pinjaman. Harga dari obligasi ini ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.
Obligasi dikenal dengan memberikan pendapatan tetap fixed income securities
bagi pemegangnya. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan penerbit emiten obligasi berkewajiban untuk membayarkan bunga dalah jumlah tertentu
secara periodik selama obligasi tersebut belum jatuh tempo, dan juga melakukan pembayaran kembali nilai prinsipal obligasi tersebut pada saat jatuh tempo yang
ditentukan.
2.2.2. Karekteristik Obligasi
Tandelilin 2001: 136 mengatakan secara umum karakteristik yang
melekat pada obligasi dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut: 2.2.2.1
Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik merupakan nilai teoritis dari obligasi. Nilai intrinsik ini akan berubah seiring dengan berjalannnya waktu, besarnya coupon rate, dan
nilai nominalnya. Nilai intrinsik = f coupon rate, nilai parnilai nominal, dan waktu.
a. Kupon coupon rate : Besarnya pendapatan bunga tetap secara
periodik yang diperoleh oleh pemilik obligasi selama umur obligasi. Misalnya perusahan menerbitkan obligasi dengan coupon rate sebesar
20 yang dibayarkan setiap tahun selama 10 tahun, maka pemegang obligasi akan memperoleh pembayaran bunga 20 x Rp 1 juta =Rp
200.000,00 setiap tahun selama 10 tahun.
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai Par : Harga pokok obligasi yang ditentukan emiten pada saat
obligasi tersebut ditawarkan kepada investor harga nominal. Misalnya suatu obligasi mempunyai nilai parnominal sebesar Rp
1juta, maka pada saat jatuh tempo pemegang obligasi akan memperoleh uang pengembalian sebesar Rp 1 juta dari pihak penerbit
obligasi diluar bunga . c.
Waktu jatuh tempo Maturity : Suatu rentang waktu sejak emisi
sampai pelunasan nilai nominalnya. Misalnya jangka waktu obligasi adalah 10 tahun, diterbitkan tahun 2001, pada tahun 2011 sepuluh
tahun mendatang emiten akan melunasi obligasi yang jatuh tempoh
sebesar nilai nominal.
2.2.2.2 Tipe Penerbitannya
Ada tidaknya jaminan colateral dan urutan klaim yang berbeda- beda. Emiten dapat menerbitkan obligasi dengan jaminan asset riil dan
asset financial tertentu yang dimilikinya atau tanpa jaminan jika emiten
tersebut sudah memiliki kredibilitas yang baik Emiten juga dapat menerbitkan obligasi dengan urutan klaim yang berbeda-beda. Obligasi
senior yaitu obligasi yang memberikan hak prioritas pertama atas klaim asset perusahaan ketika terjadi permasalahan likuiditas. Obligasi
subordinatjunior yang memberikan hak kepada pemiliknya setelah klaim obligasi senior terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.3 Call Provision
Call provision adalah hak emiten untuk melunasi obligasi sebelum
jatuh tempo. Call provision akan dilaksanakan jika ada penurunan tingkat suku bunga r coupon rate yang menyebabkan harga obligasi naik
melebihi harga nominalnya.
2.2.2.4 Bond Indenture
Bond Indenture adalah dokumen legal yang berisi hak-hak bond
holder dan emiten yang biasanya berisi maturity, besarnya couponbunga
dan jadwal pembayarannya.
2.2.3 Jenis Obligasi
Menurut Tandelilin 2001:138 dalam prakteknya terdapat berbagai jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar yang masing-masing memiliki
karakter tersendiri seperti berikut:
1. Obligasi dengan jaminan Mortgage bond
Obligasi yang diterbitkan oleh emiten dengan jaminan suatu asset riil ataupun financial asset lainnya yang bisa berupa tanah dan
bangunan,peralatan permesinan, mobilperalatan lainnya serta surat- surat berharga lainnya. Jika terjadi gagal bayar dimana emiten gagal
melakukan kewajibannya atas coupon dan nilai pokok default risk, pemegang obligasi berhak mengambil alih asset tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Obligasi tanpa jaminan Unsecured bonds
Obligasi yang diterbitkan oleh emiten tanpa adanya jaminan asset riil ataupun financial asset.
3. Obligasi Konversi
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversi obligasi tersebut dengan sejumlah saham dengan harga
yang ditetapkan, sehingga pemegang obligasi memiliki kesempatan memperoleh capital gain.
4. Obligasi dengan bunga tetap Fixed rate bond
Obligasi yang menawarkan bunga tetap selama jangka waktu obligasi tersebut biasanya 5-10 tahun. Bunga yang dibayarkan mungkin setiap
semester atau setiap tahun.
5. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang Floating rates bond
Jenis kedua obligasi yang menawarkan suku bunga mengambang, biasanya dikombinasikan dengan suku bunga tetap fixed rates
dimana coupon rate ditawarkan sebesar suku bunga deposito perbankan ditambah dengan prosentase tertentu.
6. Obligasi tanpa kupon Zero coupon bond
Obligasi dengan tingkat bunga nol tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi jenis ini biasanya dijual dengan diskon dibawah harga
nominalnya pada awal periode kemudian dilunasi penuh sesuai dengan nilai nominalnya pada akhir periode.
Universitas Sumatera Utara
7. Callable dan Putable bond
Callable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada
emitennya untuk melunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo pada harga call lebih tinggi dari harga par yang telah ditetapkan. Biasanya
dilakukan jika terjadi penurunan suku bunga yang menyebabkan kenaikan harga obligasi. Sedangkan putable bond adalah obligasi yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjualnya menerima pelunasan sesuai nilai par sebelum jatuh tempo.Biasanya dilakukan
jika terjadi kenaikan suku bunga yang menyebabkan penurunan harga obligasi.
8. Junk bonds adalah obligasi yang memberikan coupon rate yang tinggi
tetapi memiliki resiko gagal bayar yang juga tinggi. Biasanya
diterbitkan oleh emiten suatu rencana mergerakuisisi.
Sejalan dari jenis obligasi di atas, Brigham dan Houston 2009: 346 obligasi diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
1.
Obligasi Pemerintah teasury bonds
Obligasi pemerintah adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah pusat. Jenis obligasi pemerintah di Indonesia seperti :
a. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu
dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan.
b. Surat Utang Negara SUN, diterbitkan untuk membiayai
defisit APBN;
Universitas Sumatera Utara
c. Obligasi Ritel Indonesia ORI, sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal
yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
d. Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut obligasi syariah atau obligasi sukuk, sama dengan SUN, diterbitkan
untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip
syariah.
2.
Obligasi Perusahaan Corporate bond
Corporate bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Perusahaan yang dimaksud dapat berbentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN ataupun perusahaan swasta. Indeks obligasi swasta ini termasuk
yang dibuat oleh Lehman Brothers Corporate Bond Index dan Dow Jones Corporate Bond Index
. Indeks obligasi yang dikenal di Indonesia
adalah Indeks Obligasi Indonesia yang diterbitkan oleh
HSBC .
3.
Obligasi Pemerintah Daerah municipal bonds
Obligasi pemerintah daerah adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah negara bagian atau pemerintah lokal. Di Indonesia, obligasi pemerintah
daerah sering berasal dari Badan Usaha Milik Daerah BUMD.
4.
Obligasi Luar Negeri forgein bonds
Obligasi Luar Negeri adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah luar negeri ataupun perusahaan asing.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Yield Obligasi
Menurut Tandelilin 2001: 140 dua istilah terkait dengan pendapatan suatu obligasi yaitu, yield obligasi bond yield dan bunga obligasi bond interest
rate . Yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima
investor yang tidak bersifat tetap, karena yield obligasi akan sangat tergantung return yang disyaratkan investor. Sementara bunga kupon obligasi bisa diartikan
sebagai hasil atau imbalan yang dibayarkan oleh pihak yang meminjamkan dana, dalam hal emiten penerbit obligasi, kepada pihak yang memberikan pinjaman
dana. Ada 2 dua istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to
maturity.
