b. Mikroorganisme mengubah permeabilitasnya terhadap obat. Contohnya adalah Tetrasiklin yang terakumulasi di dalam bakteri yang rentan, tetapi tidak pada bakteri yang resisten.

Dokumen yang terkait

POLA BAKTERI AEROB PENYEBAB INFEKSI LUKA POST OPERASI DI RUANG RAWAT INAP BEDAH DAN KEBIDANAN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

3 55 55

POLA RESISTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP ISOLAT BAKTERI AEROB PENYEBAB INFEKSI LUKA OPERASI DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN BEDAH DAN KEBIDANAN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

10 97 45

PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN PENGGUNA KATETER YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

6 38 70

POLA MIKROORGANISME PENYEBAB VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUD DR. H ABDOEL MOELOEK BANDARLAMPUNG

1 22 72

STUDI DIAGNOSTIK ULTRASONOGRAFI DALAM MENDIAGNOSIS NODUL TIROID DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

0 13 61

HUBUNGAN RIWAYAT PENYAKIT PERIODONTAL TERHADAP KEJADIAN PERSALINAN PRETERM DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

0 7 58

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA WANITA DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

0 15 81

POLA KUMAN DAN UJI SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI LUKA Pola Kuman dan Uji Sensitivitasnya terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Luka Operasi (ILO) di RSUD Dr. Moewardi Periode Januari-Juli 2015.

0 5 16

POLA KUMAN DAN UJI SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI LUKA Pola Kuman dan Uji Sensitivitasnya terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Luka Operasi (ILO) di RSUD Dr. Moewardi Periode Januari-Juli 2015.

0 2 13

ANALISIS PEMBERIAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN HASIL UJI SENSITIVITAS TERHADAP PENCAPAIAN CLINICAL OUTCOME PASIEN INFEKSI ULKUS DIABETIK DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG

0 0 13