Bahan Dan Alat Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Bahan Dan Alat

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah jeruk yang merupakan sisa perasan jeruk Pontianak Citrus nobilis var microcarpa yaitu bagian lamella, core dan pulp. Bahan kimia yang digunakan untuk ekstraksi pektin adalah etanol 95, asam khlorida HCl, air destilat, dan perak nitrat AgNO 3 untuk uji ion khlorida serta bahan kimia untuk analisis yaitu NaOH, etanol, NaCl, HCl, dan fenol merah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah termometer, timbangan, oven, tanur, pH-meter, kain saring tebal, viskometer Brookfield, blender, stopwatch , stirrer hot plate , serta alat-alat gelas.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Tahap 1. Penelitian Pendahuluan Pada tahap penelitian pendahuluan ini dilakukan analisis proksimat terhadap bahan baku berupa limbah jeruk Pontianak. Metode analisa dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada tahap penelitian pendahuluan juga dilakukan penentuan perlakuan bahan baku. Ampas jeruk ditimbang sebanyak 200 gram untuk tiap sampel. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan oven selama 5 jam, 10 jam, dan 15 jam. Sebagian ampas dikeringkan dengan cara dijemur matahari selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari. Ekstraksi dilakukan pada ampas yang telah kering dan ampas segar. Sebelum diekstrak, ampas diblender terlebih dahulu dengan penambahan akuades sebanyak tiga kali berat ampas segar. Kemudian ditambahkan HCl 0.1N sampai pH larutan menjadi 1.5. Campuran tersebut dipanaskan di atas penangas ambil diaduk dengan suhu 95 o C selama 40 menit. Menurut Fardiaz 1984, ekstraksi pada pH 1.5 memberikan jumlah rendemen pektin kulit jeruk yang tertinggi. Campuran tersebut disaring. Filtratnya didinginkan sampai mencapai suhu kamar, kemudian ditambahkan etanol 95 yang telah diasamkan satu liter etanol diasamkan dengan 2 ml HCl pekat sebanyak 1.5 kali volume filtrat, dan diendapkan selama 12 jam. Endapan pektin disaring dan dicuci dengan etanol 95 sampai bebas khlorida khlorida masih ada jika terdapat endapan putih pada etanol bekas pencucian ketika ditambahkan perak nitrat. Endapan pektin khlorida dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 8 jam kemudian ditimbang dan dihitung rendemennya. Tahap 2. Penelitian Utama a Ekstraksi pektin Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi suhu dan waktu reaksi terhadap pektin yang dihasilkan. Tahap-tahap produksi pektin terdiri dari : a. Ekstraksi Ampas segar ditimbang dan dihancurkan dengan menggunakan blender selama 2 menit dengan menambahkan air sebanyak 3 kali bobot bahan basah. Pengaturan pH dilakukan dengan menambahkan asam khlorida 0.1 N sampai mencapai pH 1.5. Ekstraksi dilakukan di atas penangas dengan suhu dan waktu bervariasi sebagai perlakuan. Selama ekstraksi dilakukan pengadukan. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 65 o C, 80 o C, dan 95 o C. Sedangkan waktu reaksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 menit, 60 menit, dan 80 menit. Campuran yang telah diekstrak disaring dengan menggunakan kain saring yang cukup tebal dan diperas untuk memisahkan filtrat dari ampasnya. Kemudian dilakukan pengentalan sampai volume menjadi setengah volume semula dengan pemanasan pada suhu 80 o C. b. Pengendapan isolasi Filtrat yang telah dikentalkan didinginkan sampai dengan suhu kamar kemudian dilakukan pengendapan pektin dengan menambahkan etanol 95 yang telah diasamkan dengan menambahkan 2 ml asam