7
3. Kotak karton 4. Label
5. Kayu pallet
2.6.2. Uraian Proses
Secara umum, proses produksi di PT. Pusaka Prima Mandiri dibagi atas tiga kegiatan yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Pengolahan bahan baku hingga menjadi buburan siap olah pada bagian
stock preparation
2. Pembuatab kertas rokok pada bagian
paper machine
3. Pencetakan logo, pengemasan dan pengiriman pada bagian
converting
Untuk lebih jelasnya, proses produksi kertas rokok PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat di bawah ini:
1. Tahap Persiapan
Stock Preparation
Bahan baku yang akan diolah menjadi kertas harus dipersiapkan terlebih dahulu pada bagian yang disebut
stock preparation
. Bahan baku yang digunakan yaitu
pulp
NBKP,
pulp
LBKP dan CaCO
3
. a. Pengahancuran bahan baku
Bahan baku yang di proses dimasukkan ke tempat-tempat yang berbeda yaitu:
1. NBKP dipotong-potong dan dihancurkan di
hydra pulper
agar diperoleh serat yang lebih pendek.
2. LBKP dimasukkan ke
deflaker
untuk diuraikan karena pada bahan ini tidak perlu lagi dihancurkan seperti NBKP.
Universitas Sumatera Utara
8
3.
Broke
kertas bekas kertas hasil produksi yang cacat dihancurkan kembali di
hydra pulper
. 4. Kalsium Karbonat dihomogenkan di dalam tangki CaCO
3
. b. Pelarutan bahan baku
1. NBKP sebanyak dua bal dilarutkan dalam air selama 25 menit untuk mendapatkan konsistensi 50-55 gr ltr di dalam
hydra pulper
. Pelarut yang digunakan adalah air yang dipompa dari sungai.
Kemudian larutan tersebut dipompakan ke dalam
dump chest
dan selama di dalam
dump chest
tersebut larutan tetap diaduk agar tidak mengendap.
2. LBKP sebanyak 1,5 bal juga dilarutkan selama 15 menit untuk mendapatkan konsistensi 38-40 gr ltr. Pelarutannya juga dilakukan
di
hydra pulper
yang dilakukan bergantian dengan NBKP, tetapi tidak ada penghancuran. Kemudian larutan dipompakan ke
storage chest
yang fungsinya sama dengan
wood dump chest
yaitu sebagai tempat penampungan sementara.
3.
Broke
juga dilarutkan selama 20 menit di
hydra pulper
dengan memakai air, dan hasil larutannya dipompakan ke dalam
broke dump chest
. 4. Kalsium Karbonat dilarutkan sesuai dengan kebutuhan dan biasanya
setiap 100 kg dicampur dengan 2000 liter air. Karena air juga mengandung kalsium karbonat maka diharapkan larutan memiliki
Universitas Sumatera Utara
9
konsistensi sekitar 6-7. Kemudian hasil larutan ini disaring dengan
fibrating screen
.
c. Penghalusan bahan baku
1. NBKP dari
wood dump chest
dipompakan ke
tin disc refiner
untuk dihaluskan sampai konsistens 43-45 gr ltr. Dalam proses
penghalusan tersebut ditambahkan CRA untuk mendapatkan larutan yang homogen dan akan menambah kekuatan kertas. Setelah itu
larutan kembali dipompakan ke
wood refiner chest
sebagai penampungan.
2. LBKP tidajk dihaluskan lagi karen serat
pulp
sudah halus, tetap tetap diberi CRA agar larutan homogen dan menambah kekuatan
kertas. d. Pencampuran bahan baku
Bahan baku seperti NBKP, LBKP dan
broke
yang sudah dihaluskan kemudian dicampur di dalam
mixxing chest
dengan komposisi yang berlainan sesuai dengan
grade
kertas rokok yang diinginkan oleh pihak konsumen. Selama proses pencampuran akan timbul buih karena adanya
oksigen dan ditambahkan
deformer
untuk menghilangkan buih tersebut. Setelah dari
mixing chest
campuran tersebut kemudian dipindahkan dan ditampung pada
machine chest
serta dimasukkan larutan kalsium karbonat dan siap diolah di
paper machine
.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Tahap Proses Pembuatan Kertas di
Paper Machine
Tahapan proses pembuatan kertas di
paper machine
adalah: a.
Pembersihan bubur kertas Larutan
pulp
dari
machine chest
akan dibersihkan kotorannya melalui
centi clener
agar endapan di dalam buburan kertas seperti pasir dan juga benda-benda padatan lainnya, biji besi batu kerikil dan lain-lain dapat
disaring dan dikeluarkan. Kemudian larutan digiling kembali dan dihaluskan melalui
stock master refiner
sehingga konsistensinya tinggal 24-28 gr ltr. Dan kemudian buburan dimasukkan melalui
high pressure screen
ke
fourdinier
. b.
Fourdinier
Buburan dari
high pressure screen
dimasukkan ke dalam
head box
untuk dibagi rata di atas
wire
yang berjalan. Buburan di atas
wire
tersebut diayak dan diatur sedemikian rupa agar berat dasar
basic weight
kertas diperoleh. Berat dasar pada pembuatan kertas rokok merupakan elemen
parameter yang terpenting sehingga proses ini sangat diperhatikan. Kemudian buburan digiling lagi dengan
dandy roll
agar merata dan menjadi homogen. Dan setelah itu oleh
dandy roll
buburan akan dibentuk menjadi lembaran-lembaran.
c.
