Tujuan dan Kegunaan Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Karakteristik Udang Windu

3. Bagaimana merancang sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet secara on-line?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengidentifikasi data dan informasi usaha pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer dan alur informasinya. 2. Mengintegrasikan data dan informasi di PT Hasta Mina Anyer menjadi suatu sistem informasi yang kompleks, akurat, dan up to date. 3. Merancang sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet secara on-line Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2. Sebagai sarana mempelajari,menganalisis, serta memecahkan suatu masalah. 3. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi bagi pengusaha Udang Windu, perusahaan lain, penelitian, serta berbagai pihak yang ingin memanfaatkan informasi tersebut.

1.4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian in dilaksanakan di PT Hasta Mina Anyer, tepatnya di Jalan Raya Anyer - Karang Bolong KM 141, Kampung Kosambi I RT 28 RW 3, Desa Karang Suraga, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu dari minggu ke-4 bulan Oktober 2007 sampai dengan minggu ke-1 bulan November 2007. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Udang Windu

Udang Windu biasa hidup di perairan pantai yang berlumpur atau berpasir. Berasal dari perairan laut antara Afrika Selatan dan Jepang, dan antara Pakistan Barat sampai Australia Bagian Utara. Udang Windu Penaeus monodon dalam bahasa daerah udang ini dinamakan juga sebagai udang pancet, udang bago, udang lotong, liling, udang baratan, udang palaspas, udang tepus, dan udang userwedi. Dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama ”tiger prawn” atau ”jumbo tiger prawn” Suyanto dan Mujiman 2002. Klasifikasi Udang Windu Penaeus monodon menurut Suwignyo 1997 adalah sebagai berikut : Filum : Crustacea Kelas : Malacostraca Subkelas : Decapoda Ordo : Natantia Famili : Peneidae Genus : Penaeus Spesies : Penaeus monodon Secara morfologi tubuh Udang Windu dibedakan atas cephalothorax yang terdiri atas kepala dan dada serta bagian abdomen perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata bertangkai, sepasang antena, sepasang antenula, sepasang mandibula dan sepasang maksila. Pada bagian dada terdapat tiga pasang maksiliped dan lima pasang kaki renang pleopod serta sepasang uropod yang terletak di samping telson Martosudarmo dan Ranoemihardjo 1981. Bagian kepala dan dada tertutup oleh sebuah kelopak kepala atau cangkang kepala yang disebut karapas dan di bagian depan kelopak kepala terdapat rostrum yang memanjang dan bergerigi Suyanto dan Mujiman 2002. Dalam perkembangannya Udang Windu mengalami beberapa kali perubahan stadia. Dimulai dari menetasnya telur menjadi larva melalui stadia neuplius yang terdiri atas 6 substadia zoea dan mysis masing-masing 3 substadia. Telur menetas setelah 10-12 jam, nauplius selama 2 hari, zoea selama 4-5 hari dan stadia mysis selama 3-4 hari. Stadia mysis akan berkembang menjadi post larva dan seterusnya menjadi juvenil serta akhirnya tumbuh menjadi udang dewasa Mochizuki 1978 diacu dalam Meinugraheni 2004 Pergantian kulit merupakan awal pertumbuhan pada Udang Windu. Setelah kulit udang yang mengandung kitin tersebut terlepas maka udang dalam keadaan lemah dan kulit baru belum mengeras. Pada saat itulah udang tumbuh. Peristiwa tersebut dibantu dengan penyerapan air dalam jumlah besar. Proses pergantian kulit moulting ini merupakan indikator dari pertumbuhan Udang Windu. Apabila proses pergantian kulit cepat, maka pertumbuhan akan semakin cepat pula. Selama Udang Windu berganti kulit biasanya tidak nafsu makan, udang tidak banyak bergerak dan mata terlihat pada tangkai mata udang aktif Tricahyo 1995. Udang Windu merupakan hewan noktural yaitu aktif mencari makanan pada malam hari, sedangkan pada siang harinya berada di dasar laut Tseng 1987. Sifat yang umum pada udang adalah sifat kanibal yaitu suatu sifat yang suka memangsa jenisnya sendiri. Sifat ini sering timbul pada udang yang sehat, yang tidak sedang ganti kulit dan kekurangan makanan. Suyanto dan Mujiman 2002. Gambar 1. Bentuk Udang Windu Sumber : Hardianto 2003 Udang Windu hidup normal pada kisaran temperatur air 21-32 o C dengan kisaran temperatur optimal 28 ± 1 o C. Udang Windu mengalami stres pada temperatur 20 o C atau kurang dan 32 o C atau lebih dan akan mengalami kematian pada temperatur 35 o C Wardoyo dan Djokosetiyanto 1988.

2.2. Sistem Agribisnis Usaha Pembenihan Udang Windu