Uji Signifikan Parsial Uji t

Berdasarkan hasil uji SPSS pada tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa t-statistics antara variabel persepsi masyarkat terhadap obligasi di Indonesia memiliki nilai signifikan 0,162 0,05 maka terima H 0. Dari tabel 4.13 maka diperoleh persamaan regresi linear sederhana adalah Obligasi di Indonesia = 27.508 - 0.118 Persepsi masyarakat + e. Interpretasi model sebagai berikut : Artinya secara parsial variabel persepsi masyarkat mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap obligasi di Indonesia. a. Konstanta bernilai 27.508. Artinya jika tidak terdapat variabel bebas, maka obligasi adalah sebesar 27.508. b. Variabel persepsi masyarakat berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap obligasi di Indonesia, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.162 lebih besar dari 0.05. Nilai t hitung -1,409 t tabel 1,980 artinya jika ditingkatkan variabel persepsi masyarakat sebesar satu satuan maka obligasi di Indonesia tidak akan berkurang sebesar 0.118.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikan Parsial Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu pengaruh dari variabel bebas, yaitu variabel persepsi masyarakat. Koefisien regresi parsial atau uji T digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu untuk menguji pengaruh persepsi masyarakat nasabah Bank Mandiri Tbk Universitas Sumatera Utara kota Medan terhadap obligasi di Indonesia. Perhitungan koefisien regresi parsial untuk mengetahui keberartian pengaruh dari setiap variabel dengan α 5 dilakukan melalui aplikasi SPSS for windows. Kriteria pengujiannya adalah: Ho : b1 = 0 artinya variabel bebas, yaitu persepsi masyarakat secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu obligasi di Indonesia Ha : b1 = 0 artinya variabel bebas, yaitu persepsi masyarakat secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Sikap Konsumen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah : Ho diterima jika thitung ttabel pada α = 5 Ha diterima jika thitung ttabel pada α = 5 Hasil pengujiannya adalah: Tingkat kesalahan α = 5 dan derajat kebebasan df = n-k n = Jumlah Sampel, n = 95 k = Jumlah Variabel yang digunakan, k = 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Uji Parsial Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 27.508 2.423 11.353 .000 persepsi_masyarakat -.118 .084 -.145 -1.409 .162 a. Dependent Variable: obligasi Sumber :Hasil SPSS data penelitian 2013 diolah Maka: Derajat bebas df = n - k = 95– 1 = 94 Uji t yang dilakukan adalah uji dua arah, maka t tabel yang digunakan adalah t 0,05 95 = 1,980. Nilai thitung variabel persepsi masyarakat adalah - 1,409 dan nilai t tabel bernilai 1,980 sehingga thitung t tabel -1.409 1,980 dan nilai signifikan 0,000 0,05 karena 0.162 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi masyarakat nasabah Bank Mandiri Tbk berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap obligasi di Indonesia. Alasan mengapa variabel persepsi masyarakat berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap obligasi di Indonesia yaitu pertama, mengungkapkan telah diketahui bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan maupun pendengaran. Dari hasil penelitian persepsi masyarakat nasabah Bank Mandiri Tbk dalam memandang obligasi di Indonesia sendiri masih sangat minim. Temuan di lapangan diketahui bahwa pengetahuan masyarakat sendiri terhadap instrumen obligasi masih dinilai minim. Pengenalan akan produk obligasi sendiri seperti ORI ataupun SUN melalui lembaga keuangan seperti bank dinilai kurang dalam komunikasi atau promosi yang dilakukan Universitas Sumatera Utara lembaga keuangan secara maksimal. Padahal promosi sangat efektif untuk sosialisasi, membentuk image dan merubah perilaku masyarakat menuju untuk lebih mengenal ragam jenis obligasi, dalam rangka meningkatkan penjualan. Kedua , selama ini masyarakat nasabah dalam berinvestasi lebih mengenal produk-produk bank seperti tabungan, deposito dan reksa dana saham. Produk tabungan dan deposito masih tinggi peminatnya di bandingkan obligasi. Jenis nasabah yang ingin berinvestasi untuk keperluan pensiun, lebih memilih menyimpan dananya ke deposito dibandingkan dengan obligasi. Karenanya, walaupun deposito dan obligasi termasuk instrumen pendapatan tetap, tetapi deposito masih tetap menjadi pilihan. Ketiga , dalam setiap investasi untuk mendapatkan keuntungan selalu muncul potensi adanya risiko kerugian yang akan timbul apabila target keuntungan investasi tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan dan yang diinginkan. Setiap tindakan investasi mempunyai tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda-beda. Ada karakter masyarakat yang menginginkan tingkat keuntungan yang cukup tinggi di atas rata-rata keuntungan normal lebih memandang saham sangat menguntungkan dibanding obligasi, walaupun dari segi risiko jauh lebih tinggi saham dibandingkan obligasi. Return saham dinilai lebih tinggi daripada obligasi yang nilainya tetap. Seperti di Bank Mandiri Tbk, nasabah lebih berminat menempatkan dananya investasi ke AXA Mandiri yang lebih jelas masih mengandalkan naik turunnya harga saham yang di pasar. Universitas Sumatera Utara

b. Koefisien Determinasi