IV.2 Pembahasan Berikut adalah hasil analisis Rechecker:
Rechecker I 1. Kompas, 3 Januari 2007. AdamAir Belum Ditemukan
Pada bagian penutup sub judul ‘Tergelincir’, Kompas menambahkan informasi lain tentang pesawat dari maskapai penerbangan lain Lion Air, walaupun informasi
ini tidak berhubungan dengan AdamAir namun dengan memberikan fakta penyebab tergelincirnya LionAir adalah karena cuaca buruk, maka Kompas semakin
menguatkan bahwa kondisi cuaca memang sedang buruk sehingga hal ini berakibat pada terganggunya arus transportasi.
2. Kompas, 4 Januari 2007. Upaya Pencarian Belum Berhasil Presiden: Singapura dan AS Silahkan Membantu.
Analisis pembanding sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
3. Kompas, 5 Januari 2007. Radar ELBA Indonesia Dinyatakan Rusak Sebelum Bencana.
Dalam berita ini Kompas juga ingin menunjukkan, dalam mengambil suatu kebijakan tertentu SBY tidak hanya berdasarkan pandangannya secara pribadi namun
selalu berdiskusi, bahkan meminta masukan tentang kebijakan yang akan diambil. Hal ini terlihat dalam berita yang ditulis Kompas seperti berikut;
Presiden meminta masukan terkait dengan rencana pemerintah membentuk Tim Nasional Evaluasi Transportasi setelah berkali-kali terjadi bencana transportasi.
Melalui pemakaian gambar ini Kompas ingin menunjukkan bahwa selain keterbatasan tekhnologi, Indonesia juga kekurangan sumber daya manusia yang
Universitas Sumatera Utara
mampu mengoperasikan alat-alat tersebut sehingga harus meminta bantuan Angkatan Udara Singapura.
Penggunaan foto dalam berita ini menyatu dengan berita, namun secara keseluruhan isi berita tidak menyentuh foto penggunaan foto kurang tepat dengan isi berita.
4. Kompas, 6 Januari 2007. Pencarian Korban Tak Dibatasi Oleh Waktu
Analisis Rechecker sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
5. Kompas, 7 Januari. Pasukan Katak Dikerahkan
Analisis Rechecker sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
6. Kompas, 7 Januari 2007. Tim Investigasi AS Tiba di Makassar
Analisis Rechecker sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
7. Kompas, 8 Januari 2007. Ditemukan, Satu Korban Korban Tewas
Pada paragraf 7 dan 8, Kompas menggunakan keterangan waktu yang dapat membingungkan pembaca:
Keluarga penumpang dipindahkan, sejak Sabtu malam lalu, atas inisiatif PT.Prima Vista, pemilik KM Senopati Nusantara…..
Selanjutnya Kompas menulis kunjungan Wapres JK
Sabtu siang, Wakil Presiden Jususf Kalla dan beberapa menteri kabinet
berkunjung ke Surabaya…………
……Atas berbagai keluhan ini, Wapres memerintahkan PT.Prima Vista memberikan penampungan layak bagi keluarga korban.
Kompas tidak menuliskan kapan tanggal kedua peristiwa itu terjadi Sabtu malam dan Sabtu siang, sehingga pembaca menganggap peristiwa tersebut terjadi
dalam hari yang sama. Akibatnya pembaca mengkonstruksi bahwa kunjungan Wapres terlebih dahulu terjadi baru kemudian PT. Prima Vista bertindak. Kompas
Universitas Sumatera Utara
menempatkan tindakan PT. Prima Vista di awal supaya perusahaan ini mendapat citra yang baik di mata pembaca.
Kompas menggunakan kata inisiatif untuk menyatakan bahwa tindakannya berdasarkan kesadaran sendiri, dan didorong rasa tanggungjawab terhadap keluarga
korban penumpang. Namun ketika pembanding membaca paragraf selanjutnya maka pemikiran yang muncul adalah bahwa tindakan yang diambil PT. Prima Vista
tersebut bukan berdasarkan inisiatifnya namun berdasarkan perintah dari Wapres JK.
