Penerangan Standar Penerangan di Tempat Kerja

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Teori 3.1.1. Pencahayaan 1 Pencahayaan adalah faktor yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan produktivitas pekerja. Efisiensi kerja seorang operator ditentukan pada ketepatan dan kecermatan melihat saat bekerja, sehingga dapat meningkatkan efektifitas kerja, serta keamanan kerja yang lebih besar. Pencahayaan iluminasi adalah banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu permukaan. Pencahayaan adalah segala hal yang berhubungan dengan cahaya dalam kaitannya dengan fungsi penglihatan dalam pekerjaan, meliputi kualitas dan kuantitasnya. Pencahayaan secara umum dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan langsung dimana pencahayaan dengan mengarahkan sinar langsung ke bidang objek, dan pencahayaan tidak langsung yaitu pencahayaan yang memantulkan sinar terlebih dahulu sehingga tidak menimbulkan kesilauan.

3.1.2. Penerangan

Sumber penerangan dibagi menjadi tiga, pertama penerangan alami yaitu penerangan yang berasal dari cahaya matahari sebagai sumber cahaya. Kebaikan 1 J. Padmuji, Interior Lighting, Penerbit: Binus, 2007, hlm.5-8 Universitas Sumatera Utara dari penggunaan cahaya alami, sering disebut juga sebagai cahaya siang daylight adalah memiliki kemampuan membantu membedakan warna-warna pada permukaan. Kedua, penerangan buatan Artificial Light yaitu penerangan yang dapat di atur sesuai kebutuhan, sesuai dengan kegunaan kegiatan, sesuai dengan fungsi ruang. Salah satu sumber pencahayaan buatan dapat berasal dari lampu. Ketiga, penerangan alami dan buatan yaitu penggabungan antara penerangan alami dari sinar matahari dengan lampupenerangan buatan. Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik, akan diperlukan apabila mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian penglihatan. Menurut Granjean 1993 penerangan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama bekerja. Pengaruh dari penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan dampak yaitu: 1. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja. 2. Kelelehan mental. 3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata. 4. Kerusakan indra mata. Selanjutnya pengaruh kelelahan mata tersebut akan bermuara kepada penurunan performansi kerja, sebagai berikut: 1. Kehilangan Produktivitas 2. Kualitas Kerja rendah Universitas Sumatera Utara 3. Banyak terjadi kesalahan 4. Kecelakaan kerja meningkat

3.1.3. Ciri – ciri Penerangan yang baik

2 Penerangan akan mempengaruhi seorang pekerja untuk dapat melihat dengan baik. Untuk dapat melihat dengan baik maka dibutuhkan suatu penerangan yang baik pula. Ciri-ciri penerangan yang baik tersebut adalah: 1. Sinarcahaya yang cukup. Sinar cahaya yang cukup akan mempengaruhi dan menentukan kemampuan melihat secara tepat. Selain cahaya yang cukup, variabel untuk dapat melihat secara tepat adalah ukuran objek yang dilihat, jarak mata ke objek, kecepatan objek dan lamanya waktu penerangan. Untuk dapat melihat barang-barang objek yang kecil diperlukan tambahan penerangan yang cukup dan waktu yang agak lama. Peranan waktu yang dibutuhkan dalam melihat ini akan bertambah penting bila objek yang dilihat dalam keadaan bergerak. 2. Sinarcahaya yang menyilaukanglare. Cahaya yang menyilaukan terjadi apabila pantulan cahaya yang berlebihan mengenai mata, sehingga menyebabkan rasa ketidaknyamanan, gangguan kelelahan mata dan penglihatan. Pantulan cahaya ini berasal dari permukaan benda yang mengkilap yang dapat dilihat oleh penglihatan, seperti: langit- langit, dinding, meja kerja dan mesin. Adapun sumber-sumber glare lainnya berasal dari: 2 E. Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Penerbit:Guna Widya, 2004, hlm.229- 232 Universitas Sumatera Utara a. Lampu yang dipasang terlalu rendah tanpa pelindung. b. Jendela atau ventilasi cahaya yang langsung berhadapan dengan mata. c. Cahaya dengan terang yang berlebihan. d. Pantulan dari permukaan terang. Ada dua kategori cahaya yang menyilaukan glare:

1. Discomfort glare yaitu cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak begitu

mengganggu kegiatan visual. Efeknya: Sakit kepala dan dapat meningkatkan kelelahan.