1. Currrent yield
adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
Current yield =
����� ��ℎ���� ����� ��������
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17 per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98 untuk nilai
nominal Rp 1.000.000.000, maka:
Current Yield = Rp 170.000.000 atau Rp 980.000.000 98
17
= 17.34
Universitas Sumatera Utara
2. Sementara itu yiled to maturity YTM adalah tingkat pengembalian atau
pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku
adalah YTM atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:
YTM approximation = C + R – P
n x 100
2 R + P
Keterangan: C = kupon
n = periode waktu yang tersisa tahun R = redemption value
P = harga pembelian purchase value Contoh:
Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25 memiliki kupon sebesar 16 dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo
pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya? C = 16
n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun R = 94.25
P = 100 YTM approximation = 16 +
3.853 100 – 94.25
= 100 + 94.25 = 2
18,01
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Harga Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase , yaitu persentase dari nilai
nominal. Ada 3 tiga kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par nilai Pari
Par adalah harga obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100, maka nilai
obligasi tersebut adalah 100 x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium dengan Premi
At premium adalah harga obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102, maka nilai obligasi adalah 102 x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount dengan Discount
at discount adalah harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98, maka nilai dari obligasi adalah 98 x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
2.2.6 Kelebihan dan Kelemahan Berinvestasi Obligasi
Investor mempunyai pilihan atas masing-masing sekuritas yang akan dipilih dalam melakukan investasi di pasar modal, salah satunya adalah obligasi.
Berikut yang dipertimbangkan dari kelebihan obligasi, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Pendapatan tetap fixed income securities
Pendapatan tetap yang diterima dari investasi obligasi adalah berupa kupon dan pokok obligasi. Bungakupon obligasi merupakan
kewajiban perusahaan yang diberikan kepada investor atas pinjaman yang telah diberikan. Bagi investor kupon obligasi memberikan keuntungan atas
dana yang telah diinvestasikan. Dibandingkan dengan bunga deposito, bunga yang ditawarkan obligasi pada umumnya relatif lebih tinggi
Edward, 2007. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menarik minat investor untuk berinvestasi pada obligasi. Jika dibandingkan dengan
saham, jika pasar berjalan dengan baik, saham memiliki potensi untuk meningkat baik secara nilai capital gain maupun secara nilai dividen
yang dibagikan, berbeda dengan obligasi yang nilai dari return yang diberikan akan tetap. Hal ini terjadi dikarenakan saham mendapat return
berupa persentase laba sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki, sehingga dalam perhitungan apabila tingkat laba meningkat maka
presentase dividen juga akan meningkat, sementara obligasi mempunyai angka pasti tingkat pengembalian.
2. Hak klaim pertama
Obligasi memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan saham. Apabila emiten atau penerbit obligasi mengalami likuidasi atau
bangkrut maka pemegang obligasi sebagai kreditur memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan. Hal tersebut dikarenakan emiten telah
terikat kontrak atas kewajiban pelunasan terhadap pihak pemegang
Universitas Sumatera Utara
obligasi. Pemegang saham mendapat bagian atas aset perusahaan jika obligasi sudah terbayar semua. Namun tidak menutup kemungkinan aset
perusahaan tidak mampu melunasi semua obligasi yang beredar. Oleh karena itu, investasi obligasi dan saham juga memiliki risiko tetapi risiko
obligasi relatif lebih kecil dibanding saham Maharti, 2011.
3. Konversi saham
Keuntungan lain dari obligasi yaitu obligasi dapat dikonversikan menjadi saham. Konversi ini hanya dapat dilakukan pada jenis obligasi
tertentu yaitu convertible bond. Menurut Tandalilin 2001:138, pemegang obligasi yang telah mengkonversi obligasi ke saham pada harga tertentu,
maka pemegang obligasi akan memperoleh kesempatan untuk memperoleh capital gain.
Meskipun termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang relative rendah, namun obligasi tetap mengandung beberapa risiko antara lain:
1. Default Risk Risiko gagal bayar
Risiko default merupakan risiko yang ditanggung investor atas ketidakmampuan emiten melunasi obligasi pada waktu yang ditetapkan
dalam kontrak perjanjian obligasi. Menurut Tandelilin 2004:174 besarnya risiko gagal bayar sangat tergantung pada kinerja emiten yang
menrbitkan obligasi tersebut dalam pembayaran bunga dan pelunasan pinjaman pokok. Dampak yang ditimbulkan dari risiko default adalah
harga obligasi perusahaan menurun tajam. Selain itu, perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
mengalami gagal bayar kurang diminati investor karena risiko yang ditanggung investor terlalu besar.