khlorida pekat per satu liter etanol. Perbandingan filtrat dengan etanol yang ditambahkan adalah 1 : 1.5. Proses pengendapan dilakukan selama 12 jam. Endapan pektin yang terbentuk disaring dengan menggunakan kain saring tebal untuk memisahkan endapan pektin dari larutan etanol dengan air. c. Pencucian Endapan pektin yang diperoleh dicuci dengan menggunakan etanol 95 hingga bebas khlorida. Pemisahan endapan pektin dengan etanol bekas cucian dilakukan dengan kain saring tebal kemudian diperas. Untuk mengetahui terdapatnya khlorida, dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan perak nitrat AgNO 3 pada cairan bekas cucian. Apabila khlorida masih ada, maka akan terbentuk endapan putih AgCl. d. Pengeringan Pengeringan pektin basah hasil cucian dilakukan dalam oven pada suhu 40 o C selama 8 jam. Tepung pektin diperoleh dengan memblender pektin kering kemudian dilakukan pengayakan dengan menggunakan ayakan 60 mesh. Karakterisasi pektin yang dihasilkan Karakterisasi pektin yang dihasilkan dilakukan dengan pengujian kadar abu, kadar air, berat ekivalen, kandungan metoksil, kadar galakturonat, derajat esterifikasi, dan viskositas relatif. Perbandingan terhadap pektin komersial Pektin terbaik yang dihasilkan melalui perhitungan metode Bayes diperbandingkan dengan karakteristik dari pektin komersial. Tiap karakteristik pektin diberi bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya. 1 : sangat tidak penting 2 : tidak penting 3 : cukup penting 4 : penting 5. sangat penting Tabel 4. Penentuan bobot karakteristik mutu pektin karakteristik rendemen kadar abu berat ekivalen kadar metoksil kadar galakturonat derajat esterifikasi viskositas relatif Jumlah Peringkat 5 4 4 3 4 3 2 25 Bobot 0,2 0,16 0,16 0,12 0,16 0,12 0,08 1 Nilai tiap parameter mutu pektin diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar. Perlakuan ekstraksi yang memiliki rendemen tertinggi diberi nilai tertinggi yaitu 9, sedangkan perlakuan ekstraksi yang memiliki rendemen terendah diberi nilai satu. Pektin yang memiliki kadar abu terendah memiliki nilai tertinggi yaitu 9, sedangkan pektin yang memiliki kadar abu tertinggi memiliki nilai satu. Pektin dengan berat ekivalen tertinggi diberi nilai 9. Pektin dengan kadar metoksil tertinggi diberi nilai 9. Pektin yang memiliki kadar galakturonat tertinggi diberi nilai 9. Pektin yang memiliki derajat esterifikasi tertinggi diberi nilai 9. Pektin yang memiliki viskositas tertinggi diberi nilai 9. Nilai tiap karakteristik yang diberikan pada langkah tersebut diatas dikalikan dengan bobot karakteristik tersebut. Hasil perhitungan untuk tiap karakteristik mutu pektin dijumlahkan sehingga diperoleh nilai total. Pektin yang memiliki nilai total tertinggi adalah pektin terbaik.Pektin terbaik tersebut akan dibandingkan dengan pektin komersial. Selain itu, pektin yang diperoleh pada ekstraksi suhu dan waktu terendah juga dibandingkan dengan pektin komersial. Gambar 8. Diagram Alir Ekstraksi Pektin Ampas jeruk pontianak Penghancuran dengan blender 2 menit Air sebanyak 3 kali bobot bahan basah Ekstraksi pada pH 1,5 dengan suhu dan waktu sesuai perlakuan Penyaringan Filtrat Pengentalan sampai volume menjadi setengahnya Etanol 95 ditambah HCl 1,5 kali volume filtrat Pengendapan pektin selama 12 jam isolasi Penyaringan Pencucian endapan pektin beberapa kali dengan etanol 95 sampai bebas khlorida Endapan pektin Pengeringan endapan pektin oven 40 o C, 8 jam ampas filtrat Pektin kering Penghancuran dan Pengayakan Tepung pektin

C. Rancangan Percobaan