Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerja mendukung. Kondisi kualitas lingkungan yang baik akan memberikan rasa nyaman dan sehat yang mendukung kinerja dan produktivitas manusia. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja akan dapat mempengaruhi produktivitas dan dapat terlihat akibatnya dalam jangka waktu tertentu Sutalaksana, 1979. Tenaga Kerja harus dapat dibina dan diarahkan menjadi sumber daya yang penting. Oleh karena itu perlu diketahui dan dilakukan usaha-usaha pengendalian dan pemantauan lingkungan kerja agar tidak membawa dampak atau akibat buruk kepada tenaga kerja yang berupa penyakit gangguan kesehatan ataupun penurunan kemampuan atau produktivitas kerja. Salah satu faktor permasalahan yang menganggu kenyamanan kerja tenaga kerja ialah permasalahan mengenai peneranganpencahayaan yang kurang atau pencahayaan yang berlebih. Faktor penerangan adalah faktor lingkungan kerja yang termasuk kelompok faktor resiko, apabila intensitas pencahayaan tidak memadai maka dapat menyebabkan produktivitas tenaga kerja menurun. Pencahayaan berpengaruh terhadap kesehatan mata dan secara tidak langsung mempengaruhi tingkat konsentrasi terhadap pekerjaan. Kondisi pencahayaan tempat kerja yang kurang baik umumnya menyebabkan tenaga kerja berupaya untuk dapat melihat Universitas Sumatera Utara pekerjaan dengan sebaik-baiknya dengan cara berakomodasi secara terus menerus, sehingga dapat terjadi ketegangan mata eye strain dan terjadi ketegangan otot dan saraf sehingga menimbulkan kelelahan mata, otot saraf dan kelelahan mental, sakit kepala, konsentrasi dan kecepatan berpikir menurun, demikian juga kemampuan intelektualnya juga mengalami penurunan. Pekerjaan yang dilakukan cenderung sama dan berulang biasanya mengalami kejenuhan dan dalam jangka waktu tertentu mengakibatkan keluhan. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja penyortiran adalah: 1. kelelahan yang berasal dari mata 2. Pandangan menjadi kabur 3. Merasa capek di sertai pening bagian kepala Keluhan ini dapat menyebabkan menurunnya konsentrasi dan produktivitas kerja dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam bekerja. CV. Mitra Lestari Plastik merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi kemasan plastik. CV. Mitra Lestari Plastik memproduksi empat jenis kemasan plastik yaitu; kemasan jenis SW Shrink Wrap, SIR Standar Indonesia Rubber, Interlayer dan kemasan jenis label. Pada penelitian ini yang akan diamati adalah kemasan plastik jenis SIR. Menurut hasil wawancara dengan kepala bagian produksi untuk keempat jenis kemasan plastik, ternyata kemasan plastik jenis SIR yang memiliki persentase kesalahan penyortiran terbesar dengan persentase 40. Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan pada bagian penyortiran, terlihat bahwa aktivitasnya meliputi: penyortiran kemasan plastik, menghitung lembaran plastik, melipat lembaran plastik, menimbang berat dari kemasan Universitas Sumatera Utara plastik, membungkus kemasan plastik dengan kertas pembungkus dan mengikatnya dengan menggunakan tali. Dari keenam kegiatan tersebut, kegiatan penyortiran dan penghitungan kemasan plastik merupakan kegiatan yang sering menimbulkan kesalahan. Distribusi pencahayaan yang tidak baik pada bagian penyortiran dapat menimbulkan ketidaknyamanan . Tingkat pencahayaan yang rendah dapat menyebabkan tenaga kerja sulit untuk melakukan penyortiran. Oleh karena itu untuk dapat memenuhi kebutuhan penerangan, CV. Mitra Lestari Plastik menggunakan penerangan buatan lampu yang dapat diatur intensitas peneranganya. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 tahun 2002, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, untuk jenis kegiatan pekerjaan rutin seperti: pekerjaan kasar dan terus-menerus tingkat pencahayaan minimalnya adalah sebesar 200 Lux. Hasil pengukuran menunjukkan, intensitas penerangan pada bagian penyortiran plastik kurang mencukupi dari standar yang ada yaitu hanya sebesar 150 Lux, sehingga kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan mata pada tenaga kerja bagian penyortiran. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Sterk 2005 memberikan hasil bahwa 83 karyawan sangat mengharapkan adanya intensitas penerangan yang tepat, area kerja yang sesuai serta temperatur udara yang nyaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian yang dilakukan Riski Cahya Aryanti, 2006 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penerangan dengan kelelahan mata dimana intensitas cahaya yang kurang menyebabkan mata Universitas Sumatera Utara berakomodasi maksimum. Berdasarkan beberapa kondisi di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang analisis tingkat intensitas penerangan pada bagian penyortiran plastik di CV. Mitra Lestari Plastik.

1.2. Rumusan Masalah