8. Kompas, 10 Januari 2007. Titik Logam Belum Pastikan Temuan
Lewat berita ini sepertinya Kompas hanya memperoleh sedikit informasi tentang perkembangan pencarian pesawat AdamAir, namun Kompas memberi isi berita yang
panjang dangan memperkecil kolom dan keseluruhan paragraf hanya terdiri dari satu kalimat per paragraf.
9. Kompas, 14 Januari 2007. Tipis Temukan Korban Hidup
Analisis Rechecker sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
10. Kompas, 18 Januari 2007. Warga Temukan Organ Tubuh.
Pada unsur ‘How’ berisi tentang bagaimana organ tubuh tersebut ditemukan oleh warga bukan spesifikasi dari bentuk tulang, tetapi Kompas tidak memberi informasi
mengenai bagaimana organ itu ditemukan. maka sebaiknya unsur ‘Who’ dikosongkan saja.
11. Kompas, 19 Januari 2007. Timnas EKKT Fokus pada Penerbangan
Analisis Rechecker sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
12. Kompas, 23 Januari 2007. Pencarian Akan Dibatasi
Universitas Sumatera Utara
Analisis Rechecker sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
13. Kompas, 26 Januari. Lokasi Pasti Kotak Hitam AdamAir Ditemukan.
Analisis Rechecker sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
14. Kompas, 28 Februari 2007. Dua Dirjen di Dephub Diganti.
Pemakaian judul berita ini tidak sesuai dengan judul berita. Dari fakta yang disampaikan Kompas, pergantian pejabat di Dephub masih sebatas rencana:
Sejumlah pejabat struktural di lingkungan Departemen Perhubungan
akan diganti dalam waktu dekat ini.
…..adapun untuk posisi Direktur Jenderal Perhubungan Laut saat ini
sudah ada empat calon…
Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, Senin 262, membenarkan
rencana penggantian tersebut.
Pemakaian kata ‘calon’ mengandung makna belum pasti. Ketika pembaca melihat judul berita maka pembaca akan mengira kalau pejabat tersebut sudah diganti,
namun dari informasi selanjutnya diketahui bahwa nama-nama pejabat pengganti sendiri belum pasti. Kompas lebih memilih pemakaian judul ini dari pada pemakaian
judul seperti ‘Dua Dirjen di Dephub akan Diganti’. Pemakaian judul ini dimaksudkan Kompas untuk menarik perhatian pembaca.
15. Kompas, 28 Februari. Presiden Ingatkan Lagi Pengamanan Pelayaran
Analisis pembanding sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
16. Kompas, 1 Maret 2007. Perusahaan Angkutan dikontrol
Dalam berita ini, Kompas hanya menyampaikan informasi seadanya. Hal ini dapat dilihat seperti berikut:
…..Hatta mengatakan, pihaknya akan menerapkan ketentuan yang sangat keras, baik terhadap aparat Dephub maupun operator.
Universitas Sumatera Utara
“khusus terhadap pengecatan badan pesawat yang patah, saya sudah
minta dirjen Perhubungan Udara menerapkan aturan yang berlaku,” ujar Hatta.
Kompas tidak menjelaskan apa seperti apa ‘ketentuan yang sangat keras’ dan ‘aturan yang berlaku’ tersebut, seandainya Kompas menyampaikannya pembaca
dapat menilai pantas atau tidaknya penerapan kebijakan tersebut. Namun di sisi lain, kutipan dan pernyataan Hatta tersebut dapat meyakinkan pembaca bahwa
Menteri Perhubungan serius dan tegas dalam menangani masalah ini,
berdasarkan peraturan yang telah dibuat.
17. Kompas, 8 Maret. Investigasi Untuk Ketahui Penyebab Nonteknis
Analisis pembanding sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
18. Kompas, 9 Maret. Bencana Ubah Agenda
Ketika membaca berita ini, publik akan tahu bahwa tanggungjawb SBY sebagai Presiden sangatlah besar. SBY menjadi begitu sibuk dengan berbagai bencana yang
terjadi, sampai agenda kerjanya begitu cepat. Berita ini menimbulkan simpati pembaca terhadap Presiden.
