Kriteria Pengujian Hipotesa Distribusi F Proses Verifikasi

25 ∑ ∑ d. Eksponensial, dengan fungsi peramalan : Yt = ae bt dimana : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ e. Siklis, dengan fungsi peramalan : dimana : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

3.1.5. Kriteria

Performance Peramalan Ketepatan yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan tinggi, keakuratan hasil peramalan tinggi, begitu pulak sebaliknya. Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan metode Standard Error of Estimate SEE. √ ∑ Universitas Sumatera Utara 26 dimana, k = derajat kebebasan Untuk data konstan, k =1 Untuk data linier, k = 2 Untuk data kuadratis, k = 3 Untuk data siklis, k= 3 Untuk data eksponensial, k =2

3.1.6. Pengujian Hipotesa Distribusi F

Setelah diperoleh kesalahan dari masing-masing metode peramalan, maka akan dilakukan pengujian hipotesis terhadap dua metode yang memiliki error terkecil, guna mendapatkan metode peramalan yang baik untuk digunakan. Pengujian dilakukan dengan tes distribusi F. Jika diasumsikan bahwa metode X adalah metode peramalan yang memiliki besar error yang paling kecil pertama dan metode Y adalah metode peramalan yang memiliki besar error yang paling kecil kedua, maka langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Tentukan pernyataan awal H da pernyataan alternatif H 1 2. Lakukan tes statistik dengan rumus 3. Bandingkan hasil yang diperoleh dari langkah 2 dengan hasil yang diperoleh dari tabel distribusi F dengan tingkat ketelitian yang telah diterapkan.

3.1.7. Proses Verifikasi

Universitas Sumatera Utara 27 Proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh telah representatif terhadap data. Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan Moving Range Chart MRC. Dari peta ini dapat terlihat apakah sebaran berada di dalam batas kontrol ataupun sudah di luar kontrol. Kondisi out of control dapat diperiksa dengan menggunakan empat aturan berikut : 1. Aturan Satu Titik Bila ada sebaran berada di luar UCL dan LCL. Walaupun jika semua titik sebaran berada dalam batas kontrol belum tentu fungsi metode sudah representatif. Untuk itu, penganalisaan perlu dilanjuti dengan membagi MRC menjadi tiga daerah A, B dan C. 2. Aturan Tiga Titik Bila ada 3 buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana dua di antaranya jatuh pada daerah A. 3. Aturan Lima Titik Bila ada 5 titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana dua di antaranya jatuh pada daerah B. 4. Aturan Delapan Titik Bila ada 8 buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, pada daerah C. 3.2 . Supply Chain Rantai Pasok Universitas Sumatera Utara 28 Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama- sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier , pabrik, distributor, took atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. I Nyoman, 2005 Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu upstream ke hilir downstream . Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, dikirim ke distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk perbaikan sistem sehingga SCM ini dapat berkembang secara baik antara lain; 1. Penekanan pada upaya pembangunan dan pemeliharaan dalam rantai, yaitu pembentukan hubungan antar rantai agar lebih spesifik, misalnya pada volume, mutu, distribusi, tergantung kekurangan pada bidang usaha sehingga terbentuk pola yang terpadu dan saling terkait; Universitas Sumatera Utara 29 2. Pengontrolan terhadap persediaan pasokan harus dilakukan sehingga efisien dalam biaya, misalnya dalam hal ini jumlah pasokan disesuaikan dengan jumlah produk yang dapat dijual yang menghasilkan kestabilan persediaan bahan baku dan tidak terjadi penumpukan stok yang berakibat pada peningkatan biaya penyimpanan; 3. Dalam penentuan lokasi dan transportasi dalam rantai jaringan dibuat dengan perhitungan dan memperhatikan dampak terhadap biaya persediaan, dalam hal ini akan berpengaruh pada tingkat kepekaan konsumen, oleh karena itu evaluasi terhadap hal ini sangat perlu dilakukan; Pembentukan sistem informasi antara yang bertugas dalam pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi kepada setiap stakeholder yang dilandasi dengan kepercayaan, dengan ini akan mendukung kinerja dan produktivitas dari masing masing anggota rantai. Contoh dari sebuah rantai pasok dapat dilihat pada Gambar 3.1 dimana contoh ini merupakan contoh pasok dari sebuah perusahaan biskuit kaleng. Beberapa bagian dalam supply chain ini adalah: 1. Penghasil gandum 2. Penghasil tebu 3. Penghasil garam 4. Penghasil aluminium 5. Pabrik tepung terigu 6. Pabrik gula 7. Distributor garam Universitas Sumatera Utara 30 8. Pabrik kaleng 9. Pabrik biskuit 10. Distributor biskuit 11. Supermarket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 11 11 11 Gambar 3.1. Model Konfigurasi Supply Chain Perusahaan Biskuit 3.3. Economic Order Quantity EOQ Keguanaan EOQ adalah untuk menentukan order quantity yang akan meminimumkan jumlah biaya persediaan per waktu. Arman Hakim dkk, 2008 Dalam penggunaanya metode EOQ ini dapat dikombinasikan untuk menentukan planned shipments . SCM adalah satu metode yang dipakai bersama dengan EOQ untuk pengendalian persediaan dan penjadwalan distribusi pada distribution centre . Asumsi –asumsi dasar EOQ adalah : 1. Lead time adalah konstan dan diketahui 2. Preparation cost dan total carrying cost konstan dan diketahui Universitas Sumatera Utara 31 3. Replenishment sesegera mungkin EOQ dapat dirumuskan sebagai berikut : Q optimal = √ Keterangan : D = Jumlah Kebutuhan Barang selama satu periode tahun k = Ordering cost setiap kali pesan h = Holding cost setiap 10 unit selama satu periode 3.4. Safety Stock Stok pengaman digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan relatif terhadap ramalan-ramalan yang dibuat. Ketidakpastian ini paling mungkin terjadi apabila permintaan benar-benar independent pada pusat- pusat distribusi yang secara langsung melayani pelanggan. Tingkat stok pengaman secara keseluruhan dalam sistem distribusi seharusnya menjadi lebih kecil untuk push system daripada pull system . Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian permintaan dan penawaran adalah mengkombinasikan data yang menunjukkan rata-rata permintaan. Hal ini akan menghasilkan ukuran variasi yang lebih besar, namun dapat diterapkan sebagai perhitungan dalam keadaan normal untuk menentukan stok pengaman guna mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan yaitu : Safety Stock = s x Z Dimana: s = Standar deviasi permintaan pada distribution centre Universitas Sumatera Utara 32 Z = faktor pengali pada tingkat pelayanan yang diinginkan.

3.5. Pengertian Distribusi