Sistem Pendekatan Aplikasi Penerangan di Tempat Kerja

Tabel 3.1. Intensitas Cahaya di Ruang Kerja Lanjutan Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan Minimal lux Keterangan Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pekerjaan sangat halus 1500 tidak menimbulkan bayangan Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin, dan perakitan yang sangat halus Pekerjaan terinci 3000 tidak menimbulkan bayangan Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus dan perakitan halus Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 405MenkesSKXI2002

3.1.5. Sistem Pendekatan Aplikasi Penerangan di Tempat Kerja

Dalam mempertimbangkan aplikasi penerangan di tempat kerja, secara umum dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu: 1. Desain tempat kerja untuk menghindari masalah penerangan Kebutuhan intensitas penerangan bagi pekerja harus selalu dipertimbangkan pada waktu mendesain bangunan, pemasangan mesin-mesin, alat dan sarana kerja. Desain instalasi penerangan harus mampu mengontrol cahaya kesilauan pantulan dan bayangan serta untuk tujuan kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Identifikasi dan penilaian masalah dan kesulitan penerangan Agar masalah penerangan yang muncul dapat ditangani dengan baik, faktor- faktor yang harus dipertimbangkan adalah; sumber penerangan, pekerja dalam melakukan pekerjaan, jenis pekerjaan yang dilakukan dan lingkungan kerja secara keseluruhan. Selanjutnya teknik dan metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai masalah penerangan di tempat kerja Universitas Sumatera Utara meliputi: a. Situasi atau wawancara dengan pekerja di tempat kerja b. Mempelajari laporan kecelakaan kerja sebagai bahan investigasi c. Mengukur intensitas penerangan, kesilauan, pantulan dan bayang-bayang yang ada di tempat kerja. d. Mempertimbangkan faktor lain seperti: sikap kerja, lama kerja, warna dan umur pekerja. 3. Pengembangan dan evaluasi pengendalian resiko akibat penerangan. Setelah penerangan dan pengaruhnya telah diidentifikasi dan dinilai, langkah selanjutnya adalah mengendalikan resiko yang potensial menyebabkan gangguan kerja. Sebagai tambahan pertimbangan dalam upaya mengatasi masalah penerangan di tempat kerja, Sanders McCormick 1987 dan Granjean 1993 memberikan pedoman untuk desain sistem penerangan yang tepat di tempat kerja. Tabel 3.2. Reflektan sebagai Persentase Cahaya Bahan Warna Reflektan 1. Putih 100 2. Aluminium, Kertas Putih 80-85 3. Warna gading, Kuning lemon, kuning dalam, hijau muda, biru pastel, pink pale , krim 60-65 4. Hijau lime, abu-abu pale, pink, orange dalam, bluegrey 30-35 5. Biru langit, kayu pale 40-45 6. Pale oakwood, semen kering 30-35 7. Merah dalam, hijau rumput, kayu, hijau daun, coklat 20-25 8. Biru gelap, merah purple, coklat tua 10-15 9. Hitam 0 Sumber: Pulat,1992. Furdamental of Industrial Ergonomics Universitas Sumatera Utara Berikut ini merupakan gambar arah cahaya pada pencahayaan langsung dan pencahayaan tidak langsung ditunjukkan oleh Gambar 3.2. Gambar 3.2 Arah Cahaya

3.1.6. Perhitungan Jumlah Lampu