19. Kompas, 10 Maret 2007. Pilot Pasti Diperiksa
Unsur ‘How’ pada berita ini bukan menjelaskan kondisi pilot, namun lebih kepada proses pemeriksaan yang dilakukan terhadap pilot. Tetapi karena Kompas
tidak menjelaskan bagaimana proses pemeriksaan pilot tersebut, maka dalam berita ini tidak terdapat unsur ‘How’.
20. Kompas, 13 Maret 2007. Musibah Transportasi Dikhawatirkan Gerogoti Pemerintah
Analisis pembanding sama dengan hasil analisis yang dibuat oleh Peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Rechecker II 1. Kompas, 3 Januari 2007. AdamAir Belum Ditemukan
Kompas ingin menekankan bahwa penyebab AdamAir Belum ditemukan karena terhalang cuaca buruk. Hal ini diperkuat dengan lead, dan informasi dari berbagai
sumber Hatta Rajasa, Edy Suyatno. Kompas ingin memperkuat judul yang diangkat dengan memisahkan fakta 5W+1 H.
Unsur Retoris terlihat pada penekanan sebab-sebab AdamAir belum ditemukan pilihan kata ‘pencarian terhalang cuaca buruk’, ‘di tengah cuaca buruk, pilot
menerbangkan pesawat pada ketinggian 1.000-1500..’, Kompas memakai grafis gambar keluarga penumpang yang menangis untuk menunjukkan kesedihan karena
pesawat AdamAir belum ditemukan.
2. Kompas, 4 Januari 2007, Upaya Pencarian Belum Berhasil Presiden: Singapura dan AS Silahkan Membantu.
Kompas ingin menekankan bahwa upaya pencarian yang dilakukan sejak Rabu
pagi hingga sore belum berhasil, dan cuaca buruk kembali sebagai alasan penguat
penghalang proses pencarian. Grafis kronologis hilangnya AdamAir membuktikan
Kompas ingin menekankan usaha yang cukup keras dari tim pencaripemerintah.
Gambar pilot yang melakukan pencarian Pesawat AdamAir, serta pernyataan presiden bahwa Singapura dan AS diijinkan untuk membantu menunjukkan usaha
pencarian yang serius namun belum menunjukkan hasil.
3. Kompas, 5 Januari 2007, Radar ELBA Indonesia Dinyatakan Rusak Sebelum Bencana.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah melalui Hatta Rajasa menyatakan bahwa Radar Elba milik Indonesia tidak rusak sebelum hilangnya pesawat AdamAir. Fakta yang disusun dan dikisahkan
ingin menyatakanmenekankan alasan sulitnya melakukan pencarian posisi hilangnya pesawat.
4. Kompas, 6 Januari 2007. Pencarian Korban Tak Dibatasi Oleh Waktu
Kompas ingin menekankan bahwa, sulitnya menemukan lokasi pesawat menyangkut pernyataan Presiden SBY bahwa pencarian korban tak dibatasi waktu.
Untuk mengisahkan fakta bahwa usaha pencarian pemerintah, Kompas juga mengangkat fakta dikerahkannya berbagai bantuan empat KRI, dua pesawat Boeing
737, satu pesawat SA 330, tiga pesawat Cassa, satu pesawat Skytrack, dan F-50 milik AU Singapura
5. Kompas, 7 Januari. Pasukan Katak Dikerahkan
Kompas ingin mengemasmenekankan bahwa pemerintah juga memberikan perhatian terhadap pencarian penumpang serta bangkai KM. Senopati. Pernyataan
Hatta Rajasa, menegaskan bahwa pemerintah memang harus juga membatasi perhatian pada pencarian pesawat AdamAir. Namun dari berbagai pencarian yang
dilakukan untuk KM.Senopati belum menemukan titik terang.
6. Kompas, 7 Januari 2007. Tim Investigasi AS Tiba di Makassar
Kompas mengangkat bahwa salah satu usaha pemerintah untuk melacak lokasi hilangnya pesawat AdamAir dibuktikan dengan tibanya tim investigasi AS di
Makassar sementara untuk menguatkan upaya pemerintah itu, Kompas juga mengangkat anak judul ‘Pemerintah akan Tanggung Biaya Pencarian Pesawat’.