3. Perubahan Tingkat Bunga
Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan perubahan tingkat suku bunga. Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat
suku bunga; artinya jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun. Sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Investor
obligasi harus jeli memperkirakan tingkat suku bunga sedemikian sehingga ia dapat memperkirakan apakah terus memegang suatu obligasi,
membeli obligasi baru atau menjual obligasi yang dipegang saat ini. Perdagangan obligasi sangat dipengaruhi tingkat suku bunga. Jika tingkat
suku bunga mengalami kenaikan, maka nilai obligasi menjadi turun, yang berarti obligasi akan dijual dengan diskon atau dijual lebih murah.
4. Risiko Pembelian Kembali Call Risk
Risiko obligasi ini ditimbulkan karena fitur obligasi yang berjenis feature call
, kebiasaan penerbit melakukannya ketika suku bunga turun sehingga lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon. Kemudian penerbit
akan menggantikan obligasi tersebut dengan kupon yang lebih rendah dari obligasi sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Biaya Investasi
Inilah sebagian alasan investasi obligasi tidak menjadi pilihan utama. Hal ini didasarkan harga investasi obligasi relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan investasi sekuritas yang lain. Disatu sisi satuan jual beli instrumen ini cukup besar Kevin Wahyono, 2012.
6. Risiko Likuidasi Liquidity risk
Risiko likuidasi liquidity risk adalah risiko tidak likuidnya obligasi di pasar sekunder. Obligasi tidak semuanya menarik investor
untuk membelinya, karena ketika obligasi itu ada masalah atau pasar masih belum paham dengan keberadaan obligasi, maka pemodal
mengalami kesulitan untuk melikuidnya menjadi dana sehingga tidak memiliki kemampuan pembayaran bunga dan pokok pinjaman.
7. Inflasi
Kondisi ekonomi mengalami inflasi, suku bunga akan cendrung mengalami peningkatan. Tingkat inflasi nantinya akan mempengaruhi
tingkat suku bunga pasar selanjutnya tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi harga dan yield obligasi Tandelilin, 2001:170.
8. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Foreign exchange risk
Yaitu risiko perubahan dalam nilai tukar, khususnya untuk surat utang yang diterbitkan dalam mata uang asing. Risiko ini dapat terjadi
pada obligasi yang dibeli dalam satuan mata uang asing. Contoh: dolar AS Jika investor membeli obligasi pada satuan dolar AS maka kupon
yang diterima juga dalam bentuk dolar AS. Apabila kondisi ekonomi
Universitas Sumatera Utara
semakin menguatkan nilai rupiah maka kupon yang akan diterima akan semakin kecil dalam bentuk rupiah.
2.3 Persepsi Masyarakat
2.3.1 Pengertian Persepsi Masyarakat
Seorang pakar organisasi bernama Robbins 2007:169 mengungkapkan bahwa Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dengan mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
Sejalan dari defenisi diatas, Rangkuti dalam Marbun 2012:75 persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasikan, serta
mengartikan stimulus yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Maka dari beberapa defenisi diatas secara umum, peneliti membuat kesimpulan
tentang persepsi adalah adalah penafsiran berdasarkan data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia, sebagai suatu fungsi biologis
melalui organ-organ sensoris yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan di
lingkungannya. Arti masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dalam satu
kesatuan dalam tatanan sosial masyarakat. Pendapat yang dikemukakan oleh Ralph Linton dalam Harsojo 1997 : 144 menyatakan bahwa masyarakat adalah
setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga
Universitas Sumatera Utara
mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Dari defenisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup secara bersama-sama dan saling
berhubungan. Artinya bahwa setiap individu manusia yang satu sadar akan adanya individu yang lain dan memperhatikan kehadiran individu tersebut. Bila
dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka penulis memberikan defenisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana sekelompok
individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu, memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik dari lingkungan tempat tinggal
mereka.
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang
yang melihat sesuatu mungkin memberikan interprestasi yang berbeda tentang yang dilihatnya. Menurut Siagian 1995 secara umum terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang. Pertama, diri orang yang bersangkutan sendiri atau pengetahuan yang dimiliki. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusa
memberikan interprestasinya tentang apa yang dilihat nya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual dan pengetahuan yang turut berpengaruh seperti sikap,
motif, minat, pengalaman, dan harapannya. Kedua sasaran persepsi tersebut.Sasaran ini mungkin berupa orang, benda
atau peristiwa. Sifat – sifat sasaran itu biasanya terhadap persepsi orang yang
Universitas Sumatera Utara
melihatnya. Hal – hal lain yang ikut menetukan persepsi seseorang adalah gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri – ciri lain dari sasaran persepsi.
