“kecemasan yang tidak wajar tidak sehat akan memberatkan individu dan menyebabkan kelumpuhan dalam memberikan
keputusan dan melakukan tindakan yang secara khas terdapat pada simptom
– simptom psikofisiologis, seperti misalnya, keluar keringat yang terlalu banyak, kesulitan bernapas, gangguan
– gangguan pada perut misalnya peptic ulcer, dan denyut jantung
sangat cepat ”.
Berdasarkan pemikiran para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa gejala – gejala kecemasan adalah gejala fisiologis yang meliputi nafsu makan berkurang,
pola makan terganggu, gangguan pencernaan, tangan dingin dan berkeringat, detak jantung meningkat, nafas sesak, kepala pusing, pingsan, tidur terganggu,
dan gejala psikologis meliputi merasa khawatir, ketakutan, gelisah, sulit berkonsentrasi, tidak berdaya hilang kepercayaan diri, tidak dapat mengambil
keputusan, mudah marah sensitif, merasa tidak nyaman, merasa tertekan.
2.1.5 Faktor – faktor Kecemasan
Kecemasan pada umumnya timbul karena disebabkan oleh faktor – faktor
tertentu, menurut Freud dalam Atkinson dkk, 1996: 212 ada lima sumber kecemasan yaitu:
1. Frustasi tekanan perasaan Rintangan terhadap aktivitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu. 2. Konflik
Ada dua kebutuhan atau lebih yang berlawanan dan harus dipenuhi dalam waktu yang sama.
3. Ancaman Adanya bahaya yang harus diperhatikan.
4. Harga diri Harga diri adalah suatu penilaian yang dibuat oleh individu tentang dirinya
sendiri dan dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan. Harga diri ini bukan merupakan faktor sejak lahir tetapi merupakan faktor yang dipelajari dan dibentuk
berdasarkan pengalaman yang dimiliki individu. 5. Tekanan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan pada umumnya berasal
dari lingkungan sekitar. Adanya dukungan dari lingkungan membuat kecemasan berkurang.
Faktor - faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan menurut Lazarus, dkk dalam Retnowati, 2002 antara lain:
1. Derajat Ambiguitas Faktor penting yang meninggikan kecemasan saat individu dihadapkan
pada bahaya potensional adalah derajat keambiguannya. 2. Informasi
Informasi dan instruksi seringkali digunakan untuk membedakan antara situasi yang berbahaya atau tidak.
3. Stressor ekternal yang berat Kemunculan stressor yang berat seperti perginya orang
– orang yang dicintai atau kehilangan pekerjaan dapat memunculkan reaksi kecemasan.
4. Ekternal yang berkepanjangan dan kronis Stressor yang berlangsung terus
– menerus dalam jangka waktu lama dapat mempengaruhi usaha coping pada individu sehingga menjadi lemah.
5. Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan terhadap kepribadian individu ditunjukkan fakta,
disamping bisa memuaskan atau menyenangkan individu, lingkungan bisa tidak menyenangkan, dan bahkan mengancam atau membahayakan individu. Apabila
stimulus yang membahayakan itu terus – menerus menghantui atau mengancam
individu maka individu ini akan mengalami kecemasan Ramaiah 2003: 11 menjelaskan faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan pola dasar yang menunjukkan kecemasan, yaitu: 1. Lingkungan
Lingkungan atau tempat tinggal sekitar mempengaruhi cara berfikir tentang diri sendiri dan orang lain, pengalaman seseorang dengan keluarga,
sahabat, rekan sekerja dan merasa tidak aman terhadap lingkungannya. 2. Emosi yang ditekan
Kecemasan dapat terjadi bila tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaan dalam hubungan personal, menekan rasa marah atau frustasi dalam
jangka waktu yang lama sekali. 3. Sebab
– sebab fisik Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan, keturunan dan gangguan emosi dalam keluarga tertentu bukan sebab penting.
Nevid, dkk 2005: 180 mengemukakan faktor – faktor dalam gangguan
kecemasan antara lain: 1. Faktor Kognitif
Faktor kognitif dapat berupa prediksi yang berlebihan terhadap rasa takut, keyakinan yang Self-Defeating atau irasional, sensitivitas berlebihan terhadap
ancaman, sensitivitas kecemasan, salah mengatribusi sinyal – sinyal tubuh, dan
self-efficacy yang rendah. 2. Faktor Biologis
Faktor biologis dapat berupa hereditas, dan keseimbangan biokomia di otak.
Adler dan Rodman dalam Ghufron Rini, 2010: 145 menyatakan terdapat dua faktor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu:
1. Pengalaman negatif masa lalu Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu
mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang, apabila individu tersebut menghadapi situasi atau kejadian yang sama dan juga tidak
menyenangkan, hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan kecemasan.
2. Pikiran yang tidak rasional Para psikolog memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan karena
suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinan tentang kejadian itulah yang menjadi penyebab kecemasan.
Berdasarkan pemikiran para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor dalam kecemasan meliputi derajat ambiguitas, informasi, stressor
eksternal yang berat, eksternal yang berkepanjangan dan kronis, pengaruh lingkungan.
2.2 Empty Nest