3. Lebar ruang L = 8 meter
4. Tinggi ruang kerja Hc = 4 meter
5. UFx LLF = 0,5 Penertapan dilakukan karena nilai UF tidak diketahui,
diambil untuk mempermudah perhitungan.
Maka kebutuhan iluminasi untuk ruang penyortiran adalah sebesar 32.000 lumen. Untuk luas disekitar meja penyortiran ditetapkan dengan lebar 1,25 m dan
panjang 5,2 m adalah 6,5 m
2
. Sedangkan kekurangan iluminasinya adalah sebesar 50 lux. Perhitungan kebutuhan iluminasi untuk daerah disekitar meja penyortiran
adalah:
Maka kebutuhan iluminasi daerah disekitar meja penyortiran adalah sebesar 650 lumen.
6.1.2. Analisis Rotasi Kerja
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil eksperimen yang dilakukan pada masing-masing rotasi kerja maka dapat dianalisis :
a. Shift Pertama
Persentase kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi pada shift pertama pada kondisi 150 lux dan 250 lux dengan rotasi kerja 20 menit adalah
sebesar 39,450 dan 13,333 . Untuk kondisi 150 lux dan 250 lux pada rotasi kerja 30 menit adalah sebesar 36,842 dan 16,129. Hal ini berarti terdapat
hubungan antara intensitas penerangan dengan rotasi kerja, dimana pada rotasi 20 dan 30 menit terjadi perubahan persentase. Pada shift pertama persentase terkecil
jumlah kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi terdapat pada 250 lux dengan rotasi kerja 20 menit.
b. Shift kedua
Untuk shift kedua persentase kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi pada kondisi 150 lux dan 250 lux dengan rotasi kerja 20 menit adalah
sebesar 41,667 dan 16,949. Untuk kondisi 150 lux dan 250 lux pada rotasi kerja 30 menit adalah sebesar 37,302 dan 12,963. Hal ini berarti terdapat
hubungan antara intensitas penerangan dengan rotasi kerja, dimana pada rotasi 20 dan 30 menit terjadi perubahan persentase. Pada shift kedua persentase terkecil
jumlah kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi terdapat pada 250 lux dengan rotasi kerja 30 menit.
c. Shift ketiga
Persentase kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi pada shift ketiga pada kondisi 150 lux dan 250 lux dengan rotasi kerja 20 menit adalah
Universitas Sumatera Utara
sebesar 39,286 dan 13,043. Pada kondisi 150 lux dan kondisi 250 lux pada rotasi kerja 30 menit adalah sebesar 35,156 dan 13,462. Hal ini berarti
terdapat hubungan antara intensitas penerangan dengan rotasi kerja, dimana pada rotasi 20 dan 30 menit terjadi perubahan persentase. Pada shift ketiga persentase
terkecil jumlah kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi terdapat pada 250 lux dengan rotasi kerja 20 menit
Pada interval waktu rotasi kerja 20 menit berarti operator penyortiran memeriksa kemasan plastik selama 40 menit dan istirahat selama 20 menit. Untuk
rotasi kerja 30 menit, setiap operator penyortiran memeriksa kemasan plastik yang tidak memenuhi kualifikasi selama 60 menit dan istirahat selama 30 menit.
Berdasarkan percobaan untuk masing-masing rotasi kerja pada setiap shift kerja untuk ketiga operator, persentase terkecil jumlah kemasan plastik yang tidak
memenuhi kualifikasi terdapat pada 250 lux dengan rotasi kerja 20 menit.
6.1.3. Analisis Shift kerja