Pemanfaatan Augmented Reality Jenis Augmented Reality

17 Gambar 2.2 ARQuake: Game Augmented Reality Pertama ARQuake, 2000 Di tahun 2008, Wikitude memperkenalkan aplikasi pemandu wisatanya yang menggunakan input berupa sensor GPS. Lalu ada FLARToolKit yang diusung oleh Saqoosha yang merupakan pengembangan dari ARToolKit. Dan pada tahun 2010 Iphone 3Gs.

2.5 Pemanfaatan Augmented Reality

Tujuan dari Augmented Reality adalah untuk menambah persepsi dari pengguna akan sebuah benda nyata karena kehadiran objek virtual, hingga menjadikannya tampil nyata dan menyatu dengan dunia nyata hingga pengguna menganggap objek virtual adalah objek yang berasal dari dunia nyata Azuma et al, 2001. Meskipun Augmented Reality merupakan sebuah bidang yang masih baru, namun cakupannya cukup luas. Pemanfaatannya yang luas menjadikan teknologi terus dikembangkan. Pengembangan Teknologi Augmented Reality di masa depan dapat menggunakan berbagai macam jenis sensor suara, visual, getaran dan seamacamnya hingga data visual yang ditampilkan menjadi lebih luas cakupannya Hughes, Stapleton, Hughes, Smith, 2005. Ludwig dan Reiman 2005 berpendapat bahwa teknologi Augmented Reality memiliki potensi besar di 3 kategori utama yaitu presentasi dan visualisasi, industri Universitas Sumatera Utara 18 dan edutainment. Sedangkan Hamilton2011 merincikan dan menganalisa bahwa aplikasi Augmented Reality dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, industri hiburan, industri game, pariwisata dan agen perjalanan, marketing, dan juga dapat dimanfaatkan oleh media sosial online, dan juga dalam kehidupan sehari. Harus diakui bahwa potensi dari aplikasi Augmented Reality sangatlah besar untuk semua bidang dimana proses transfer informasi yang sangat cepat. Hal ini sangat berguna untuk pendidikan. Namun untuk saat ini, penelitian dan pengembangan Augmented Reality yang canggih baru ditujukan untuk kepentingan bisnis dibandingkan dengan pengembangan di bidang pendidikan.

2.6 Jenis Augmented Reality

Augmented Reality membutuhkan suatu penanda untuk dikenali agar dapat menentukan bagaimana dan dimana objek tambahan itu akan ditampilkan. Mengacu pada hal ini, Augmented Reality dibagi kedalam 2 jenis yaitu Marker-based tracking dan Marker-less tracking Johnson et al, 2010 2.6.1 Marker-based tracking Augmented Reality jenis ini menggunakan kamera dan penanda visual atau yang biasa disebut marker untuk menampilkan konten tambahan. Marker adalah sebuah tanda visual berbentuk persegi yang terdiri dari warna hitam dan putih dimana warna hitam merupakan garis pinggir dan tebal dan warna putih berada di bagian dalam. Keuntungan dari penggunaan warna hitam dan putih ialah untuk dengan mudah memisahan antara marker dan latar belakangnya. Bagian dalam dari marker merupakan penanda dari marker tersebut. Contoh dari marker dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Contoh marker Hirokazu,1999 Universitas Sumatera Utara 19 2.6.2 Marker-less tracking Marker-less tracking merupakan sebuah metode Augmented Reality dimana proses tracking tidak lagi menggunakan marker sebagai target deteksi. Dengan adanya metode ini, proses Augmented Reality tidak lagi terbatas pada marker saja, namun gambar visual, objek 3D, GPS atau bahkan wajah yang dapat dijadikan sebagai target deteksi. Perbedaan antara marker-based dengan marker-less ialah pada proses tracking posisi kamera dan orientasi kamera dihitung dengan marker yang telah ditetapkan. Sedangkan pada marker-less meghitung posisi dan orientasi kamera dan dunia nyata tanpa ada ketentuan tertentu, hanya menggunakan fitur alami seperti garis, sudut ataupun model 3D. Adapun metode marker-less yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode image tracking dimana gambar visual dijadikan sebagai target untuk aplikasi Augmented Reality yang dibangun. Contoh aplikasi Augmented Reality image tracking dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 salah satu contoh aplikasi Augmented Reality yang digunakan Lustucru Lustucru, 2010 Universitas Sumatera Utara 20

2.7 Vuforia SDK Software Development Kit