Melalui pernyataan Wapres JK;
Universitas Sumatera Utara
‘Besok akan kami tambah empat helikopter. Jangan pikirkan biaya pencarian….’
‘Sisir terus, sisir saja …..’
7. Kompas, 8 Januari 2007. Ditemukan, Satu Korban Korban Tewas
Kompas ingin menyusun fakta upaya pencarian KM senopati mulai berhasil
dengan ditemukannya satu korban tewas oleh pesawat Nomad TNI AL yang mengapung dalam jarak 3 mil laut 5,55 kilometer di utara Pulau Kangean.
Selain menjelaskan kondisi diatas, Kompas mengangkat kunjungan Wapres beserta Menteri ke R. S. Angakatan Laut Surabaya untuk menemui sejumlah
penumpang yang selamat untuk mendukung frame inti bahwa pemerintah serius menangani pencarian KM.Senopati.
8. Kompas, 10 Januari 2007. Titik Logam Belum Pastikan Temuan
Kompas ingin mengangkat bahwa pencarian pesawat AdamAir mulai ada hasil, walaupun penemuan titik logam belum bisa dipastikan merupakan bangkai pesawat
AdamAir.
9. Kompas, 14 Januari 2007. Tipis Temukan Korban Hidup
Kompas mengangkat pernyataan wapres JK sebagai judul ‘Tipis Temukan Korban Hidup’ atas musibah terbakarnya KM.Senopati. Kompas mengangkat
pernyataan Wapres sebagai judul utama berkaitan dengan waktu 15 hari sejak musibah terjadi. Hal ini dipertegas dengan data yang detail tentang kondisi pencarian
oleh Panglima Komando Armatim Laksamana Muda Moechlas Sidik dan Kepala Bidang Logistik dan Komando Keamanan Laut Bakor Kamla Djoko Tjahya
Purnomo.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan anak judul ‘PT. Prima Vista Akhirnya Temui Keluarga Korban’, menguatkan frame inti bahwa pemerintah telah melakukan upaya menekan pihak
PT.Prima Vista agar mau menerima keluarga korban yang selama ini tidak diperhatikan. Hal ini dikuatkan karena kunjungan itu dilakukan setelah Wapres JK
mengunjungi keluarga korban.
Di Surabaya, kemarin, manajemen PT.Prima Vista akhirnya
menemui keluarga korban KM Senopati seusai kunjungan Wakil Presiden
Jusuf Kalla di Posko…
10. Kompas, 18 Januari 2007. Warga Temukan Organ Tubuh
Kompas mengaitkan judul ini untuk mengisahkan bahwa perkembangan terbaru dari proses pencarian AdamAir menemukan hal baru yaitu jok kursi dan organ tubuh
oleh warga. Kompas juga mengemas pencarian yang dilakukan oleh tim pencari dan melibatkan semua aparat untuk melakukan penyisiran dengan tak patah semangat.
Penempatan anak judul ‘Ketua MPR: Benahi Regulasi Transportasi’,
dimaksudkan untuk memberi peringatan kepada pemerintah termasuk presiden dan
Menhub agar bertindak lebih tegas dan merupakan kerja keras yang harus dilakukan pemerintah.
11. Kompas, 19 Januari 2007. Timnas EKKT Fokus pada Penerbangan
Kompas mengangkat berita ini untuk menjelaskan bahwa, dari sekian banyak kecelakaan transportasi yang terjadi di Indonesia pemerintah lebih fokus pada
masalah penerbangan dan hal ini terungkap setelah Timnas bertemu dengan Presiden SBY. Statemen yang diutarakan Utaryo Diran Chappy Hakim juga menegaskan
bahwa fokus evaluasi pertama ialah penerbangan. Selain itu Kompas juga sekilas
Universitas Sumatera Utara
mengupas tentang adanya tuntutan dari berbagai kalangan agar Menhub mundur, untuk menjelaskannya Kompas kemudian mengangkat pernyataan Menhub sendiri;
Soal ini mundur kita serahakan kepada Presiden.
12. Kompas, 23 Januari 2007. Pencarian Akan Dibatasi
Kompas mengangkat judul ini berkaitan dengan sudah lewatnya batas waktu normal pencarian pesawat AdamAir. Kompas mengangkat pernyataan JK, karena hal
ini berkaitan dengan kebijakan apa yang dibuat pemerintah akibat masih belum ditemukannya lokasi pesawat dengan pasti sejak hilang 1 Januari 2007 lalu.
Penetapan batas waktu pencarain adalah bentuk kebijakan yang dibuat JK.
13. Kompas, 26 Januari. Lokasi Pasti Kotak Hitam AdamAir Ditemukan.
Lead berita yang menjelaskan bahwa kapal US Naval Ship Mary Sears menemukan posisi kotak hitam pesawat AdamAir ingin menjelaskan hasil yang sudah
dicapai pemerintah dalam upaya pencarian. Grafis peta lokasi penemuan kotak hitam dan pemakaian anak judul ‘Proses
Pengangkatan Akan Dibahas dengan Amerika Serikat’, menunjukkan upaya pemerintah untuk menangani hal ini dengan cepat dan tepat.
Kompas juga menulis pernyataansikap pemerintah melalui SBY tentang
kecelakaan transportasi bahwa setiap pengusaha jasa angkutan transportasi harus
mengutamakan keselamatan dimana kesalahan dan kelalaian dari pelanggaran transportasi harus dituntut tegas. Kompas mengemas bahwa SBY pun melakukan
kebijakan atas kondisi transportasi Indonesia, seperti dikutip Kompas berikut ini;
“Ini jelas memerlukan kerjasama agar kita dapat menjaga keselamatan dan keamanan penumpang transportasi kita,” kata Presiden
Universitas Sumatera Utara
14. Kompas, 28 Februari 2007. Dua Dirjen di Dephub Diganti.
Berkaitan dengan kecelakaan transportasi terjadi Polemik tentang penggantian pejabat struktur. Kebijakan yang dibuat pemerintah ini dibenarkan oleh Menhub Hatta
Rajasa. pergantian 2 Dirjen di Dephub yaitu; Dirjen Perhubungan Udara Dirjen Perhubungan Laut berkaitan dengan salah satu kebijakan pemerintah yang
sebelumnya berkomitmen untuk menindak tegas setiap hal yang menyangkut kecelakaan transportasi di Indonesia.
Kompas juga menulis fakta tentang ditemukannya 8 korban KM.Levina I serta pencarian korban lainnya terutama korban tenggelamnya bangkai kapal KM Levina I
yang menelan korban jiwa wartawan dan anggota tim Puslabfor Mabes Polri
15. Kompas, 28 Februari . Presiden Ingatkan Lagi Pengamanan Pelayaran
Judul yang diangkat Kompas langsung mengenai statemen presiden agar pengelola jasa pelayaran membenahi sarana dan prasarana didalam kapal. Pernyataan
SBY yang kemudian diangkat Kompas menjadi judul menguatkan bahwa terjadinya kecelakaan transportasi di Indonesia besar kemungkinan akibat kelalaian pengelola
jasa transportasi. Hal ini didukung dengan pernyataan SBY yang lain yaitu agar pengelolan jasa memeriksa muatan kendaraan yang masuk, serta penyediaan alat
keselamatan seperti pelampung dan sekoci.
16. Kompas, 1 Maret 2007. Perusahaan Angkutan dikontrol
Kebijakan pemerintah melalui Wapres JK yang diangkat Kompas sebagai judul kembali menyatakan bahwa Kompas mendukung kebijakan pemerintah SBYJK
bahwa untuk mengatasi masalah transportasi adalah dengan melakukan kontrol terhadap perusahaan angkutan. Sedangkan terhadap masalah perkeretaapian
Universitas Sumatera Utara
pemerintah akan mengkaji operasionalisasi PT.KAI. Dalam rangka peningkatan keselamatan dan kemanan KAI mendapat suntikan modal sebesar Rp. 1,3 triliun-1,4
triliun untuk peningkatan sarana dan prasarana perkeretaapian. Hal ini didukung dengan grafis berupa gambar Wapres JK yang sedang melihat rel KA di Jawa
Tengah.
