Kajian antropometri pada modifikasi kondisi kerja

32

2.3.2 Kajian antropometri pada modifikasi kondisi kerja

Antropometri berarti pengukuran tubuh manusia, berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti manusia dan metron yang berarti mengukur. Antropometri merupakan kumpulan informasi tentang keadaan dan ciri –ciri fisik, dimensi dan ukuran tubuh manusia yang diperlukan untuk mendesain alat yang aman dan nyaman Pulat, 2002; Bridger, 2008. Sementara itu, Nurmianto 2008 mendefinisikan antropometri sebagai kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, mengenai ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses desain produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia Wignjosoebroto, 2008. Tujuan pendekatan antropometri dalam perancangan alat dan perlengkapan adalah agar terjadi keserasian antara manusia dengan sistem kerja man –machine system, sehingga manusia dapat bekerja secara nyaman, dan efisien. Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan dengan alat. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja dan akibat adanya kesalahan desain Liliana dkk., 2007. Untuk mengatasi sikap dan posisi kerja yang tidak fisiologis dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan antropometri pekerja dengan bidang kerja pada saat mendesain tempat kerja Sutajaya, 2003. Data antropometri untuk penggunaan dalam desain paling baik dipresentasikan dalam bentuk persentil Pulat, 2002. Perhitungan persentil data antropometri dimulai dari menghitung nilai reratamean , dan simpang bakustandar deviasi δ dari data 33 pengukuran Pheasant dan Haslegrave, 2006. Dalam menentukan batas kemaknaan dan nilai α dari tabel berdistribusi normal, seperti Gambar 2.4. Gambar 2.4 Kurva Distribusi Normal Sumber: Pheasant dan Haslegrave, 2006 Tabel 2.2 Perhitungan Nilai Persentil Nilai persentil Rumus Estimasi 99,5 2 58 δ 99 2 32 δ 97,5 2 95 δ 97 1 88 δ 95 1 65 δ 90 1,28 x δ 80 0 84 δ 75 0 67 δ 70 0 52 δ 50 30 - 0,52 x δ 25 - 0,67 x δ 20 - 0,84 x δ 10 - 1,28 x δ 5 - 1,65 x δ 3 - 1,88 x δ 2,5 - 1,95 x δ 1 - 2,32 x δ 0,5 - 2,58 x δ Keterangan : = mean δ = standar deviasi Sumber: Pheasant dan Haslegrave, 2006 Kurva distribusi normal pada Gambar 2.4 tersebut menggambarkan batas kemaknaan tingkat kepercayaan 95 dengan nilai α = 1,645. Penerapan data 34 antropometri menyatakan perse ntase tertentu dari kelompok data ≤ nilai tersebut. Nilai itulah disebut persentil, seperti Tabel 2.2. Penerapan data antropometri dalam desain mengikuti prosedur sebagai berikut: a tentukan dimensi tubuh yang penting dalam desain, b tetapkan populasi pengguna, c untuk setiap dimensi tubuh dihitung nilai persentil, dan d terapkan untuk desain alatproduk. Dalam penelitian ini antropometri diperlukan untuk meredesain undakan dan pengaman pada vent belt, maka ukuran antropometri yang digunakan adalah antropometri pekerja penggilingan padi. 1 Antropometri pekerja penggilingan padi Antropometri pekerja penggilingan padi merupakan arsitektur tradisional yang dilatarbelakangi oleh norma-norma agama, kepercayaan dan adat istiadat kebiasaan masyarakat Bali, dalam pedoman pelaksanaannya terkandung berbagai aturan, ketentuan, ketepatan dan berbagai penataan lainnya yang merupakan faktor-faktor pelindung dalam perkembangannya Suardana, 2004. Perwujudan fasilitas kerja memakai skala ukuran sesuai dengan asta kosala-kosali. Dimensi fasilitas kerja menggunakan ukuran anggota tubuh dari pekerja yang menggunakan fasilitas kerja tersebut seperti: tangan, lengan, dan kaki dengan maksud agar si pekerja dengan fasilitas kerja secara psikologis menjadi satu dan akrab, kesesuaian rasa, menghindari ketakutan pada skala fasilitas kerja yang kebesaran atau kekecilan. Dari unsur tangan skala ukuran berbentuk: a lengkat, acengkang, a telek, a useran, a lek, a kacing, a musti, a sirang, a gemel, a guli tujuh, a nyari, a rai, duang nyari, a tampak lima, petang nyari, a tebah, tampak lima . Dari unsur lengan ukuran berbentuk: tengah depa agung, tengah depa alit, a hasta. Dari unsur kaki ukuran berbentuk: a tampak, a tampak ngandang Gelebet, 1984. Dalam penelitian ini 35 antropometri yang digunakan adalah antropometri pekerja penggilingan padi dengan menggunakan satuan utamanya a tapak batis panjang telapak kaki pekerja dan satuan penguripnya a ngandang lebar telapak kaki pada antropometri sikut natah. Data antropometri sikut natah dapat dilihat pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Antropometri Sikut Natah Variabel Rerata Standar Deviasi Rentangan A tapak kaki 25,68 1,26 24 – 28,8 A tapak ngandang 10,38 0,69 8,2 – 11,8 Sumber: Parwata, 2011. Manusia pada umumnya berbeda –beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Pheasant dan Haslegrave 2006 menjelaskan bahwa antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh dan karakteristik fisik tubuh lainnya yang digunakan untuk mendesain suatu produk suatu alat. Dalam menentukan ukuran stasiun kerja untuk pekerja penggilingan padi maka data antropometri pekerja yang bersangkutan sangat memegang peranan penting. Dengan mengetahui ukuran antropometri pekerja yang bersangkutan, maka akan dapat dilakukan perbaikan stasiun kerja yang sesuai dengan pekerja yang akan menggunakan, dengan harapan dapat menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan estetika kerja. Upaya menciptakan keserasian antara pekerja dengan perbaikan stasiun kerja yang akan digunakan harus memperhitungkan faktor –faktor seperti: Stasiun kerja harus didesain sedemikian rupa sehingga pada saat melakukan pekerjaan menggiling padi pekerja dapat bergerak bebas selama proses kerja berlangsung.

2.3.3 Kajian ergonomi pada modifikasi kondisi kerja di penggilingan padi