32 perumahan. Pada umumnya kondisi perumahannya sudah baik dengan penyediaan
utilitas yang lengkap, beberapa tahun ini pembangunan perumahan terlihat berlangsung pesat, baik yang dilakukan pemerintah maupun pihak swasta.
II. 4.3.1 Permasalahan Perumahan Tertata Di Indonesia
Permasalahan rumah tertata di Indonesia dapat dilihat dari kondisi perumahan baik dikota maupun di desa masih banyakyang Belem memenuhi
persyaratan baik teknis maupun kesehatan. Hal ini disebabkan karena tingkat pendapatan, pengetahuan dan pendidikan dari sebagian besar masyarakat
Indonesia yang relatif masih rendah. Akibatnya daya tangkap dan pengertiannya terhadap fungsi rumah dan lingkungan masih kurang.
Pada dasarnya pembangunan perumahan menyangkut berbagai bidang sidang lintas sektor antara lain kependudukan, teknologi, pembiayaan, pertanahan,
kelembagaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program pembangunan di lapangan dapat saja ditemukan aspek lain, titik berat kepentingan
yang berada sehingga kadang-kadang menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannsya. Dalam kaitan itu ada beberapa permasalahan yang sering
dijumpai dalam bidang perumahan, antara lain :
1. Pertumbuhan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih sangat tinggi, merupakan masalah pokok dalam pembangunan perumahan. Masalah ini mengakibatkan
kebutuhan akan rumah selalu meningkat. Disamping masalah pertambahan penduduk, juga ditentukan pada masalah
kualitas rumah dan lingkungan yang tidak memadai dan memerlukan
Universitas Sumatera Utara
33 perbaikan. Dalam hal ini perlu pula diperhatikan masalah pendapatan sebagian
besar masyarakat yang masih belum memadai atau masih berada dibawah standard yang berlaku.
2. Pengembangan teknologi
Pengembangan teknologi, industri konstruksi dan bahan bangunan belum sepenuhnya menunjang pembangunan secara besar-besaran. Industri bahan
bangunan lokal belum berkembang dengan baik, sehingga belum dapat menyediakan bahan bangunan lokal yang murah, tepat waktu cepat dalam
jumlah besar dengan standard mutu yang bisa dipertanggungjawabkan.
3. Pembiayaan
Kemampuan pemerintah dalam penyediaan dana untuk pembangunan perumahan yang sangat terbatas, apabila pada situasi sekarang maka perlu
adanya sistem pembiayaan yang menyeluruh dan terpadu untuk mendorong terhimpunnya modal dari masyarakat bagi pembiayaan pembangunan
perumahan dan pemukiman.
4. Pengadaan tanah
Pengadaan tanah untuk pembangunan perumahan sederhana di kota-kota khususnya kota besar merupakan suatu masalah pelik. Tanah yang luas dan
tepat lokasi serta tepat topografinya sudah langka, kalaupun ada harganya sudah cukup tinggi sehingga sudah tidak layak lagi untuk perumahan
sederhana. Di samping itu, prosedur pembebasan tanah dirasakan memakan waktu yang lama dan rangkaian proses terlalu panjang. Adanya campur tangan
para sekulan tanah yang dirasa sangat menghambat menambah rumitnya permasalahan proses pembebasan tanah.
Universitas Sumatera Utara
34
5. Landasan hukum
Peraturan perundang-undangan khususnya masalah pertanahan yang sampai sekarang masih menjadi polemik di beberapa daerah. Menurut undang-undang
No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, pertanahan menjadi urusan daerah tetapi tenaga keluarnya KEPRES No. 10 Tahun 2001 tentang
Pelaksanaan Otonomi Daerah di Bidang Pertanahan, masalah pertanahan ditangani kembali oleh Pemerintah Pusat. Untuk itu, ada beberapa daerah
menjadi bingung dalam menentukan kebijaksanaan untuk masalah ini.
6. Kelembagaan