Teori Hukum terkait Jaminan Perlindungan Hukum terhadap Anak

- perlakuan diskriminasi dari orang tua, keluarga, pendidik, dan masyarakat - membatasi kegiatan sosial dan kreasi anak pada teman dan lingkungannya. d. tindakan pengabaian dan penelantaran adalah ketidakpedulian orang tua atau orang yang bertanggungjawab atas anak pada kebutuhan mereka, seperti : - pengabaian pada kesehatan anak - pengabaian dan penelantaran pada pendidikan anak - pengabaian pada pengembangan emosi terlalu dikekang - penelantaran pada pemenuhan gizi - penelantaran pada penyediaan perumahan - pengabaian pada kondisi keamanan dan kenyamanan e. kekerasan ekonomi eksploitasi komersial adalah penggunaan tenaga anak untuk bekerja dan kegiatan lainnya demi keuntungan orang tuanya atau orang lain, seperti: - menyuruh anak bekerja secara berlebihan - menjerumuskan anak pada dunia prostitusi untuk kepentingan ekonomi

B. Teori Hukum terkait Jaminan Perlindungan Hukum terhadap Anak

Secara filosofi anak merupakan bagian dari generasi muda, sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita – cita perjuangan bangsa di masa yang akan datang yang memiliki peran serta ciri – ciri khusus serta memerlukan pembinaan dan perlindungan yang khusus pula. 15 Perlindungan anak harus diusahakan dalam berbagai bidang penghidupan dan kehidupan bernegara, bermasyarakat, dan berkeluarga berdasarkan hukum demi perlakuan benar, adil, dan kesejahteraan anak. 16 Dalam skripsi ini perlindungan anak didik sangat berkaitan sekali dengan keadilan, karena anak harus mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa. Dalam skripsi ini penulis menggunakan dasar teori keadilan menurut John Rawls. Menurut John Rawls ada dua prinsip keadilan, yang pertama adalah prinsip keadilan kebebasan yang sama sebesar – besarnya principle of greatest equal liberty. Dan prinsip yang kedua terdiri dari dua bagian, yaitu prinsip perbedaan the difference principle dan prinsip persamaan yang adil atas kesempatan the principle of fair equality of opportunity. 17 Berkaitan dengan prinsip pertama menurut John Rawl, menurut penulis principle of greatest equal liberty sama dengan prinsip kesamaan hak. Karena dengan adanya jaminan kebebasan yang sama bagi semua orang maka keadilan akan terwujud. Begitupun dengan hak anak di lingkungan sekolah apabila anak didik memperoleh hak yang sama dengan anak didik lainnya dan orang dewasa seperti orang tua, guru, atau pegawai sekolah. Maka keadilan anak didik tersebut akan terwujud. 15 Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2011, h 76 16 Lilik Mulyadi, Pengadilan Anak di Indonesia Teori, Praktik dan Permasalahannya, Cetakan 1, Bandung, Mandar Maju, 2000, h 2 17 Damanhuri Fattah, Teori Keadilan Menurut John Rawls, Jurnal TAPIs Vol.9 no.2 Juli- Desember 2013, h 35 Prinsip kedua tentang teori keadilan menurut John Rawls, yakni terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama the difference principle dan bagian kedua the principle of fair equality of opportunity. Prinsip ini diharapkan memberi manfaat untuk orang – orang yang kurang beruntung, memberikan kesejahteraan dan persamaan posisi serta jabatan yang sama bagi semua orang. Ketidaksamaan dapat ditoleransi sejauh hal tersebut menguntungkan semua terutama golongan yang tertinggal. Jika teori di kaitkan dengan perlindungan anak didik di dalam lingkungan sekolah, ini berarti anak didik yang mempunyai latar belakang orang tua yang kaya ataupun miskin, pintar ataupun tidak anak tersebut mempunyai posisi yang sama dalam memperoleh hak dan perlindungan. Prinsip persamaan hak antara anak dan orang dewasa dilatar belakangi oleh unsur internal dan eksternal yang melekat pada diri anak tersebut, yaitu: 1. Unsur Internal pada diri anak, meliputi: a. Bahwa anak tersebut merupakan subyek hukum sama seperti orang dewasa, artinya sebagai manusia, anak juga digolongkan sebagai human rights yang terkait dengan ketentuan perundang-undangan. b. Persamaan hak dan kewajiban anak. Maksudnya adalah seorang anak juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan orang dewasa yang diberikan oleh ketentuan perundang-undangan dalam melakukan perbuatan hukumnya. Hukum meletakkan anak dalam reposisi sebagai perantara hukum untuk dapat memperoleh hak atau melakukan kewajiban-kewajiban dan atau untuk dapat disejajarkan dengan kedudukan orang dewasa, atau disebut sebagai subyek hukum normal. 2. Unsur Eksternal pada diri anak, meliputi: a. Prinsip persamaan kedudukan dalam hukum equality before the law, memberikan legalitas formal terhadap anak sebagai seorang yang tidak mampu untuk berbuat peristiwa hukum, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan hukum sendiri. Atau ketentuan hukum yang memuat perincian tentang klasifikasi kemampuan dan kewenangan berbuat peristiwa hukum dari anak yang bersangkutan b. Hak-hak privilege yang diberikan Negara atau pemerintah yang timbul dari UUD 1945 dan perundang-undangan lainnya. 18 Meskipun kedudukan anak dan orang dewasa sama di depan hukum, namun hukum juga meletakkan anak pada posisi yang istimewa khusus. Kedudukan istimewa tersebut dilandasi dengan pertimbangan bahwa anak adalah manusia dengan keterbatasan biologis dan psikis belum mampu memperjuangkan segala sesuatu yang menjadi hak-haknya. Maka anak sebagai subyek hukum harus dilindungi, dipelihara, dibina demi kesejahteraan anak itu sendiri. Kedudukan istimewa anak di mata hukum tidak terlepas dari: 19 a. Prinsip anak tidak dapat berjuang sendiri, anak dengan segala keterbatasan yang melekat pada dirinya belum mampu melindungi hak-haknya sendiri. 18 Maulana Hassan Wadong, Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, Jakarta, Pt. Gramedia Indonesia, 2000, h 4-5 19 Muhammad Joni, Aspek Hukum Perlindungan Anak dalam Perspektif Konversi Hak Anak, Bandung, Citya Aditya Bakti, 1999, h 106 Oleh karena itu, orangtua, masyarakat, dan Negara harus berperan serta dalam melindungi hak-hak tersebut. b. Prinsip kepentingan terbaik anak, bahwa kepentingan terbaik anak harus dipandang sebagai prioritas utama c. Prinsip Ancangan Daur Kehidupan life circle approach, harus terbentuk pemahaman bahwa perlindungan terhadap anak harus dimulai sejak dini dan berkelanjutan. d. Lintas Sektora, bahwa nasib anak tergantung pada berbagai factor makro dan mikro, baik langsung maupun tidak langsung.

C. Berbagai pengaturan mengenai perlindungan anak

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab terhadap Anak Didik dalam Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012078 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab terhadap Anak Didik dalam Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012078 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab terhadap Anak Didik dalam Perspektif Hukum Perlindungan Anak

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012080 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012080 BAB II

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB I

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB II

0 0 46

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Anak yang Berpotensi Menjadi Korban Perdagangan Manusia (Human Trafficking) T1 BAB II

0 3 65

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Perempuan (Istri) Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga T1 BAB II

0 0 47