Ketiga faktor situasi. Faktor ketiga yang turut berperan dalam membentuk persepsi seseorang adalah faktor situasi. Dalam hal ini tinjauan terhadap persepsi
harus secara konstektual artinya perlu dalam situasi yang mana suatu persepsi itu timbul.
2.3.3 Pengukuran Persepsi
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan perspsi dapat
diukur, dimana sikap obyek diterjemehkan dalam sistem angka. Dua metode pengukura sikap terdiri dari metode self report dan pengukuran involuntary
behavior. Self report
mrupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan dapat menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah bila individu
tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat mengetahui pendapat atau sikapnya.
Sedangkan pengukuran involuntary behavior dilakukan jika memang diingikan atau dapat dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi
pengukuran sikap di pengaruhi kerelaan responden. Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadapreaksi – reaksi fisiologis tampa disadari oleh
individu yang bersangkutan. Observer dapat menginterprestasikan sikap atau persepsi individu mulai dari facial reaction, voice tones, body gasture, keringat,
dilatasi pupil mata, detak jantung dan beberapa aspek fisiologois yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Azwar 2003 skala sikap disusun untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial.
Pernyataan sikap terdiri dari dua macam yaitu pernyataan favorable mendukung atau memihak unfavorable tidak mendukung atau tidak memihak pada objek
sikap.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Terhadap
Obligasi 2.4.1 Obligasi Lebih Aman dibandingkan Saham
Investasi merupakan langkah penanaman modal di suatu proyek, perusahaan, atau instrumen investasi lainnya yang berfungsi untuk meningkatkan
aktivauntuk memperoleh keuntungan. Bentuk dari investasi sendiri dibagi menjadi 2 macam; jangka pendek dan jangka panjang, serta ada investasi beresiko
tinggi dan resiko rendah. Berikut kita akan membahas 2 macam instrumen investasi yang umum dipergunakan oleh para investor yaitu Saham dan Obligasi.
Berdasarkan risiko nya, masyarakat memandang bahwa obligasi jauh lebih aman dibandingkan saham. Saham sebagai instrumen investasi memiliki resiko yang
jauh lebih tinggi daripada obligasi, dikarenakan bahwa nilai dari saham memiliki tingkat fluktuatif yang sangat tinggi saham pada jam pembukaan bursa efek
dengan jam penutupan memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk mempunyai nilai yang berbeda disebabkan oleh karena selain dipengaruhi oleh
perusahaan sendiri namun juga banyak faktor pasar lainnya yang menentukan fluktuasi dari nilai saham itu sendiri, sementara obligasi memiliki tingkat
fluktuatif yang relatif rendah karena return yang diberikan juga tidak terlalu
Universitas Sumatera Utara
tinggi, berbeda dengan saham yang memiliki tingkat return yang relatif tinggi juga risiko yang lebih tinggi.
Jika pasar berjalan dengan baik, saham memiliki potensi untuk meningkat baik secara nilai capital gain maupun secara nilai dividen yang dibagikan,
berbeda dengan obligasi yang nilai dari return yang diberikan akan tetap. Namun, pada kondisi pasar yang sulit, saham dapat memberikan tingkat kerugian yang
cukup tinggi daripada obligasi, dengan semakin menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi maka dividen yang akan didapatkan oleh investor juga akan menurun
dengan drastis begitu pula dengan jatuhnya nilai perusahaan di pasar juga akan berpengaruh besar terhadap capital gain saham yang anda pegang. Sementara
obligasi, dengan adanya patokan tingkat pengembalian dari awal, tingkat bunga return yang dijanjikan tidak akan berubah.
Menurut Brigham dan Houston 2004: 344 banyak investor memandang sekuritas pemerintah seperti obligasi pemerintah sebagai tempat yang aman untuk
menginvestasikan dana. Namun demikian, masyarakat yang cendrung memilih tipe yang risk taker atau tipe investor yang suka tingkat keuntungan yang cukup
tinggi di atas rata-rata keuntungan normal sehingga harus siap mendapatkan potensi tingkat risiko yang tinggi juga maka memilih saham sebagai pilihan.
