Kadar debu di penggilingan padi

43 seperti penyempitan pembuluh darah, serta peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan ketegangan otot. Lingkungan kerja pada proses penggilingan padi belum memberikan kenyamanan terhadap pekerja. Hasil pengukuran intensitas kebisingan di penggilingan padi mencapai 88 dBA. Intensitas tersebut melebihi ketentuan Kemenakertrans No 13MENX2011 yang menyarankan agar intensitas bising tidak melebihi 85 dBA. Intensitas bising yang melebihi 85 dBA pada penggilingan padi memapar pekerja selama ± 8 jam kerja dan keadaan ini akan mempengaruhi kenyamanan pekerja, sehingga dapat meningkatkan beban kerja, keluhan muskuloskeletal, ketegangan otot dan kelelahan. Konsekuensinya tentu akan berpengaruh terhadap kesehatan kerja dan produktivitas kerja. Standar kebisingan ditetapkan di tempat kerja merupakan kebijaksanaan terhadap pengawasan kebisingan yang pada dasarnya melindungi pekerja dari pengaruh buruk yang ditimbulkan dengan intensitas tinggi. Sebab itu diusahakan agar tingkat kebisingan di tempat kerja tidak melebihi Nilai Ambang Batas NAB yang ditetapkan pada Kemenakertrans No 13MENX2011, disebutkan NAB adalah nilai intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan kehilangan daya dengar yang tetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Standar NAB di tempat kerja ditetapkan 85 dBA.

2.3.5 Kadar debu di penggilingan padi

Paparan debu dalam industri penggilingan padi antara lain debu berasal dari hasil proses penggilingan. Klasifikasi NAB dan kadar tertinggi yang diperkenankan untuk kadar debu respirabel adalah 3 mgm³ berdasarkan Kemenakertrans No 13MENX2011 tentang Nilai Ambang Batas NAB faktor fisika dan faktor kimia di 44 tempat kerja. Menurut Wisnu 2001 faktor –faktor lingkungan yang mempengaruhi pencemaran udara berupa debu di atmosfer, sebagai berikut: 1. Kelembaban Kelembaban udara relatif yang rendah 60 di daerah tercemar SO 2 akan mengurangi efek korosif dari bahan kimia tersebut. Pada kelembaban relatif lebih atau sama dengan 80 di daerah tercemar SO 2 , akan terjadi peningkatan efek korosif SO 2 tersebut. 2. Suhu Suhu yang menurun pada permukaan bumi, dapat menyebabkan peningkatan kelembaban udara relatif, sehingga akan meningkatkan efek korosif bahan pencemar di daerah yang udaranya tercemar. Pada suhu yang meningkat, akan meningkatkan pula kecepatan reaksi suatu bahan kimia. 3. Sinar Matahari Sinar matahari dapat mempengaruhi bahan oksidan terutama O 3 di atmosfer Keadaan tersebut dapat menyebabkan kerusakan bahanalat bangunan atau bahan yang dapat terbuat dari karet. Jadi dapat dikatakan bahwa sinar matahari dapat meningkatkan rangsangan untuk merusak bahan. Hasil pengukuran kadar debu di penggiling padi sebesar 3,22 mgm³ melebihi NAB yaitu 3 mgm³. Dengan demikian kadar debu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan kerja maupun lingkungan di sekitar tempat usaha penggilingan padi. Hal ini disebabkan karena lubang ventilasi yang tidak memadai di ruang kerja sehingga ruang kerja menjadi berdebu. Kondisi ini mempengaruhi kesehatan kerja dan produktivitas pekerja penggilingan padi. Debu adalah partikel –partikel zat padat yang dihasilkan oleh kekuatan alam atau proses mekanisme seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang 45 cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan organik maupun anorganik, misalnya debu kayu, batu, logam, arang batu, butir-butir zat dan sebagainya. Contoh: debu batu, debu kapas, debu tembakau, debu asbes, dan lain-lain. Sifat debu ini tidak berflokulasi kecuali oleh gaya tarik elektris, tidak berdifusi dan turun oleh gaya tarik bumi Suma’mur 2011.

2.3.6 Ventilasi di penggilingan padi