obligasi. Pemegang saham mendapat bagian atas aset perusahaan jika obligasi sudah terbayar semua. Namun tidak menutup kemungkinan aset
perusahaan tidak mampu melunasi semua obligasi yang beredar. Oleh karena itu, investasi obligasi dan saham juga memiliki risiko tetapi risiko
obligasi relatif lebih kecil dibanding saham Maharti, 2011.
3. Konversi saham
Keuntungan lain dari obligasi yaitu obligasi dapat dikonversikan menjadi saham. Konversi ini hanya dapat dilakukan pada jenis obligasi
tertentu yaitu convertible bond. Menurut Tandalilin 2001:138, pemegang obligasi yang telah mengkonversi obligasi ke saham pada harga tertentu,
maka pemegang obligasi akan memperoleh kesempatan untuk memperoleh capital gain.
Meskipun termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang relative rendah, namun obligasi tetap mengandung beberapa risiko antara lain:
1. Default Risk Risiko gagal bayar
Risiko default merupakan risiko yang ditanggung investor atas ketidakmampuan emiten melunasi obligasi pada waktu yang ditetapkan
dalam kontrak perjanjian obligasi. Menurut Tandelilin 2004:174 besarnya risiko gagal bayar sangat tergantung pada kinerja emiten yang
menrbitkan obligasi tersebut dalam pembayaran bunga dan pelunasan pinjaman pokok. Dampak yang ditimbulkan dari risiko default adalah
harga obligasi perusahaan menurun tajam. Selain itu, perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
mengalami gagal bayar kurang diminati investor karena risiko yang ditanggung investor terlalu besar.
3. Perubahan Tingkat Bunga
Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan perubahan tingkat suku bunga. Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat
suku bunga; artinya jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun. Sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Investor
obligasi harus jeli memperkirakan tingkat suku bunga sedemikian sehingga ia dapat memperkirakan apakah terus memegang suatu obligasi,
membeli obligasi baru atau menjual obligasi yang dipegang saat ini. Perdagangan obligasi sangat dipengaruhi tingkat suku bunga. Jika tingkat
suku bunga mengalami kenaikan, maka nilai obligasi menjadi turun, yang berarti obligasi akan dijual dengan diskon atau dijual lebih murah.
4. Risiko Pembelian Kembali Call Risk
Risiko obligasi ini ditimbulkan karena fitur obligasi yang berjenis feature call
, kebiasaan penerbit melakukannya ketika suku bunga turun sehingga lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon. Kemudian penerbit
akan menggantikan obligasi tersebut dengan kupon yang lebih rendah dari obligasi sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Biaya Investasi
Inilah sebagian alasan investasi obligasi tidak menjadi pilihan utama. Hal ini didasarkan harga investasi obligasi relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan investasi sekuritas yang lain. Disatu sisi satuan jual beli instrumen ini cukup besar Kevin Wahyono, 2012.
6. Risiko Likuidasi Liquidity risk