Ventilasi di penggilingan padi Sikap kerja

45 cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan organik maupun anorganik, misalnya debu kayu, batu, logam, arang batu, butir-butir zat dan sebagainya. Contoh: debu batu, debu kapas, debu tembakau, debu asbes, dan lain-lain. Sifat debu ini tidak berflokulasi kecuali oleh gaya tarik elektris, tidak berdifusi dan turun oleh gaya tarik bumi Suma’mur 2011.

2.3.6 Ventilasi di penggilingan padi

Ventilasi adalah lubang yang ada pada sisi bangunan, udara dapat ke luar masuk ke dalam ruang kerja secara bebas. Variabel utama yang diperhitungkan sehubungan dengan ventilasi adalah jumlah volume udara yang masuk ke dalam ruangan Titovianto, 2007, hal ini berkaitan erat dengan sistem, letak dan luas ventilasi yang dibuat. Sistem ventilasi yang ideal adalah ventilasi silang cross ventilation. Ventilasi tersebut jumlahnya lebih dari satu buah dan letaknya berseberangan satu sama lainnya pada tembok bangunan, dengan maksud agar udara dengan bebas ke luar masuk ruangan sehingga kondisi udara dalam ruangan selalu segar dan bersih Manuaba dan Kamiel, 1996. Letak ventilasinya memperhitungkan arah angin yang berhembus di lokasi bersangkutan, berpapasan dengan angin itu berarti angin banyak masuk ke dalam ruangan. Ada beberapa solusi pengudaraan dalam menanggulangi masalah bising dan debu pada bangunan, antara lain: ventilasi silang cross ventilation; perletakan bukaan ventilasi dan jendela ditata secara silang atau menempatkan ventilasi berhadapan antara 2 dinding ruangan sehingga proses aliran udara lebih lancar Purwanto, 2006. Untuk luas lubang ventilasi adalah 10 kali luas lantai ruangan Chandra, 2007. Untuk tempat kerja penggilingan padi, redesain ventilasi silang sangat baik dan memungkinkan untuk dilakukan dengan cara menambah lubang ventilasi pada dinding 46 yang mengarah kelod-kauh nistaning nista sesuai konsep sanga mandala. Angin akan lebih banyak masuk, sirkulasi lebih lancar, sehingga intensitas kebisingan dapat dikurangi.

2.3.7 Sikap kerja

Sikap kerja adalah sikap tubuh posture manusia saat berionteraksi dengan alatperalatan kerja. Pada dasarnya sikap tubuh manusia dalam keadaan istirahat terdiri dari sikap: berdiri, duduk, jongkok, dan berbaring Pheasant dan Haslegrave, 2006. Namun pada saat melaksanakan pekerjaan sikap tubuh dapat merupakan salah satu atau kombinasi dari sikap-sikap tersebut di atas. Sikap kerja yang baik adalah sikap kerja yang memungkinkan melaksanakan pekerjaan dengan efektif dan dengan usaha otot yang sedikit. Sikap kerja pekerja hendaknya diusahakan dalam posisi fisiologis seperti saat berdiri dan membungkuk, sehingga tidak sampai menimbulkan sikap paksa yang melewati kemampuan fisiologis tubuh Machida, 2010. Tujuannya mencegah kontraksi otot dan peregangan tendo secara berlebihan overuse. Secara umum, sikap kerja bervariasi lebih baik daripada sikap kerja statis, tetapi sikap kerja yang statis dan relaks lebih baik daripada statis dan tegang. Menurut Pheasant dan Haslegrave 2006 ada tujuh petunjuk dasar yang berhubungan dengan sikap tubuh selama bekerja, yaitu: 1 hindari inklinasi ke depan pada kepala dan leher; 2 hindari inklinasi ke depan pada tubuh; 3 hindari penggunaan angota bagian atas dalam posisi terangkat; 4 hindari puntiran atau sikap yang asimetris; 5 bila mungkin persendian hendaknya dalam jangkauan sepertiga dari gerakan maksimum; 6 lengkapi sandaran punggung pada semua tempat duduk; 7 bila menggunakan tenaga otot, hendaknya anggota badan dalam posisi menghasilkan kekuatan maksimum. 47 Sikap kerja pekerja penggilingan padi adalah dengan membungkuk, mengangkat beban dengan posisi lengan pekerja yang melebihi tinggi bahu, risiko kecelakaan kerja akibat terkena putaran vent belt yang tidak diberi pengaman. Dengan redesain undakan, pemberian pengaman pada vent belt ini mengubah sikap kerja pekerja penggilingan padi dari sikap membungkuk menjadi posisi berdiri, posisi lengan pekerja yang melebihi tinggi bahu menjadi sejajar dengan bahu pekerja dan kecelakaan kerja akibat terkena putaran vent belt pada kaki pekerja dapat dihindari.

2.3.8 Jam kerja