Oleh karena itu, orangtua, masyarakat, dan Negara harus berperan serta dalam melindungi hak-hak tersebut.
b. Prinsip kepentingan terbaik anak, bahwa kepentingan terbaik anak harus
dipandang sebagai prioritas utama c.
Prinsip Ancangan Daur Kehidupan life circle approach, harus terbentuk pemahaman bahwa perlindungan terhadap anak harus dimulai sejak dini dan
berkelanjutan. d.
Lintas Sektora, bahwa nasib anak tergantung pada berbagai factor makro dan mikro, baik langsung maupun tidak langsung.
C. Berbagai pengaturan mengenai perlindungan anak
1. Undang – Undang Dasar 1945
Dalam Undang – Undang 1945 selanjutnya UUD 1945 Pasal 28B
ayat 2 menyebutkan bahwa anak berhak hidup, tumbuh dan berkembang dan berhak dilindungi dari kekerasan dan diskriminasi. Ini berarti anak
termasuk subyek untuk mendapat perlindungan hak konstitusial dari serangan orang lain. Kewajiban bagi orang dewasa baik orangtua,
keluarga, masyarakat maupun bangsa untuk memberi jaminan, memelihara dan mengamankan kepentingan anak tersebut dari gangguan -
gangguan baik dari luar maupun dari anak itu sendiri. Asuhan anak, terutama menjadi kewajiban dan tanggung jawab orangtua dilingkungan
keluarga, akan tetapi untuk kepentingan tata sosial maupun untuk
kepentingan anak itu sendiri, perlu ada pihak yang melindunginya. Apabila diketahui orang tua nyata
– nyata tidak mampu melakukan hak dan kewajibannya, maka dapatlah pihak lain baik karena kehendak sendiri
maupun karena ketentuan hukum diserahi hak dan kewajiban itu.
20
Dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 menyatakan “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan”. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
21
Mengikuti pendidikan adalah hak setiap warga Negara.
2. Kitab Undang - Undang Hukum Perdata
Dalam KUHPerdata Pasal 330 yang dimaksud anak atau belum dewasa adalah sebelum berumur 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah
menikah. Anak sama seperti orang dewasa sebagai warga negara, yang mempunyai hak. Dalam Perdata sangat penting anak mendapat
perlindungan, karena anak tidak dapat mengurus sendiri hak - haknya maka diperlukan bantuan dari orang dewasa.
20
Prof. Dr, H, R, Abdussalam, SIK, SH, MH dan Andri Desasfuryanto, opcit. h 23
21
Pasal 1 Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam KUHPerdata kekuasaan orang tua merupakan kekuasaan bersama dari orang tua atas anak
– anaknya yang belum dewasa atau belum kawin, yang dilahirkan dalam perkawinan yang sah dan untuk
mewakilinya didalam maupun diluar pengadilan. Kekuasaan orang tersebut berupa kewajiban mendidik dan memelihara anaknya.
Pendidikan anak selain dapat diperoleh dirumah juga dapat diperoleh disekolah, ketika anak berada disekolah anak tersebut akan berada di
bawah pengawasan guru dan sekolah. Dalam KUHPerdata dijelaskan dalam beberapa pasal yakni:
Pasal 1365 “tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
Pasal 1366 “setiap orang bertanggungjawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga
untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian, atau kurang hati-
hatinya.” Pasal 1367 ayat 4
“guru sekolah bertanggungjawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh murid selama waktu murid itu
berada di bawah pengawasan mereka.”
Ada 2 dua pertanggung jawaban terhadap perbuatan melawan hukum dalam KUHPerdata, yakni:
1. Tanggung jawab langsung
Hal ini diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata, pelaku dapat dimintakan pertanggung jawaban untuk membayar ganti rugi.
2. Tanggung jawab tidak langsung
Dalam Pasal 1367 KUHPerdata, seorang subjek hukum tidak hanya bertanggungjawab atas perbuatan melawan hukum yang
dilakukannya saja, tetapi juga untuk perbuatan yang dilakukan oleh orang lain yang menjadi tanggungan dan berang-barang
yang berada di bawah pengawasannya. Tanggung jawab akibat timbulnya perbuatan melawan hukum dalam hukum perdata,
pertanggung jawaban selain terletak pada pelaku sendiri juga dapat dialihkan pada pihak lain atau kepada Negara, tergantung
siapa yang melakukannya. Ada kemungkinan pengalihan tanggung jawab tersebut di sebabkan
oleh dua hal :
22
1. Perihal pengawasan
Adakalanya seorang pengawas hidup bermasyarakat menurut hukum berada dibawah tanggung jawab dan pengawasan orang lain.
Adapun orang-orang yang bertanggungjawab untuk perbuatan yang dilakukan oleh orang lain menurut Pasal 1367 KUHPerdata adalah
sebagai berikut: -
Orang tua atau wali, bertanggungjawab atas pengawasan terhadap anak-anaknya yang belum dewasa
22
Wirjono Projodikoro, Perbuatan Melanggar Hukum, Sumur Bandung, Bandung, 1992, h 65-73
- Seorang curator, dalam hal curatele, bertanggungjawab atas
pengawasan terhadap curandus -
Guru, bertanggungjawab atas pengawasan terhadap murid sekolah yang berada dalam lingkungan pengajarannya.
- Majikan, bertanggungjawab atas pengawasan terhadap buruhnya
- Penyuruh lasveger, bertanggungjawab atas pengawasan terhadap
pesuruhnya. Pengawasan mempunyai maksud untuk menjaga agar jangan
sampai seorang yang diawasi itu melakukan perbuatan melawan hukum. Pengawas itu harus turut berusaha menghindarkan
kegoncangan dalam masyarakat, yang mungkin akan di sebabkan oleh tingkah laku orang yang diawasinya.
2. Pemberian kuasa dengan resiko ekonomi
Sering terjadi suatu pertimbangan tentang dirasakannya adil dan patut untuk mempertanggung jawabkan seseorang atas
perbuatan orang lain, terletak pada soal perekonomian, yaitu jika pada kenyataannya orang yang melakukan perbuatan melawan
hukum itu ekonominya tidak begitu kuat. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa percuma saja jika orang tersebut dipertanggung
jawabkan, karena kekayaan harta bendanya tidak cukup untuk menutupi kerugian yang disebabkan olehnya dan yang diderita oleh
orang lain. Sehingga dalam hal ini yang mempertanggung jawabkan
perbuatannya adalah orang lain yang dianggap lebih mampu untuk bertanggungjawab.
Dalam KUHPerdata ketika anak berada dalam lingkungan sekolah tanggung jawab terhadap perlindungan anak berada pada guru dan pihak
sekolah. Jadi ketika anak mengalami cedera dan kekerasan sekolah yang harus mengusahakan perlindungan dan pemenuhan hak yang diperlukan
anak. Bilamana guru-guru dan tukang-tukang dapat membuktikan bahwa mereka tidak dapat mencegah perbuatan yang sedianya mereka
bertanggungjawab, akan dibebaskan dari tanggung gugat. Schut berpendapat bahwa tanggung gugat guru sekolah kepala-kepala tukang
mencakup resiko mengenai pertanggungan gugat, sehingga mereka bertanggungjawab bilamana mereka secara tidak layak atau tidak dapat
melakukan pengawasan secara baik, asal saja masih berada dalam pertanggungan jawabnya.
23
3. Undang – Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak