Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata 1. Faktor Manusia

menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban kerja, mempercepat kelelahan, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan menurunkan produktivitas kerja dari masing-masing karyawan. 3.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata 3.3.2.1. Faktor Manusia Seseorang dengan bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur- angsur kehilangan elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan ketika mengerjakan sesuatu pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh.

3.3.2.2. Faktor Lingkungan Kerja

7 a. Faktor di dalam lingkungan kerja yaitu faktor penerangan. Luminansi adalah banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh permukaan objek. Jumlah sumber cahaya yang tersedia juga mempengaruhi kepekaan mata terhadap warna tertentu. Tingkat luminansi juga akan mempengaruhi kemampuan mata melihat objek gambar dan pada usia tua diperlukan intensitas penerangan lebih besar untuk melihat objek gambar. Semakin besar luminansi dari sebuah objek, rincian objek yang dapat dilihat oleh mata juga akan semakin bertambah. 7 Suma’mur PK, Perlindungan Terhadap Cedera Mata, Jakarta: FKUI, 1998, hlm.95-96 Universitas Sumatera Utara b. Faktor Warna, digunakan untuk penciptaan kontras, sehingga kontras warna tidak berlebihan dalam tangkapan mata, serta menciptakan lingkungan kerja yang berpengaruh pada psikologi pekerja. Semakin kecil kontras warna maka akan menciptakan kondisi kerja yang nyaman, sebaiknya kontras warna yang besar akan mempercepat timbulnya kelelahan. Dengan penggunaan warna kerapian dan keteraturan pada lingkungan kerja dapat tercapai dan meningkatkan pencahayaan di tempat kerja. Seseorang dapat bekerja secara efisien dan produktif apabila memiliki keadaan lingkungan kerja yang nyaman sehingga dapat bekerja secara optimal. Tabel 3.3. Efek Psikologis Warna Efek No Warna Jarak Suhu Pisikis 1 Biru Jauh Sejuk Menyejukkan 2 Hijau Jauh Sangat Sejuk Menyegarkan 3 Merah Dekat Hangat Sangat mengganggu 4 Orange Sangat Dekat Sangat hangat Merangsang 5 Kuning Dekat Sangat hangat Merangsang 6 Sawo matang Sangat dekat Netral Merangsang 7 Ungu Sangat dekat Sejuk Agresif Sumber : Suma’mur PK 1998:96

3.3.2.3. Faktor Pekerjaan

a. Faktor Lama Waktu Kerja, shift kerja ternyata berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja terutama shift kerja siang dan malam. Shift kerja ini nyata lebih menimbulkan kelelahan dibandingkan dengan shift pagi, karena menyebabkan gangguan circadian rhythmgangguan tidur. b. Beban Kerja yang ditunjukkan dengan shift, merupakan pekerjaan yang dibebankan kepada seseorang baik secara fisik maupun mental. Secara umum Universitas Sumatera Utara beban kerja dibedakan menjadi dua kelompok yaitu External Load stressor adalah beban kerja yang berasal dari pekerjaan yang sedang dilakukan. External Load meliputi pekerjaan, organisasi dan lingkungan. Dan Internal Load strain adalah reaksi tubuh seseorang terhadap suatu external load yang diberikan kepada orang tersebut. Menurut Josling1998 dalam artikelnya yang berjudul Shift work and health menyebutkan hasil penelitiannya dilakukan oleh The Circadian Learning Centre di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa para pekerja shift, terutama yang bekerja dimalam hari dapat terkena beberapa permasalahan kesehatan. Permasalahan kesehatan ini antara lain: gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan pencernaan. Pada tanggal 26 juni 1990 dibahas mengenai standar internasional bagi pekerja malam. Standar yang dimaksud adalah The Night Work Convention and Recommendation yang membahas mengenai kesehatan dan keselamatan, transfer kerja, perlindungan bagi kaum wanita, kompensasi dan pelayanan sosial. Tabel 3.4. Standar Internasional bagi Pekerja Malam No Bidang Ukuran 1 Jam kerja normal Tidak lebih dari 8 jam per hari 2 Overtime Tidak ada shift kerja yang berurutan 3 Jam kerja istirahat Istirahat untuk makan 4 Ibucalon ibu Penugasan disiang hari sebelumsesudah kehamilan 5 Waktu istirahat Sekurang-kurangnya 11 jam antar shift 6 Pelayanan sosial Biaya dan perbaikan keselamatan 7 Situasi khusus Toleransi pada pekerja yang lamban dan tua 8 Pelatihan Mendapatkan kesempatan pelatihan Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4. Standar Internasional bagi Pekerja Malam Lanjutan No Bidang Ukuran 9 Transfer Pemikiran khusus untuk ditugaskan siang pagi hari setelah bertahun- tahun bekerja pada malam hari 10 Pensiun Pemikiran khusus bagi pekerja yang pensium sebelum waktunya Sumber: Granjean,1986 Shift kerja juga dapat dirancang dengan pembuatan jadwal shift kerja dengan mengikuti rekomendasi perputaran pola shift kerja. Pola perputaran shift kerja ada dua yaitu pola 2-2-2 metropolitan pola dan 2-2-3Continental pola. Pola perputaran shift kerja 2-2-2 berarti setiap karyawan memiliki duarasi kerja dan memiliki waktu istirahat kerja yang sama. Pola perputaran shift kerja 2-2-3 berarti setiap karyawan tidak memiliki waktu kerja yang sama dan memiliki waktu istirahat kerja yang berbeda.

3.4. Desain Eksperimen Faktorial