Prevalensi Anak Kesulitan Belajar Klasifikasi Kesulitan Belajar

13 menacatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan, tersisihkan tidak mau bekerja sama dan sebagainya. 6 Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukan adanya perasaan sedih atau menyesal dan sebagainya. Menurut Wahyudi 2006, ciri-ciri anak yang mengalami berkesulitan belajar antara lain anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik sekolah, baik disebabkan karena adanya disfungsi neurologis, proses psilogia dasar maupun sebab-sebab lain, sehingga prestasi belajar yang dicapai jauh dari potensi yang sebenarnya.

2.1.2.2 Prevalensi Anak Kesulitan Belajar

Prevalensi anak kesuliatan belajar terkait erat dengan definisi yang digunakan karena alat identifikasi dan asesmen untuk menentukan prevalensi didasarkan atas definisi tertentu. Oleh karena itu, tidak mengherankan tiap peneliti mengemukakan data prevalensi yang berbeda dengan peneliti lainnya. Ada yang mengatakan bahwa prevalensi anak usia sekolah yang berkesulitan belajar membentuk rentangan dari 1 hingga 30 dan ada pula yang mengatakan bahwa rentangannya 2 hingga 30.

2.1.2.3 Klasifikasi Kesulitan Belajar

Dalam mempelajari fisika sangat diperlukan persyaratan pengetahuan yang mendasar. Tentu saja hal ini tidak dengan mudah dilaksanakan atau dengan kata lain bahwa dalam belajar fisika selalu ada kemungkinan menghadapi masalah atau 14 kesulitan. Menurut Abdurahman 2003, kesulitan belajar dalam fisika dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan. Kesulitan ini mencangkup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan yang berhubungan dengan perkembangan biasanya sering tampak sebagai kesulitan belajar yang disebabkan oleh tidak dikuasainya ketrampilan prasyarat yaitu ketrampilan yang harus dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk ketrampilan berikutnya. 2 Kesulitan belajar yang berhubungan dengan akademik. Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan- kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut mencangkup penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis, dan matetatika. Berdasarkan kesulitan belajar fisika secara umum yang diungkapkan oleh Partawisastro K 1986, maka kesulitan belajar dalam fisika dapat digolongkan sebagai berikut : 1 Gangguan akademis Kesulitan dalam berhitung, mengingat fisika sangat dekat dengan matematika. Contoh : Untuk menghitung jarak yang ditempuh oleh sebuah benda yang bergerak digunakan persamaan sebagai berikut : s = v x t dengan keterangan : s = jarak tempuh v = kecepatan benda 15 t = waktu yang diperlukan 2 Ketidakmampuan non simbolik Hal ini berkaitan erat dengan penguasaan konsep-konsep fisika, yang selalu ada keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya, tetapi untuk dapat menguasai suatu konsep diperlukan persyaratan pengetahuan. Contoh : Siswa dapat menjelaskan pengertian kecepatan dan kelajuan. 3 Gangguan simbolik atau linguistik Gangguan simbolik atau gangguan linguistik ini meliputi : a Kesulitan dalam mengartikan lambang dan mengkonversi satuan: Dalam fisika suatu pengertian selalu ditanyakan dengan lambang-lambang tertentu, hal ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan di dalam perumusan secara sistematik. Contoh : Mengubah kilometer menjadi meter serta menentukan kecepatan yang dilambangkan dengan v, jarak s, dan waktu t. b Kesulitan di dalam mengelompokkan seperangkat pengertian yang memiliki kesamaan istilah. Contoh penggunaan istilah : gerak, gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan.

2.1.2.4 Penyebab Kesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: eksperimen semu di SMA Negeri 1 Karawang

0 4 273

PENERAPAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 GUMELAR

0 16 166

IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 4 DELANGGU TAHUN AJARAN 2014/

0 2 20

IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 4 DELANGGU TAHUN AJARAN 2014/

0 3 16

AAnalisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal fisika disertai tinjauan gender dan efektivitas program remidi dengan metode diskusi kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman pada pokok bahasan gerak lurus.

3 8 125

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA UNTUK SMA/MA KELAS X POKOK BAHASAN GERAK LURUS.

0 1 16

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF FISIKA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS DI SMP Novi Nir Liutamimah

0 0 6

Identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika bahasan gerak lurus pada siswa kelas XA dan XB SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

0 0 143

Pengaruh pembelajaran fisika menggunakan metode Role Play pada pokok bahasan gerak lurus terhadap keterlibatan, minat, dan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Moyudan - USD Repository

0 0 260