2. Disability glare yaitu cahaya yang sangat mengganggu karena mata langsung

menerima silau cahaya yang dipancarkan. Contoh: menatap matahari. Efeknya dapat merusak mata, bahkan mungkin dapat mengakibatkan kebutaan. Dilihat dari objeknya glare digolongkan kedalam dua macam: direct dan indirect glare zone. Objek yang dilihat harus terbebas dari cahaya yang menyilaukan. Cahaya yang menyilaukan dapat langsung datang dari sumber cahaya direct-glare zone ataupun dari pemantulanpengembalian cahaya indirect-glare zone. Benda yang mengkilap, licin, halus dan berkilau akan mengganggu pekerja saat melihat objek. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan menempatkan kembali suatu pekerjaan dan sumber-sumber penerangan, untuk mengurangi cahaya pantulan yang menuju pada objek yang sedang dikerjakan. Standard Australia AS 1680 memberikan tingkat-tingkat maksimum luminansi untuk berbagai sudut yang berbeda dari garis vertikal yang rapat dibawah the luminance. Biasanya tingkat luminance dibatasi dalam daerah 45 - 90 . Permukaan kerja yang mengkilap dan lantai yang mengkilap juga perlu menghindari adanya glare silau. Universitas Sumatera Utara Untuk menghindari glare dapat dipasang penyerap cahaya atau warna yang dapat menyerap cahaya, memasang pelindung pada sumber cahaya dan menghindari atau menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan. 3. Kontras yang tepat. Untuk dapat melihat objek dengan jelas maka perlu kekontrasan. Kontras yang kurang berakibat kesulitan untuk melihat benda tersebut, kontras yang berlebihan pun akan mengakibatkan kesalahan dan kesulitan untuk melihat objek. Background yang kacau sebaiknya dihindari. Untuk meningkatkan kekontrasan dapat dilakukan dengan menambah tingkat terangnya cahaya yang dibutuhkan dan juga pemilihan warna yang tepat. Peningkatan kontras mungkin salah satu cara yang lebih efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan daya lihat. Latar belakang daerah kerja dibuat sesederhana mungkin. Background yang kacau, yang mempunyai banyak perpindahan seharusnya dihindari dengan menggunakan sekat-sekat. Seperti diilustrasikan pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Perbedaan Latar Belakang yang Mempengaruhi Kontras. 4. Kualitas Pencahayaan Brightness yang tepat. Kualitas dari pencahayaan dapat menunjukkan jangkauan dari luminansi dalam daerah penglihatan. Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, Universitas Sumatera Utara difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Brightness yang tepat akan memberikan efek produktivitas yang tinggi pada pekerja. Terangnya cahaya yang diperlukan oleh suatu objek tergantung pada banyaknya cahaya yang dipantulkan dari objek tersebut. Penglihatan ke suatu bagian sering tergantung dari perbedaan cahaya diantara bagian tersebut dengan latar belakangnya. Perbedaan terangnya cahaya dapat dinyatakan sebagai ratio atau perbandingan terangnya cahaya. Makin besar perbedaan ratio makin cepat tugas dilaksanakan. Untuk efisien dan mudahnya melihat maka penerangan hendaknya mempunyai cahaya terang yang relatif. Bayanganshadow harus memiliki distribusi cahaya yang baik. Bayang- bayang yang tajam adalah akibat dari sumber cahaya buatan yang kecil atau cahaya matahari. Secara umum shadow digunakan saat inspeksi untuk menunjukkan cacat pada permukaan suatu barang. Dengan distribusi cahaya yang baik maka akan dapat mengurangi kelelahan pada mata karena harus selalu fokus kepada objek yang dilihat. Penerangan yang buruk, adanya bagian-bagian yang gelap dan bagian-bagian yang terang, adalah kurang baik. 5. Pemilihan Warna yang tepat. Pengaruh adanya warna akan dapat dirasakan dalam kemudahan melihat. Warna dapat meminimalisir kelelahan pada mata. Warna juga membawa efek psikologis suatu ruangan, contoh ruangan dengan warna cerah akan menimbulkan kesan yang lebih luas dibandingkan dengan warna-warna gelap. Pengaruh adanya warna akan jelas, dalam keselamatan dan kemudahan dalam melihat. Jika diadakan pengkoordnasian penerangan dengan baik, pemilihan Universitas Sumatera Utara warna yang baik maka akan menimbulkan keadaan penglihatan yang cukup baik, yaitu akan mengurangi sinar silau, mengawasi kontras yang tajam dan meminimalisir kelelahan mata.

3.1.4. Standar Penerangan di Tempat Kerja

3 Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja ditentukan oleh jenis sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar kebutuhan intensitas penerangan yang diperlukan, demikian pula sebaliknya. Standar penerangan di Indonesia telah ditetapkan seperti dalam Peraturan Menteri Perburuhan PMP No. 7 Tahun 1994, tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan dan penerangan di tempat kerja. Standar penerangan yang ditetapkan untuk di Indonesia tersebut secara garis besar hampir sama dengan standar internasional. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 405MenkesSKXI2002, intensitas cahaya di ruang kerja dapat dilihat pada Tabel 3.1. dibawah ini. Tabel 3.1. Intensitas Cahaya di Ruang Kerja Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan Minimal lux Keterangan Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus 100 Ruang penyimpanan dan peralatan atau instalasi yang memerlukan pekerjaan kontinyu Pekerjaan Kasar dan terus-menerus 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan 3 Tarwaka, dkk, Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Surakarta: UNIBA,2004, hlm 44-48. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Intensitas Cahaya di Ruang Kerja Lanjutan Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan Minimal lux Keterangan Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pekerjaan sangat halus 1500 tidak menimbulkan bayangan Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin, dan perakitan yang sangat halus Pekerjaan terinci 3000 tidak menimbulkan bayangan Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus dan perakitan halus Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 405MenkesSKXI2002

3.1.5. Sistem Pendekatan Aplikasi Penerangan di Tempat Kerja