24
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour Re
la ti
v e
Hu m
id it
y
Mei Juli
September Desember
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour Re
la ti
v e
Hu m
id it
y
Mei Juli
September Desember
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour R
e la
ti v
e H
u m
idi ty
Mei Juli
September Desember
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour R
e la
ti v
e H
u m
id it
y
Mei Juli
September Desember
a
b
c
d
Gambar 16. Kelembaban Udara; a. Kalbar, b. Kalteng, c. Kalsel, d Kaltim
kelembaban udara relatif lebih tinggi. Suhu udara pada siang hari yang relatif lebih tinggi
menyebabkan kelembaban udara lebih rendah sedangkan pada suhu yang lebih rendah
kelembaban udaranya akan lebih tinggi Prawirowardoyo, 1996. Nilai kelembaban
udara yang tinggi juga dapat memicu tingginya intensitas hujan yang akan terbentuk, karena
kandungan uap airnya yang terkandung lebih banyak.
4.3.3 Intensitas Hujan
Itensitas hujan sangat berpengaruh terhadap kebakaran hutan dan proses dispersi
polutan. Kebakaran hutan yang terjadi akibat timbulnya titik-titik api dapat diredam oleh
hujan sehingga kebakaran tidak meluas. Hujan juga merupakan salah satu proses alam untuk
mengurangi polutan yang terkandung di atmosfer. Hujan dapat melakukan proses
pengenceran atau dilution terhadap gas-gas pencemar yang terkandung atmosfer. Hujan
juga dapat melakukan proses wash out terhadap partikulat-partikulat berbagai ukuran
di atmosfer. Hujan sebagai proses filterisasi dapa mengurangi waktu tinggal berbagai gas
dan partikulat di atmosfer, sehingga proses dispersi polutan hanya berada pada skala
regional atau global.
Pola curah hujan di Indonesia terbagi menjadi tiga pola utama, yaitu pola equatorial,
monsoonal, dan pola lokal yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal daerah
tersebut. Gambar 18 menunjukkan bahwa sebagian besar pulau Kalimantan didominasi
pola equatorial, dan hanya sebagian kecil bagian pulau Kalimantan yang memiliki pola
monsoonal. Provinsi Kalimantan Barat dan provinsi Kalimantan Timur memiliki pola
hujan equatorial sedangkan di sebagian besar provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan memiliki pola hujan monsoonal.
Monsoon diakibatkan efek pemanasan yang berbeda antara benua dan lautan di
Belahan Bumi Utara BBU dan Belahan Bumi Selatan BBS. Distribusi curah hujan pola
monsoonal dipengaruhi oleh sirkulasi angin, pada bulan Desember, Januari dan Februari
bertiup angin monsoon barat laut yang berasal dari BBU dan membawa uap air yang cukup
25 a
b
c
d
Gambar 19. Intensitas Hujan; a. Kalbar, b. Kalteng, c. Kalsel, d Kaltim
0.00 0.50
1.00 1.50
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour R
a in
fa ll
m m
h r
Mei Juli
September Desember
0.00 0.50
1.00 1.50
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour R
a in
fa ll
m m
h r
Mei Juli
September Desember
0.00 0.50
1.00 1.50
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour R
a in
fa ll
m m
hr
Mei Juli
September Desember
0.00 0.50
1.00 1.50
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour R
a in
fa ll
m m
h r
Mei Juli
September Desember
banyak karena jalurnya melalui Laut Cina Selatan sedangkan pada bulan Juni, Juli,
Agustus, bergerak angin monsoon barat daya yang berasal dari daratan australia yang tandus
sehingga uap air yang dikandungnya relatif rendah Prawirowardoyo, 1996.
Intensitas hujan yang terjadi di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan
Gambar 18. Pola Curah Hujan di Indonesia
Sumber : Bakosurtanal 2006
26
200 400
600 800
1000 1200
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour T
ot a
l S
ol a
r R a
di a
ti on
W m
- 2
Mei Juli
September Desember
200 400
600 800
1000 1200
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour Tota
l S ol
a r R
a di
a ti
on W
m -
2
Mei Juli
September Desember
200 400
600 800
1000 1200
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour Tota
l S
ol a
r R a
d ia
ti on W
m -
2
Mei Juli
September Desember
200 400
600 800
1000 1200
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Hour Tot
a l S
ol a
r R
a di
a ti
on W
m -
2
Mei Juli
September Desember
a
b
c
d
Gambar 19. Radiasi Total Matahari; a. Kalbar, b. Kalteng, c. Kalsel, d Kaltim