Aspek-aspek Minat Kajian tentang Minat Belajar

18 negatif terhadap setiap kegiatan yang menyerupai pekerjaan, seperti dilihat pada waktu selama sekolah masih bermain-main dan anak menyukainya dan menyenangi masa kanak-kanaknya tetapi dengan kenaikan kelas anak lebih banyak dituntut untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, hal ini dapat menimbulkan rasa anak untuk tidak suka dengan sekolah sehingga anak itu merasa bahwa akan lebih banyak lagi pekerjaannya ketika ia menuju ke jenjang yang lebih tinggi. 8 Hubungan guru dan murid Dalam perkembangan anak banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah di pengaruhi sikapnya terhadap guru jika anak membawa konsep yang tidak positif terhadap guru ke sekolah. Konsep yang didasarkan atas kata orang tua atau saudara atau gambaran dari media massa dengan pengalaman pribadi yang dapat kurang menyenangkan bagi guru maka sikap anak terhadap semua guru cenderung tidak positif dan menimbulkan hal yang dipandang seperti itu tidak memiliki etika yang baik bagi guru. 9 Suasana emosional sekolah Suasana emosional sekolah di pengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan oleh guru sebagai aturannya di sekolah, para guru yang menjalani hubungan baik dengan siswa dan menggunakan disiplin yang demokratis, mendorong sikap yang lebih positif, pada siswa dibandingkan dengan mereka yang mempunyai “anak emas” ang 19 merasa bosan dengan pekerjaan yang mengajar secara membosankan dan terlalu bersifat otoriter atau permisif dalam pengendalian situasi di kelas, anak cenderung tertarik pada mata pelajaran yang anak itu menganggap bahwa sesuai dengan kebutuhan mereka mudah dan menghasilkan angka yang baik dan anak itu cenderung tidak tertarik pada mata pelajaran yang anak itu menganggap bahwa tidak relevan, sukar, membosankan, diajarkan dengan tidak sesuai dengan pemahaman anak, membosankan oleh guru yang tidak disukai.

C. Kerangka Pikir

Relasi teman sebaya merupakan bentuk interaksi suatu kelompok pergaulan anak dalam bermain ataupun belajar baik di sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat membentuk pola kehidupan anak itu untuk berinteraksi dengan teman sebayanya yang memiliki tingkat kematangan yang sama melalui perkembangan anak dalam kehidupan sosialnya sehingga anak mempunyai minat belajar yang tumbuh dalam dirinya. Maka anak-anak yang memiliki relasi sebaya adalah anak yang mempunyai kepedulian yang tumbuh dalam dirinya dengan membangun interaksi dengan teman sebaya. Dimana anak itu terasa nyaman dalam kelompok pergaulan antar teman sebaya di sekolah atau lingkungannya. Dalam sebuah kelompok pergaulan belajar mereka memiliki keakraban, keserasian, keharmonisan, dan kehangatan yang selalu menimbulkan rasa kepedulian dalam kebersamaan mereka melalui interaksi antar teman di