Pressing
Lembaran kemudian ditarik oleh
pick-up press
untuk mengeluarkan air yang masih dikandungnya. Walaupun masih basah kertas tersebut sudah
Universitas Sumatera Utara
11
cukup kuat untuk ditarik. Kandungan air sesudah proses ini diharapkan menjadi 60-65.
d.
Verge Marking
Setelah di
press
maka pada tahap ini dicetak garis-garis horizontal
verge marking
. Pencetakan ini dilakukan pada saat lembaran kertas meleati roll yang sudah diset sesuai garis yang diinginkan.
e. Pengeringan I
Setelah dibentuk garis, kertas dikeringkan secara bertahap pada
dryer
I. Pengeringan ini dilakukan pada
roll dryer
yang berjumlah sepuluh roll. Dimana lembaran tersebut secara bergantian melewati roll-roll dan panas
sekitar 57-63 C dan roll tersebut akan mengeringkan kertas.
f. Pemberian zat kimia
Keras yang sudah dikeringkan kemudian menuju ke dalam
size press
, dimana pada
size press
ini ditambahkan zat kimia pada kertas dengan menyentuhkan kertas pada roll yang berputar. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan sifat pembakaran kertas rokok. g. Pengeringan II
kertas yang ditambahkan zat kimia akan kembali sehingga dilakukan pengeringan kembali melalui
dryer
II dimana
dryer
tersebut berbentuk roll sebanyak lima buah. Suhu yang diberikan bertahap mulai dari 70
C sampai dengan 100
C.
Universitas Sumatera Utara
12
h. Penggulungan kertas Kertas yang sudah kering kemudian digulung dengan
on roll
sehingga berbentuk gulungan besar atau disebut dengan
jumbo roll.
Dengan panjang gulungan tersebut adalah 28.000 meter.
3. Tahap Penyelesaian Produk
Converting
Pada departemen
converting
ini dilakukan kegiatan sebagai berikut: a.
Pencetakan logo
repping Jumbo roll
dari
on rell
kemudian diberi logo perusahaan merek dari konsumen yang memesan.
Jumbo roll
ini telah melewati tahapan pemeriksaan bagian pengendalian mutu laboratorium. Apabila pada
proses
repping
ini masih dijumpai kertas yang tidak memenuhi standar maka bagian
repping
harus membuangnya sebagai
broke
setebal 1 cm. Setelah gulungan selesai di
repping
maka selanjutna gulungan dibaa ke bagian
roll slitter
untuk dipotong menjadi roll yang lebih kecil lagi. b. Pemotongan kertas
Roll yang lebih kecil dari
repping machine
kemudian dipotong kembali menjadi roll dengan ukuran sesuai permintaan konsumen pada
roll slitter.
Dari
roll slitter
selanjutnya dibawa ke mesin
ream cutter
ataupun
bobbin slitter
. Pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan kembali. Pemotongan kertas terdiri dari:
1.
Ream cutter Input ream cutter
adalah rol-rol kecil dari mesin
roll slitter
yang dipotong menjadi lembaran-lembaran
ream
dengan panjang 76-83
Universitas Sumatera Utara
13
cm dan lebarnya 51 cm. Pemeriksaan dilakukan terhadap lembaran- lembaran kertas
ream
tersebut meliputi:
Cutting
Pemeriksaan terhadap hasil pemotongan kertas, dimana kertas akan dikategorikan
broke
jika hasil pemotongan kasar. Penampilan fisik
Merupakan pemeriksaan kebersihan kertas, dimana kertas akan dikategorikan
broke
jika kertas kotor.
Rectangular
Merupakan pemeriksaan terhadap kertas, apakah kertas simetris atau tidak dan kertas akan dikategorikan
broke
jika ketidaksimetrisan telah melebihi standar yang telah ditetapkan.
2.
Bobbin slitter Input bobbin slitter
adalah rol-rol dari mesin
slitter
yang dipotong menjadi gulungan-gulungan
bobbin
dengan ukuran 24-29 mm dan panjang kertas sekitar 5500-6000m. Pemeriksaan dilakukan terhadap
gulungan-gulungan kertas tersebut meliputi:
Cutting
Pemeriksaan terhadap hasil pemotongaan kertas, dimana kertas akan dikategorikan
broke
jika hasil pemotongan kasar.
Universitas Sumatera Utara
14
Penampilan fisik Merupakan pemeriksaan kebersihan kertas, dimana kertas akan
dikategorikan
broke
jika kertas kotor.
Hasil penggulungan Merupakan pemeriksaan terhadap kerapian
boobin
yang dipotong dimana kertas akan dikategorikan
broke
jika hasil gulungan kurang rapi dan dikirim ke bagian
recla mer
. c.
Packaging
Produk akhir yang berupa
ream
atau
bobbin
dibungkus dengan pembungkus diberi labl kemudian dipindahkan ke gudang barang
jadi untuk selanjutna dikirimkan ke konsumen
Universitas Sumatera Utara
15
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Dasar Peramalan
Peramalan merupakan bagian awal dari proses pengambilan suatu keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa
sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan
guess
, namun dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, peramalan menjadi lebih dari sekedar
perkiraan. Peramalan dapat disebut sebagai perkiraan yang ilmiah
educated guess
. Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan juga merupakan langkah awal dari proses
perencanaan dan pengendalian produksi. Rosnani, 2007
3.1.1. Pendefinisian Tujuan Peramalan yang Baik
Tujuan peramalan dilihat dari segi waktu, terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara