Tujuan Jeruk Pontianak Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin dari Limbah Proses Pengolahan Jeruk Pontianak (Citrus nobilis var microcarpa)

bermanfaat bagi manusia. Salah satu komponen yang terdapat pada ampas jeruk adalah pektin. Indonesia mempunyai potensi yang baik sebagai penghasil buah jeruk, tetapi pemanfaatan limbah jeruk sebagai sumber pektin secara industri belum dilakukan. Kendala yang dihadapi adalah tidak tersedianya limbah jeruk yang terkumpul cukup banyak dan kontinyu, sehingga diperlukan kerjasama dengan pabrik yang memanfaatkan buah jeruk sebagai bahan baku seperti misalnya pabrik sari buah jeruk Purwantoro, 1989. Pektin merupakan kompleks polisakarida anion yang terdapat pada dinding sel primer dan interseluler pada tanaman tingkat tinggi. Asam D- galakturonat merupakan molekul utama penyusun polimer pektin, dan biasanya gula netral juga terdapat dalam pektin O’Neill et al, 1990; Visser dan Voragen, 1996. Pektin digunakan secara luas sebagai komponen fungsional pada industri makanan karena kemampuannya membentuk gel encer dan menstabilkan protein May, 1990. Penambahan pektin pada makanan akan mempengaruhi proses metabolisme dan pencernaan khususnya pada adsorpsi glukosa dan tingkat kolesterol Baker, 1994. Selain itu, pektin juga dapat membuat lapisan yang sangat baik yaitu sebagai bahan pengisi dalam industri kertas dan tekstil, serta sebagai pengental dalam industri karet. Nilai ekonomi yang dimiliki pektin cukup tinggi. Harga eceran tepung pektin berkisar antara Rp. 200.000-Rp. 300.000 per kg. Pada tahun 2001, Indonesia mengimpor pektin sebanyak 14.242 kg dengan nilai sebesar US 130.599 Biro Pusat Statistik, 2001.

B. Tujuan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan teknologi proses pembuatan pektin dari bahan baku ampas jeruk Pontianak yang saat ini dianggap sebagai limbah industri pengolahan sari buah jeruk. Tujuan khusus penelitian ini adalah mencari suhu dan waktu ekstraksi terbaik dalam menghasilkan pektin dengan mutu terbaik yaitu sesuai dengan standar mutu pektin komersial. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jeruk Pontianak

Jeruk merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai daerah tumbuh antara 40 o LU – 40 o LS. Negara asal jeruk adalah Asia Tenggara, India, Cina, Australia, dan Kaledonia Baru Sarwono, 1986. Jeruk Pontianak sebenarnya adalah jeruk siam Citrus nobilis var Microcarpa. Tanaman ini masuk Kalimantan Barat pada tahun 1936, dan pertama kali ditanam di daerah Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Pohon jeruk Tebas yang telah berproduksi bisa menghasilkan buah sebanyak 15-50 kg per pohon Sarwono, 1994. Klasifikasi tanaman jeruk Pontianak adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicothyledonae Suku : Rutacea Marga : Citrus Jenis : Citrus nobilis Varietas : Citrus nobilis var microcarpa Sarwono, 1994. Jeruk Pontianak memiliki bentuk buah bulat dan licin. Daging buah jeruk Pontianak banyak mengandung air, kulitnya tipis, agak melekat dan sulit terlepas dari daging buah Sarwono, 1994. Menurut Albrigo dan Carter 1977, bagian-bagian utama buah jeruk jika dilihat dari bagian luar sampai ke dalam adalah kulit tersusun atas epidermis, flavedo, kelenjar minyak, dan ikatan pembuluh, segmen-segmen terdiri atas dinding segmen, rongga cairan dan biji dan core bagian tengah yang terdiri dari ikatan pembuluh dan jaringan parenkim. Bagian-bagian buah jeruk Pontianak dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Penampang Melintang Buah Jeruk Kulit jeruk dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu flavedo kulit bagian luar yang berbatasan dengan epidermis dan albedo kulit bagian dalam yang berupa jaringan busa. Epidermis merupakan bagian luar yang melindungi buah jeruk, yang terdiri dari lapisan lilin, matriks kutin, dinding sel primer dan sel epidermal. Flavedo sebagai lapisan kedua ditandai dengan adanya warna hijau, kuning, oranye, kelenjar minyak, dan tidak terdapat ikatan pembuluh. Pigmen yang terdapat pada flavedo adalah kloroplas dan karotenoid. Dalam perkembangannya kloroplas akan terdegradasi, sehingga buah yang sebelum matang berwarna hijau menjadi berwarna oranye pada saat matang Albrigo dan Carter, 1977. Juring atau lamella jeruk banyak mengandung pektin, karena itu rugi bila mengkonsumsi jeruk hanya menyerap sarinya dan membuang kulit juringnya. Pektin pada jeruk yang bila dimakan atau diolah menjadi jus dengan dagingnya akan bermanfaat sebagai pembersih racun dari dalam tubuh