Beban kerja Kesehatan Kerja

14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan kerja Mangkunegara, 2003. Dalam penelitian ini indikator kesehatan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Beban kerja

Interaksi antara manusia, mesin dan lingkungannya dipengaruhi oleh rekayasa performasi manusia yaitu kemampuan manusia beradaptasi dengan mesin dan lingkungannya. Kemampuan manusia berinteraksi tersebut mempunyai keterbatasan- keterbatasan. Keterbatasan ini tergantung pada kesiapan, keahlian, kondisi mental dan motivasinya. Keterbatasan tersebut disebut dengan beban kerja work load. Beban kerja mencakup external load stressor dan internal load atau functional load atau strain internal load Adiputra, 1998. 1. External load stressor adalah beban kerja yang berasal dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Beban kerja eksternal meliputi tugas, organisasi dan lingkungan kerja. Tugas-tugas yang dilakukan baik bersifat fisik seperti, sarana kerja, dan kondisi kerja maupun bersifat mental seperti kompleksitas atau sulit tidaknya pekerjaan yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja dan kenyamanan dalam bekerja. Organisasi mencakup sikap kerja, lamanya waktu kerja, proses kerja, jam kerja dan istirahat kerja. Lingkungan kerja seperti mikroklimat suhu, kelembaban udara, kecepatan udara, radiasi, intensitas kebisingan, intenstas penerangan, debu, dan lain lain. 15 2. Internal load strain adalah beban kerja yang berasal dari dalam tubuh pekerja yang berkaitan erat dengan harapan, keinginan, kepuasan, tabu, dan lain-lain. Beban kerja pada proses kerja penggilingan padi berupa beban kerja yang berasal faktor eksternal dan faktor internal. Untuk pengukuran beban kerja dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Mengukur suhu badan dengan indikator semakin tinggi suhu badan menunjukkan beban kerja semakin berat. 2. Mengukur kapasitas ventilasi paru dengan indikator semakin tinggi kapasitas ventilasi paru menunjukkan beban kerja semakin berat Grandjean dan Kroemer, 2009. 3. Mengukur denyut nadi kerja dengan indikator semakin tinggi frekwensi denyut nadi kerja maka beban kerja semakin berat Sutjana dan Sutajaya, 2000; Astrand dkk., 2003 Pengukuran beban kerja secara objektif pada pekerja penggilingan padi menggunakan metode 10 denyut Kilbon, 1992, dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut: Denyut Nadi denyutmenit = 10 denyut x 60 ...........................1 Waktu perhitungan Mengukur peningkatan denyut nadi dengan metode 10 denyut adalah mengukur denyut nadi secara palpasi dengan menghitung waktu untuk sepuluh denyut nadi stopwatch ditekan start saat denyutan ke satu dan ditekan stop pada denyutan ke 11. Beban kerja nadi kerja dihitung berdasarkan selisih denyut nadi kerja saat kerja dengan nadi istirahat. Denyut nadi istirahat dihitung berdasarkan jumlah denyutan nadi selama 15 detik, setelah itu kalikan empat, ini merupakan denyut nadi dalam satu menit. 16 Peningkatan denyut nadi istirahat ke denyut nadi saat kerja yang diijinkan adalah 35 denyutmenit untuk laki-laki dan 30 denyutmenit untuk wanita Grandjean dan Kroemer, 2009. Kategori beban kerja berdasarkan denyut nadi kerja disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja Kategori beban kerja Denyut Jantung xmnt Sangat Ringan 60 –70 Ringan 75 –100 Sedang 100 –125 Berat 125 –150 Sangat Berat 150 –175 Sangat Berat Sekali 175 Sumber: Grandjean dan Kroemer, 2009 Menurut Rodahl 2003 bahwa beban kerja suatu pekerjaan berhubungan linier dengan peningkatan denyut nadijantung. Denyut nadi merupakan salah satu cara untuk memperkirakan laju metabolisme. Hal tersebut berarti juga bahwa denyut nadi bisa dijadikan sebagai prediktor beban kerja.

2.1.2 Keluhan muskuloskeletal