Radiasi Matahari Total Kondisi Meteorologi Hasil Output

26 200 400 600 800 1000 1200 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour T ot a l S ol a r R a di a ti on W m - 2 Mei Juli September Desember 200 400 600 800 1000 1200 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour Tota l S ol a r R a di a ti on W m - 2 Mei Juli September Desember 200 400 600 800 1000 1200 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour Tota l S ol a r R a d ia ti on W m - 2 Mei Juli September Desember 200 400 600 800 1000 1200 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour Tot a l S ol a r R a di a ti on W m - 2 Mei Juli September Desember a b c d Gambar 19. Radiasi Total Matahari; a. Kalbar, b. Kalteng, c. Kalsel, d Kaltim Timur relatif serupa dimana intensitas hujan banyak terjadi di bulan September dan Desember. Profil intensitas hujan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan cukup merata dan tidak didominasi pada satu musim tertentu. Profil intensitas hujan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur yang dipengaruhi oleh pola equatorial memiliki kecenderungan tinggi di bulan Desember. Sedangkan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan pola intensitas hujannya lebih merata. Profil intensitas hujan hasil simulasi tidak dapat dijadikan patokan sebagai penanda musim karena hanya 7 hari dalam satu bulan dihitung intensitas hujannya, namun lebih dimaksudkan untuk memperhitungkan pengaruh intensitas hujan terhadap proses dispersi polutan.

4.3.4 Radiasi Matahari Total

Radiasi matahari total di pulau Kalimantan relatif stabil karena posisinya berada di sekitar garis equator. Kondisi puncak radiasi matahari total terjadi pada siang hari sekitar pukul 11 hingga 2, sedangkan nilai radiasi matahari total pada malam hari bernilai nol karena pada malam hari tidak adanya pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Profil radiasi matahari di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur mencapai puncaknya pada saat musim kemarau dimana kondisi perawanan dan intensitas hujan relatif sedikit. Profil radiasi matahari total di kedua provinsi tersebut mencapai puncaknya di bulan Juli, di Kalimantan Barat rata-rata radiasi matahari total pada bulan Mei mencapai 529,8 Wm -2 , pada bulan Juli mencapai 550,7 Wm -2 , bulan September radiasi matahari totalnya mencapai 564,4 Wm -2 , sedangkan pada bulan Desember mencapai 474,6 Wm -2 . Profil radiasi matahari total di Kalimantan Timur bulan Mei 518,4 Wm -2 , bulan Juli 531,5 Wm -2 , bulan September 438,6 Wm -2 , dan pada bulan Desember 456,1 Wm -2 . Profil radiasi matahari total di Kalimantan Tengah di bulan Mei sebesar 388,2 Wm -2 , bulan Juli 388,7 Wm -2 , bulan September bernilai 482,2 Wm -2 , dan pada bulan 27 a b c d Gambar 20. Kecepatan Angin; a. Kalbar, b. Kalteng, c. Kalsel, d Kaltim 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour W ind S pe e d m s -1 Mei Juli September Desember 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour W ind S pe e d m s -1 Mei Juli September Desember 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour W in d S p eed m s -1 Mei Juli September Desember 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour W ind S pe e d m s -1 Mei Juli September Desember Desember 509,4 Wm -2 . Radiasi matahari total di Kalimantan Selatan pada bulan Mei 449,3 Wm -2 , bulan Juli 332,7 Wm -2 , dan mencapai puncaknya pada bulan September seesar 520,1 Wm -2 , dan di bulan Desember radiasi matahari totalnya sebesar 503,6 Wm -2 . Banyaknya nilai radiasi matahari total yang diterima pada suatu tempat dipengaruhi juga oleh lamanya siang hari. Semakin panjang hari maka penerimaan radiasi matahari total semakin banyak Prawirowardoyo, 1996. Selain itu, penerimaan radiasi matahari total juga dipengaruhi oleh perawanan. Apabila perawanan relatif tinggi dan wilayah penutupan daratannya luas maka akan menurunkan nilai radiasi matahari total. Nilai radiasi matahari total di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan diakibatkan oleh tingginya kelembaban udara. Kelembaban udara yang tinggi dapat memicu pembentukan perawanan yang intensif sehingga ikut mengurangi radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Rendahnya nilai radiasi matahari total bulan Juli di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan diakibatkan tingginya kelembaban udara yang mencapai 79,7 dan 72,8 . 4.3.5 Kecepatan Angin Pergerakan atmosfer dalam bentuk parsel udara yang bergerak atau angin disebabkan oleh ketidakseimbangan radiasi bersih, kelembaban dan momentum di antara lintang rendah dan lintang tinggi di satu pihak dan di antara permukaan bumi dan atmosfer di lain pihak Prawirowardoyo, 1996. Perbedaan penerimaan radiasi matahari akan menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara. Semakin tinggi gradien tekanan maka kecepatan angin akan semakin tinggi. Kondisi angin hasil output TAPM secara umum menunjukkan nilai kecepatan angin yang lebih besar pada siang hari dan pada malam hari kecepatan anginnya lebih rendah. Variasi diurnal ini diakibatkan pada malam hari gradien tekanan di permukaan bumi tidak terlalu besar karena tidak ada radiasi matahari. 28 a b c d Gambar 21. Obukhov Length Scale; a. Kalbar, b. Kalteng, c. Kalsel, d Kaltim -110.00 -100.00 -90.00 -80.00 -70.00 -60.00 -50.00 -40.00 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour O bu k hov L e ngth m Mei Juli September Desember Batas Stabil Batas Tidak Stabil -110.00 -100.00 -90.00 -80.00 -70.00 -60.00 -50.00 -40.00 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour O buk h ov L e ngth m Mei Juli September Desember Batas Stabil Batas 0 Batas Tidak Stabil -110.00 -100.00 -90.00 -80.00 -70.00 -60.00 -50.00 -40.00 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour O b uk h o v Le n g th m Mei Juli September Desember Batas Stabil Batas 0 Batas Tidak Stabil -110.00 -100.00 -90.00 -80.00 -70.00 -60.00 -50.00 -40.00 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 Hour O b uk h o v Le ng th m Mei Juli September Desember Batas Stabil Batas 0 Batas Tidak Stabil Kecepatan angin hasil output TAPM menunjukkan nilai yang relatif serupa di antara keempat provinsi di pulau Kalimantan. Profil kecepatan angin lebih tinggi di musim kemarau pada bulan Juli dan musim peralihan dari musim kering ke musim hujan di bulan September. Kecepatan rata-rata diantara keempat provinsi tersebut berkisar antara 1 hingga 4 m s -1 . Kecepatan angin rata-rata di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan sekitar 2 m s -1 , sedangkan di Kalimantan Timur kecepatan angin rata- ratanya sekitar 1,6 m s -1 . Profil kecepatan angin sangat menentukan dalam proses dispersi polutan karena angin merupakan sarana transportasi polutan. Semakin tinggi kecepatan angin maka dispersi polutan akan semakin luas, sedangkan semakin rendah kecepatan angin maka luas dispersi polutan akan semakin rendah. Semakin luas proses dispersi polutan akan semakin baik karena proses pengenceran oleh udara bersih dapat berjalan dengan baik, sedangkan apabilia luas dispersi polutan semakin kecil maka konsentrasi polutan akan menumpuk pada daerah tersebut sehingga dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi masyarakat.

4.3.6 Stabilitas Atmosfer