Namun, masyarakat yang cendrung konservatif yang mengharapkan tingkat keuntungan yang relatif sedikit dan lebih aman cenderung akan mendapatkan
tingkat risiko yang relatif kecil maka akan cendrung memilih obligasi sebagai pilihan investasi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Tingkat Hasil Relatif Lebih Tinggi di Bandingkan Deposito
Obligasi dan deposito merupakan instrumen yang memberikan pendapatan yang bersifat tetap. Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan pihak bank. Namun jika dibandingkan
dengan deposito, bunga yang ditawarkan obligasi relatif lebih tinggi daripada deposito. Tingkat suku bunga bank yang rendah mengakibatkan pemodal beralih
ke investasi lain dan lebih tertarik pada obligasi yang memberikan pendapatan dalam jumlah yang lebih besar Maharti, 2011.
Hal yang sama juga diungkapkan Edward 2007 pertimbangan yang mendasari perusahaan–perusahaaan publik atau institusi pemerintah menerbitkan
obligasi sebagai alternative pembiayaan jangka menengah dan panjang ekspansi usaha, pembelian mesin baru, investasi baru atau membiayai project- project
infrastuktur pembangunan adalah karena tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada tingkat bunga pinjaman bank. Pada sisi investor juga diuntungkan karena
dapat memberikan tingkat return yang lebih tinggi dari deposito. Sebagai illustrasi, apabila tingkat bunga deposito 9 dan perusahaan meminjam dari bank,
perusahaan mungkin harus membayar bunga 15 per tahun. Apabila perusahaan dapat menerbitkan obligasi dengan coupon rate sebesar 11 dan terjual pada
harga nominal, maka perusahaan dapat menghemat biaya dana sebesar 4 dikurangi biaya emisi dan administrasi lainnya. Bagi masyarakatinvestor juga
memperoleh manfaat karena memperoleh keuntungan sebesar 11 per tahun yang
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi dari tingkat deposito perbankan dengan resiko yang relatif sama antara perbankan dan emiten.
2.4.3 Suku Bunga Interest Rate
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam persen Tri Rahayu dan Pranowo, 2012. Kewajiban pembayaran tingkat suku
bunga obligasi kupon dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan bersama sebelumnya, bila dilakukan triwulanan atau semesteran. Ketetapan waktu
pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi.
Untuk menarik investor obligasi maka diberikan insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik setiap tahunnya. Besarnya tingkat suku bunga dipakai
oleh pembeli obligasi sebagai benchmark dasar tingkat return yang diharapkan dan pada sisi emiten sebagai besarnya biaya modal. Tingkat suku bunga pasar
dalam hal ini dapat berupa SBI rate atau suku bunga pasar pada umumnya. Perubahan tingkat suku bunga akan di proxy dari perubahan SBI rate karena
setiap ada issu rencana perubahan pada SBI rate sudah langsung direspon oleh perubahan harga sekuritas.
Menurut Tandelilin 2001: 159 bahwa hubungan suku bunga dengan obligasi adalah berlawanan arah, yaitu semakin meningkatnya menurunnya suku
bunga, semakin menurunnya menaiknya nilai emisi obligasi. Pasar obligasi umumnya akan menarik bila kondisi ekonomi cendrung menurun. Dalam
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi lambat, tingkat suku bunga akan turun dan harga obligasi akan naik. Hal yang sama juga diungkapkan Edward 2007 dalam penelitiannya
menjelaskan selama umur obligasi besarnya interest rate dapat berubah sesuai kondisi perekonomian secara keseluruhan. Dari sisi emiten jika suku bunga turun,
beban biaya modal akan berkurang sehingga perusahaan akan melakukan ekspansiinvestasi baru dengan emisi obligasi baru atau credit baru sehingga
terjadi ekspektasi kenaikan pendapatan perusahaan. Ekspektasi yang positif ini menyebabkan nilai perusahaan naik sehingga terjadi peningkatan harga securitas
obligasi. Sebaliknya jika suku bunga naik, beban biaya modal dan operational cost
akan naik sehingga pendapatan operasional EBIT emiten akan turun. Dari sisi investor pada saat tingkat suku bunga mengalami kenaikan
sementara besarnya coupon rate tetap fixed income bond, maka return riil dari investor relatif lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga pasar. Hal ini akan
menyebabkan terjadi aksi jual obligasi sehingga harga obligasi turun .Sebaliknya pada saat suku bunga turun, besarnya coupon rate tetap, return riil dari investor
akan lebih besar naik sehingga terjadi aksi beli obligasi yang menyebabkan harga obligasi naik.