17. Kompas, 8 Maret. Investigasi Untuk Ketahui Penyebab Nonteknis
Berkaitan dengan kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Yogja, Kompas mengangkat judul yang merupakan instruksi presiden bahwa MenkoPolhumkam
harus melakukan investigasi terhadap hal-hal nontekhnis hal-hal diluar penerbangan dan fakta-fakta lain. Judul yang dikemas Kompas menekankan bahwa Kompas
menyetujui bahwa penyebab kecelakaan Garuda adalah masalah nontenis dan bukan berasal dari dalam tubuh Garuda teknis, mengingat Garuda merupakan maskapai
penerbangan milik pemerintah.
18. Kompas, 9 Maret. Bencana Ubah Agenda…
Kompas memuat pembatalan kegiatan Presiden ke Simalungun Sumut dan Sumbar, akibat adanya kecelakaan pesawat Garuda. Presiden akhirnya tetap berada di
Jakarta. Kompas memuat fakta ini untuk menunjukkkan bahwa SBY sangat serius
dalam menangani setiap masalah transportasi yang terjadi belakangan ini.
19. Kompas, 10 Maret 2007. Pilot Pasti Diperiksa
Kebijakan untuk memeriksa Pilot Garuda oleh KNKT bertujuan untuk mengetahui dengan pasti penyebab kecelakaan pesawat Garuda, karena menurut GM
PT.Angkasa Pura I Adisucipto Bambang Sugito bahwa semua fasilitas penerbangan, landasan pacu pada saat musibah dalam keadaan baik dan laik pakai. Kompas
Universitas Sumatera Utara
mengangkat judul ini karena dari data dan fakta yang ada bahwa musibah Garuda mengarah pada Human Error, hal ini diperkuat dengan alasan bahwa semua faktor-
faktor teknik berjalan degan baik. Kompas mengangkat pernyataan Wapres JK yang mengaku malu dengan
banyaknya frekuensi kecelakaan pesawat, mengindikasikan bahwa kita harusnya tidak lagi mengalami kecelakaan transportasi. Malu dalam arti semua pihak termasuk
pemerintah harus mengevaluasi diri.
20. Kompas, 13 Maret 2007. Musibah Transportasi Dikhawatirkan Gerogoti Pemerintah
Kompas mengangkat langsung kekhawatiran SBY tentang berbagai musibah transportasi di Indonesia akan menggerogoti pemerintah sebagai judul. Penempatan
harapan presiden agar kepercayaan publik terhadap transportasi harus dibangun,
menunjukkan dukungan Kompas terhadap SBY.
Grafis berupa gambar bangkai Garuda menggambarkan kekhawatiran SBY terhadap kredibilitas pemerintah Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis dua orang Rechecker tersebut,maka secara keseluruhan hasil analisis Rechecker hampir sama dengan peneliti. Dua orang Rechecker memiliki
pemaknaan yang sama dengan peneliti terhadap pemberitaan SBYJK yang dikonstruksi oleh Kompas. Adapun hasil kesmpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Kompas sangat menjaga citra SBY dan JK. Hal ini terlihat dari cara Kompas yang
senantiasa memberitakan kebijakan-kebijakan SBYJK tentang transportasi, kegiatan Presiden dan Wapres, dan kunjungan mereka terhadap korban. Kompas banyak
Universitas Sumatera Utara
mengutip statement SBYJK bahkan menjadikan statemen tersebut sebagai judul berita. Dengan demikian Kompas mendukung setiap pernyataan dari
PresidenWapres, Kompas tidak banyak mengkritisi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh SBYdan JK.
2. Cara Kompas menyampaikan upaya-upaya pencarian, menunjukkan bahwa
pemerintah SBYJK telah bekerja dan berupaya maksimal dalam mencari dan menangani kecelakaan transportasi yang terjadi.
3. Sumber-sumber informasi didominasi oleh pihak pemerintah, Kompas tidak banyak
memberi porsi pemberitaan dari pihak korban dan keluarga apalagi dari pihak oposisi. 4.
Kompas sangat kaya akan data dan fakta, namun lebih jauh Kompas tidak terlalu menjelaskan fakta yang disampaikan. Publik diberi kebebasan untuk memilih dan
menilai sendiri fakta dan data yang telah disajikan Kompas.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan