Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

19 merasa bosan dengan pekerjaan yang mengajar secara membosankan dan terlalu bersifat otoriter atau permisif dalam pengendalian situasi di kelas, anak cenderung tertarik pada mata pelajaran yang anak itu menganggap bahwa sesuai dengan kebutuhan mereka mudah dan menghasilkan angka yang baik dan anak itu cenderung tidak tertarik pada mata pelajaran yang anak itu menganggap bahwa tidak relevan, sukar, membosankan, diajarkan dengan tidak sesuai dengan pemahaman anak, membosankan oleh guru yang tidak disukai.

C. Kerangka Pikir

Relasi teman sebaya merupakan bentuk interaksi suatu kelompok pergaulan anak dalam bermain ataupun belajar baik di sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat membentuk pola kehidupan anak itu untuk berinteraksi dengan teman sebayanya yang memiliki tingkat kematangan yang sama melalui perkembangan anak dalam kehidupan sosialnya sehingga anak mempunyai minat belajar yang tumbuh dalam dirinya. Maka anak-anak yang memiliki relasi sebaya adalah anak yang mempunyai kepedulian yang tumbuh dalam dirinya dengan membangun interaksi dengan teman sebaya. Dimana anak itu terasa nyaman dalam kelompok pergaulan antar teman sebaya di sekolah atau lingkungannya. Dalam sebuah kelompok pergaulan belajar mereka memiliki keakraban, keserasian, keharmonisan, dan kehangatan yang selalu menimbulkan rasa kepedulian dalam kebersamaan mereka melalui interaksi antar teman di 20 sebuah kelompok bermain ataupun belajar untuk dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Relasi sebaya juga memiliki kelemahan dalam arti belum tentu bisa dapat mendorong minat belajar anak dalam berinterkasi di sekolah atau lingkungannya kerana terkadang tidak terdapat keakrabaman, keserasian, kehangatan yang baik dalam berinteraksi dalam sebuah kelompok pergaulan atau belajar yang dapat mendorong minat belajar yang baik. Minat merupakan suatu hal yang timbul dalam diri anak yang berupa sumber motivasi dengan dorongan dalam diri setiap orang. Minat juga sebagai bentuk ketertarikan dalam diri orang dan berkeinginan dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Dengan demikian teman sebaya juga menjadi dorongan atau motivasi untuk munumbuhkan minat anak dalam belajar di sekolah ataupun dilingkungan rumah melalui teman sebayanya. Dengan pergaulan interaksi anak dengan teman sebaya juga akan berpengaruh kepada minat belajar yang dimiliki siswa. Dengan adanya pergaulan atau interaksi siswa dengan teman sebayanya maka akan berpengaruh terhadap minat belajarnya. Seberapa besar pengaruh relasi teman sebaya terhadap minat belajar siswa kelas V SD se-gugus 3 Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. 21

D. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab dalam penelitian, Sugiyono, 2007: 66. Ada dua variabel dalam penelitian ini, variabel- variabel tersebut adalah. 1. Variabel Bebas independent variabledalam penelitian ini adalah relasi teman sebaya X. 2. Variabel Terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah minat belajar Y. Gambar 1 Pengaruh relasi teman sebaya dengan minat belajar Keterangan: X : relasi teman sebaya Y : minat belajar : pengaruh relasi teman sebaya dengan minat belajar.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut: relasi X Y 22 teman sebaya berpengaruh terhadap minat belajar pada siswa kelas V SD se-Gugus 3 Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan jenis penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini akan bekerja dengan angka sebagai analisis dalam mewujudkan masalah gejala yang diamati dan dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data statistik. Menurut Sugiyono 2013: 13 metode kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan untuk meneliti sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi tertentu yang ingin diukur, teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian untuk menganalisis data yang bersifat kuantitatif statistik tujuannya untuk menguji hipotesis. Metode penelitian kuantitatif ini sesuai dengan namanya banyak dituntut untuk menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, sampai penafsiran terhadap data yang ingin diuji serta penampilan hasilnya. B. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian populasi. Menurut Sugiyono 2010: 61 populasi adalah wilayah