38 6.
Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya
anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri.
Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli tersebut, siswa usia Sekolah
Dasar merupakan siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, siswa lebih mudah memahami sesuatu yang bersifat nyata. Siswa
tersebut juga berada pada masa-masa untuk aktif dalam kegiatan belajar. Selain itu, usia siswa pada jenjang tersebut memiliki perbedaan karakteristik yang
terletak pada intelektual, emosi, sosial, kepribadian, moral, dan fisik. Hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap keaktifan siswa dalam belajar.
D. Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian oleh Asih B. Setyowati yang berjudul peningkatan aktivitas
dan hasil belajar IPA melalui metode inquiry pada siswa kelas IV A SD N Gedongkiwo tahun 2012 yaitu untuk peningkatan aktivitas siswa tingkat
kategori aktif mempunyai persentase yang paling anak yaitu sebanyak 46,67 . Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar siswa tingkat kategori baik
persentasenya meningkat yaitu dari 73,34 pada siklus I menjadi 93,99 pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Efekpengaruh metode inquiry terhadap peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada penelitian ini yaitu jumlah siswa yang terlibat dalam aktivitas oral dan aktivitas berpikir. Mental acitivites kegiatan yang
dilakukan dan mengambil kesimpulan meningkat. Selain itu visual +
39 listening activities
seperti memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru pun meningkat.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Desti Ariany Putri yang berjudul
keaktifan belajar siswa tunagrahita kategori sedang kelas VB dalam pembelajaran menggunakan pemberian reward di SLB N Pembina
Yogyakarta menunjukkan bahwa perilaku keaktifan belajar yang nampak dalam diri siswa tunagrahita kategori sedang kelas V B SLB N Pembina
Yogyakarta ditandai dengan munculnya perilaku subjek pada aspek keberanian,
berpartisipasi, usaha
belajar, dan
kemandirian saat
pembelajaran. Keaktifan belajar pada diri siswa tunagrahita kategori sedang masih memerlukan penguatan berupa reward, bantuan guru, dan
pendampingan.
E. Kerangka Pikir
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam dunia pendidikan tersebut, belajar merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh generasi penerus bangsa. Belajar
adalah suatu proses atau tahapan untuk merubah tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Hasil dari belajar tersebut
antara lain mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotornya.
40 Banyak faktor yang dapat menimbulkan aktivitas belajar. Faktor-faktor
tersebut akan berpengaruh pada aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Adapun faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa atau internal dan yang
berasal dari luar diri siswa atau eksternal. Faktor internal dapat berupa faktor fisiologis seperti jasmani dan keadaan fisik pancaindera serta faktor
psikologis seperti perhatian, tanggapan, dan ingatan. Faktor eksternalnya dapat berupa faktor nonsosial seperti tempat dan fasilitas serta faktor sosial seperti
guru dan teman sebaya. Adapun keberhasilan belajar tersebut tidak terlepas dari keaktifan siswa dalam belajar. Sementara itu, siswa sekolah dasar terutama
sekolah tinggi yaitu kelas IV hingga kelas VI masih memiliki keaktifan belajar yang rendah sehingga dapat berpengaruh pada keberhasilan belajarnya.
Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Hal ini diharapkan dapat membantu guru dalam
mengelola kegiatan pembelajaran yang aktif dengan memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa tersebut. Faktor-faktor
tersebut juga menjadi tolok ukur bagi guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, dengan mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa maka dapat membantu siswa untuk mewujudkan keberhasilannya dalam belajar. Sehingga dengan
keberhasilannya dalam belajar, maka dapat mewujudkan siswa yang mandiri dan berintelektual tinggi sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia.
41
F. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut.
1. Apa saja faktor-faktor internal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa
kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta tahun ajaran 20152016? 2.
Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B Negeri Tegalpanggung Yogyakarta tahun ajaran 20152016?
3. Apa faktor dominan yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B
SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta tahun ajaran 20152016?