59
5. Prestasi sekolah yang ingin dicapai, ditunjukkan dengan: a. Program sekolah tentang prestasi akademik
b. Program sekolah tentang prestasi non akademik 6. Pengembangan dan karier guru karyawan, ditunjukkan dengan:
a. Kesempatan mengikuti pelatihan-pelatihan b. Kesempatan mengikuti studi lanjut.
c. Kesempatan berkarier. 7. Kepemimpinan, ditunjukkan dengan:
a. Pengarahan dari kepala sekolah b. Perhatian dari kepala sekolah
2.3.2. Indikator Iklim Sekolah
Berdasarkan uraian pada pembahasan karakteristik iklim sekolah sebagaimana tersebut di atas dapat dijelaskan indikator iklim sekolah dalam
penelitian ini adalah: 1 Kedisiplinan, 2 Lingkungan fisik sekolah, 3 Pembelajaran yang efektif, 4 Penghargaan dan insentip, 5 Prestasi sekolah, 6,
Pengembangan dan karier guru karyawan, dan 7 Kepemimpinan kepala sekolah Dari ketujuh indikator tersebut di atas akan dikembangkan menjadi instrumen
penelitian dengan menggunakan skala ordinal atau skala likert untuk mengukur variabel iklim sekolah berdasarkan persepsi guru.
2.4. Kajian Penelitian yang Relevan
Djumiati 2003 dalam penelitiannya yang berjudul ”Kontribusi Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru
60
SMU Negeri Kabupaten Pati”. Hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa ada kontribusi supervisi kunjungan kelas oleh Kepala Sekolah yang dilakukan secara
efektif dan frekuensi pelaksanaannya secara periodik dengan iklim sekolah yang nyaman dan menyenangkan akan berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri
Kabupaten Pati. Musrini 2002 dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan Supervisi
Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan Kompensasi dengan Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa ada hubungan Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah yang dilakukan secara efektif dan secara periodik dengan memberi
kompensasi pada tingkat kewajaran akan berpengaruh terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.
Dari kajian penelitian yang relevan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang masih ada relevansinya, yakni mengenai ”Pengaruh
Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Sub MKKS Taman Kabupaten Pemalang”. Dengan
harapan dari hasil penelitian tersebut memperoleh temuan yang belum dikupas oleh peneliti terdahulu guna pengembangan bahan kajian baik teori maupun
praktis. 2.5. Kerangka Berpikir
Kinerja guru dimaknai sebagai kemampuan kerja guru yang dilihat dari tingkat pencapaian atau penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Karena tanggungjawabnya yang begitu besar maka permasalahan kinerja guru
61
Supervisi Kunjungan Kelas
Iklim Sekolah Kinerja Guru
merupakan hal yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor yang diduga kuat mempengaruhi kinerja
guru diantaranya adalah supervisi kunjungan kepala sekolah dan iklim sekolah. Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dapat dimaknai sebagai salah
satu tugas kepala sekolah dalam memberi layanan, bantuan dan pembinaan terhadap guru dalam proses belajar mengajar di kelas agar kinerja guru lebih baik
sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran. Demikian pula dengan iklim sekolah, iklim sekolah merupakan situasi
lingkungan kerja di sekolah yang dirasakan oleh seluruh warga sekolah seperti: kepala sekolah, guru, staf, siswa dan komite sekolah baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku warga sekolah. Dengan iklim sekolah yang kondusif diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja guru.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan dalam bentuk kerangka berpikir teoretik sebagai berikut:
Gambar : 2.2 Berdasar gambar di atas dapat dipahami kerangka berpikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
62
1. Jika pelaksanaan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dilakukan
secara optimal maka diduga akan berimplikasi pada kuatnya atau tingginya kinerja guru, dan sebaliknya jika pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
oleh kepala sekolah tidak optimal atau rendah, maka diduga akan berimplikasi pada melemahnya atau rendahnya kinerja guru.
2. Jika iklim sekolah dalam suasana yang kondusif maka diduga akan
berimplikasi pada kuatnya atau tingginya kinerja guru dan sebaliknya jika iklim sekolah tidak kondusif atau rendah maka diduga akan berimplikasi
pada melemahnya atau rendahnya kinerja guru. 3.
Jika pelaksanaan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dilakukan secara optimal dan iklim sekolah yang kondusif, maka diduga akan
berimplikasi pada kuatnya atau tingginya kinerja guru, dan sebaliknya jika pelaksanaan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dilakukan tidak
optimal dan iklim sekolah yang tidak kondusif, maka diduga akan berimplikasi pada melemahnya atau rendahnya kinerja guru.
2.6. Hipotesis