Penyebab Infeksi Luka Operasi

c. Luka Operasi Terkontaminasi Luka operasi terkontaminasi adalah luka operasi yang tidak terdapat tanda infeksi tetapi terdapat kontaminasi karena saluran pernapasan, pencernaan dan kemih atau genitalia dibuka. Luka operasi terbuka dan disengaja seperti operasi usus besar, operasi kulit, operasi pijat jantung, dan sebagainya termasuk dalam kategori ini. d. Luka Operasi Kotor atau Terinfeksi Luka operasi kotor atau terinfeksi adalah luka operasi dimana luka terinfeksi akibat luka traumatis lama yang terjadi di daerah operasi atau akibat keadaan klinis seperti perforasi atau abses. Infeksi yang terjadi pada kategori ini disebabkan oleh mikroorganisme yang terdapat dalam tubuh pasien sebelum tindakan operasi CDC, 2016; Sjamsuhidajat, Karnadihardja, Prasetyono, Rudiman, 2010.

2.1.2.4 Faktor Risiko Infeksi Luka Operasi

Infeksi luka operasi ILO dipengaruhi oleh dua faktor risiko, yaitu faktor pasien dan faktor operasi. Faktor pasien yang meningkatkan risiko ILO adalah status nutrisi, diabetes tidak terkontrol, merokok, obesitas, infeksi yang terjadi pada area selain area operasi sebelum operasi, imunodefisiensi, kolonisasi bakteri, dan riwayat rawat inap lama sebelum operasi Wardoyo et al., 2014. Imunodefisiensi disebabkan oleh faktor primer, yaitu kerusakan herediter yang berhubungan dengan perkembangan imun atau faktor sekunder seperti infeksi, penuaan, imunosupresi, autoimunitas, kanker, atau kemoterapi Kumar, Cotran, Robbins, 2007. Sedangkan faktor operasi yang mempengaruhi terjadinya ILO adalah persiapan sebelum operasi seperti cukur rambut atau persiapan kulit, lama operasi, antibiotik profilaksis, sterilitas peralatan medis dan ruang operasi, drainase pembedahan, dan teknik operasi Wardoyo et al., 2014.

2.1.2.5 Kriteria Diagnosis Infeksi Luka Operasi ILO

CDC Healthcare-Associated Infections HAIs membagi ILO menjadi tiga, yaitu ILO superfisial, ILO insisi dalam, dan ILO organ atau rongga tubuh. Setiap kategori dibedakan berdasarkan letak luka operasi CDC, 2016. Seseorang dikatakan mengalami ILO jika meemiliki tiga kriteria dibawah ini: a. Infeksi yang terjadi dalam waktu 30 hari setelah tindakan operasi hari ke-1 adalah hari tindakan operasi dilakukan. b. Luka terjadi pada: 1. Kulit atau jaringan subkutan dibawahnya ILO superfisial. 2. Insisi jaringan lunak dalam, yaitu fascia atau lapisan otot ILO insisi dalam. 3. Jaringan tubuh yang lebih dalam dari lapisan otot atau fascia, yang dibuka atau dimanipulasi selama tindakan operasi ILO organ atau rongga tubuh. c. Pasien setidaknya memiliki ILO satu kondisi dibawah ini: 1. Sekret purulen yang berasal dari insisi superfisial ILO superfisial, insisi dalam ILO insisi dalam, atau drainase organ atau rongga tubuh ILO organ atau rongga tubuh. 2. Terdapat mikroorganisme pada spesimen yang diperoleh dari luka operasi pada pemeriksaan kultur atau metode pemeriksaan mikrobiologi lain yang bertujuan untuk diagnosis atau pengobatan. 3. Insisi sengaja dibuka oleh dokter bedah atau dokter lain dan pemeriksaan kultur atau pemeriksaan mikrobiologi lain tidak dilakukan, dan pasien mengalami salah satu gejala inflamasi yaitu nyeri, pembengkakan lokal, eritema, atau panas. 4. Dokter bedah atau dokter lain yang menangani pasien mendiagnosis terjadi ILO superfisial, insisi dalam, ataum organ atau rongga tubuh CDC, 2016.

2.1.1.6 Tata Laksana Infeksi Luka Operasi

Penatalaksanaan ILO tergantung jenis luka yang dialami pasien. Penatalaksanaan ILO superfisial adalah dengan membuka jahitan pada luka, mendrainase pus, membuang jaringan yang sudah mati dan dibalut dengan kassa steril. Pemeriksaan kultur perlu dilakukan sebelum memberikan terapi antibiotik. Antibiotik diberikan jika pasien mengalami imunosupresif dan atau selulitis melebihi 2 cm dari tepi luka. Penatalaksanaan ILO luka dalam dapat dilakukan dengan drainase perkutan jika tidak ditemukan sumber infeksi yang berkelanjutan seperti perforasi saluran pencernaan. Sumber infeksi seperti perforasi memerlukan tindakan operasi eksplorasi Sjamsuhidajat, Karnadihardja, Prasetyono, Rudiman, 2010.

2.1.1.7 Pencegahan Infeksi Luka Operasi

Infeksi luka operasi ILO dapat dicegah dengan meminimalisir mikroorganisme yang dapat bertransmisi melalui kulit dan pakaian pasien dan

Dokumen yang terkait

POLA BAKTERI AEROB PENYEBAB INFEKSI LUKA POST OPERASI DI RUANG RAWAT INAP BEDAH DAN KEBIDANAN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

3 55 55

POLA RESISTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP ISOLAT BAKTERI AEROB PENYEBAB INFEKSI LUKA OPERASI DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN BEDAH DAN KEBIDANAN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

10 97 45

PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN PENGGUNA KATETER YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

6 38 70

POLA MIKROORGANISME PENYEBAB VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUD DR. H ABDOEL MOELOEK BANDARLAMPUNG

1 22 72

STUDI DIAGNOSTIK ULTRASONOGRAFI DALAM MENDIAGNOSIS NODUL TIROID DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

0 13 61

HUBUNGAN RIWAYAT PENYAKIT PERIODONTAL TERHADAP KEJADIAN PERSALINAN PRETERM DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

0 7 58

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA WANITA DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

0 15 81

POLA KUMAN DAN UJI SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI LUKA Pola Kuman dan Uji Sensitivitasnya terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Luka Operasi (ILO) di RSUD Dr. Moewardi Periode Januari-Juli 2015.

0 5 16

POLA KUMAN DAN UJI SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI LUKA Pola Kuman dan Uji Sensitivitasnya terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Luka Operasi (ILO) di RSUD Dr. Moewardi Periode Januari-Juli 2015.

0 2 13

ANALISIS PEMBERIAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN HASIL UJI SENSITIVITAS TERHADAP PENCAPAIAN CLINICAL OUTCOME PASIEN INFEKSI ULKUS DIABETIK DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG

0 0 13