perbuatannya adalah orang lain yang dianggap lebih mampu untuk bertanggungjawab.
Dalam KUHPerdata ketika anak berada dalam lingkungan sekolah tanggung jawab terhadap perlindungan anak berada pada guru dan pihak
sekolah. Jadi ketika anak mengalami cedera dan kekerasan sekolah yang harus mengusahakan perlindungan dan pemenuhan hak yang diperlukan
anak. Bilamana guru-guru dan tukang-tukang dapat membuktikan bahwa mereka tidak dapat mencegah perbuatan yang sedianya mereka
bertanggungjawab, akan dibebaskan dari tanggung gugat. Schut berpendapat bahwa tanggung gugat guru sekolah kepala-kepala tukang
mencakup resiko mengenai pertanggungan gugat, sehingga mereka bertanggungjawab bilamana mereka secara tidak layak atau tidak dapat
melakukan pengawasan secara baik, asal saja masih berada dalam pertanggungan jawabnya.
23
3. Undang – Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
Dalam UU ini yang disebut anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin. Hak
– hak anak untuk memperoleh perlindungan disebutkan dalam Bab II pasal 2 sampai pasal
9, diantaranya hak mendapat pertolongan pertama dalam Pasal 3 yang berbunyi “Dalam keadaan yang membahayakan, anaklah yang pertama-
23
M.A Moegni Djojodirdo, Perbuatan Melawan Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1982, h 136
tama berhak mendapat pertolongan, bantuan, dan perlindungan.” Definisi
dari pasal ini berarti pada saat anak mengalami situasi membahayakan anak harus mendapatkan pertolongan terlebih dahulu. Bantuan tersebut
tidak harus orang tua dari anak tersebut tetapi orang dewasa yang berada di sekitar anak tersebut pada saat anak mengalami situasi yang
membahayakan. Tidak berbeda jauh dari KUHPerdata, kewajiban orang tua adalah
memelihara dan mendidik anak – anak mereka dengan sebaik – baiknya.
Kewajiban orangtua berakhir saat anak itu menikah atau dapat berdiri sendiri, kewajiban tersebut terdapat pada Pasal 45.
Orang tua yang pertama-tama bertanggungjawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, maupun jasmani. Selain orang tua
dalam UU ini pemerintah dan atau masyarakat turut serta mengusahakan kesejahteraan anak. Bilamana memang tidak ada pihak
– pihak yang dapat melaksanakannya, maka pelaksanaan hak dan kewajiban itu menjadi
tanggung jawab Negara.
4. Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Menurut UU ini anak adalah yang berusia dibawah 18 tahun dan belum menikah, Pasal 52 ayat 1 menyebutkan Hak anak atas
perlindungan dilakukan oleh orangtua, keluarga, masyarakat, dan Negara. Anak dilahirkan merdeka, tidak boleh dilenyapkan atau dihilangkan, tetapi
kemerdekaan anak harus dilindungi dan diperluas dalam hal mendapatkan
hak atas hidup dan hak perlindungan baik dari orang tua, keluarga, masyarakat.
Dalam UU HAM ini telah mencakup banyak pasal-pasal mengenai perlindungan anak mulai dari dalam kandungan sampai memperoleh
pendidikan. Dalam UU ini yang bertanggungjawab terhadap perlindungan hak anak adalah orang tua, keluarga, masyarakat, Negara, dan pemerintah.
Menurut sejarahnya HAM anak dimulai dari tahun 1923 ketika seorang aktivis perempuan bernama Eglantyne Jebb mendeklarasikan 10
pernyataan hak-hak anak yaitu hak akan nama dan kewarganegaraan, hak kebangsaan, hak persamaan dan non diskriminasi, hak perlindungan, hak
pendidikan, hak bermain, hak rekreasi, hak akan makanan, hak kesehatan dan hak berpartisipasi dalam pembangunan.
5. Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan