Prinsip Dasar Desain Eksperimen Desain Eksperimental Faktorial untuk Model ANAVA

desain eksperimen berusaha untuk memperoleh informasi yang maksimum dengan menggunakan biaya yang minimum.

3.4.1. Prinsip Dasar Desain Eksperimen

Adapun prinsip dasar desain eksperimen yang lazim digunakan dan dikenal antara lain: 1. Replikasi Yang dimaksud dengan replikasi adalah pengulangan eksperimen dasar. Dalam kenyataannya replikasi ini diperlukan karena: a. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk menentukan panjang interval yang digunakan sebagai satuan dasar pengukuran untuk signifikasi dari pada perbedaan-perbedaan yang diamati. b. Menghasilkan taksiran yang lebih akuran untuk kekeliruan eksperimen. c. Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek rata-rata suatu faktor. 2. Pengacakan Randomness Pengacakan memungkinkan untuk melanjutkan langkah-langkah berikutnya dengan anggapan soal independen sebagai suatu kenyataan. Pengacakan tidak menjamin terjadinya independen melainkan hanya memperkecil adanya korelasi antar pengamatan dapat juga antar kekeliruan. Pengacakan merupakan suatu cara untuk menghilangkan bias. Universitas Sumatera Utara 3. Kontrol lokal Kontrol lokal merupakan sebagian dari keseluruhan prinsip desain yang harus dilaksanakan. Biasanya merupakan langkah yang berbentuk penyeimbangan, pemblokan, dan pengelompokkan unit-unit eksperimen yang digunakan dalam desain.

3.4.2. Desain Eksperimental Faktorial untuk Model ANAVA

9 Percobaan faktorial adalah menyelidiki apakah terdapat perbedaan yang berarti mengenai rata-rata efek dari tiap taraf atau tidak. Akan tetapi, apabila kita ingin menyelidiki secara bersamaan efek dari beberapa faktor yang berlainan, misalnya faktor rotasi kerja, intensitas penerangan dan shift kerja. Dalam hal ini tiap perlakuan merupakan kombinasi antar taraf setiap faktor kita perhatikan, maka eksperimen yang terjadi karenanya dinamakan eksperimen faktorial. Rumus model ANAVA yang digunakan untuk pengujian data eksperimen dengan replikasi tiap sel sebagai berikut: Y ijkm = α + A i + B j + AB ij + C k + AC ik + BC jk + ABC ijk + € mijk Dimana: i = 1,2,…..a j = 1,2,… b k = 1,2,….c m = 1,2,… r sampel x replikasi 9 Sudjana, Desain Dan Analisis Eksperimen, Bandung: Tarsito,1980, hlm108-110. Universitas Sumatera Utara Y ijkm = Variabel respin observasi ke-k yang terjadi karena pengaruh bersama faktor A level ke-i, faktor B level ke-j, dan faktor C level ke-k. α = Efek rata-rata yang sebenarnya berharga konstan A i = Efek sebenarnya dari level ke-i faktor A B j = Efek sebenarnya dari level ke-j faktor B C k = Efek sebenarnya dari level ke-k faktor C AB ij = Efek sebenarnya dari interaksi level ke-i faktor A dengan level ke-j faktor B . AC ik = Efek sebenarnya dari interaksi level ke-i faktor A dengan level ke-k faktor C. BC jk = Efek sebenarnya dari interaksi level ke-j faktor B dengan level ke-k faktor C. ABC ijk = Efek sebenarnya dari interaksi level ke-i faktor A, level ke-j faktor B dan level ke-k faktor C. € mijk = Efek Sebenarnya dari unit experiment ke-k dalam kombinasi perlakuan ijk .

3.4.3. Model Campuran