Dari penjelasan di atas, hubungan antara tingkat bunga dan harga obligasi merupakan informasi penting bagi masyarakat yang mendasari pandangan mereka
terhadap sekuritas obligasi. Walaupun dalam kenyataannya masyarakat tidak dapat mempengaruhi tingkat dan arah perubahan bunga pasar. Tetapi dengan
memahami hubungan tingkat bunga dan obligasi maka masyarakat dapat mengendalikan dampak perubahan tingkat suku bunga tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Peringkat Obligasi
Dalam investasi, peringkat rating merupakan salah satu hal yang sangat penting karena menentukan suatu perusahaan negara bisa mendapatkan
pendanaan dari penerbitan obligasi atau tidak dan berapa besar kupon atau imbal hasil yang harus dibayarkan supaya mau diterima oleh investor. Dalam investasi,
baik saham, reksa dana ataupun obligasi, perubahan rating terutama rating suatu negara bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi arah investasi. Untuk
itu, sedikit banyak investor perlu mengetahuinya.
Selain faktor–faktor yang telah disebutkan, penyebab resiko pada investasi obligasi adalah faktor internal perusahaan berupa dana tidak terbayar tepat waktu
sesuai jatuh temponya.Dengan demikian pemegang obligasi mungkin menghadapi tidak terbayarnya bunga dan pokok pinjaman default risk.Untuk mengantisipasi
hal tersebut, masyarakat dapat memanfaatkan informasi pemeringkatan obligasi Brigham dan Houston, 2004:375.
2.5 Penelitian Terdahulu
Lubis 2009 melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito dan GDP Terhadap Permintaan Obligasi Swasta di
Indonesia ”. Variabel bebas yang digunakan adalah Nilai Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP sedangkan variabel terikatnya adalah Permintaan Obligasi Swasta di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis OLS Ordinary Least Square
. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Nilai Kurs memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia, Suku
bunga SBI memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan
Universitas Sumatera Utara
permintaan Obligasi Swasta di Indonesia, GDP memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia dan variabel Nilai
Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap peningkatan Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia.
Penelitian Siahaan 2008 meneliti tentang “Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Penerbitan Obligasi Pemerintah dalam Rangka
Rekapitulasi Perbankan” . Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI sedangkan variabel terikatnya adalah Penerbitan
Obligasi Pemerintah. Penelitian tersebut menggunakan Metode Analisis OLS Ordinary Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Inflasi
dan Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada obligasi pemerintah Indonesia.
Edward 2007 meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Harga Obligasi ”. Penelitian ini menjelaskan
sebuah obligasi dapat dihitung dengan mengetahui karakteristik yang melekat pada obligasi tersebut seperti coupon rate, sisa jatuh tempomaturity, tingkat suku
bunga pasar pada umumnya serta tingkat keuntungan yang diharapkan. Estimasiperkiraan harga ke depan sebuah obligasi dapat dilakukan dengan
mengetahui besaran-besaran variable ekonomi makro dan tendensi perubahan ke depannya seperti trend nilai kurs Rp, tingkat inflasi, SBI rate serta kebijakan
pemerintah lainnya. Hasilnya menunjukkan kurs Rp, tingkat inflasi, dan coupon rate
berpengaruh positif terhadap harga obligasi.
Universitas Sumatera Utara
Chambali 2008 meneliti tentang “ Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Berinvestasi Sukuk ”. Penelian ini menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk berinvestasi pada sukuk. Sukuk obligasi berbasis syariah memiliki lima atribut yang melekat yaitu
tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga riba, pengenalan pajak religius atau pemebrian sedekah zakat, pelarangan produksi barang dan jasa yang
bertentangan dengan sistem nilai Islam. Peneliti memilih penelitian Chambali sebagai penelitian terdahulu karena penelitian tersebut hampir mendekati judul
penelitian ini Analisis Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Obligasi di Indonesia. Hal yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah jenis
investasinya yaitu sukuk obligasi syariah dan obligasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket tertutup untuk menjaring data risiko investasi
X1 dan atribut instrumen Islami X2, serta angket tertutup untuk menjaring data Minat Berinvestasi Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikat antara risiko investasi dan atribut produk Islami terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi pada sukuk.
2.6 Kerangka Konseptual