Fungsi teman sebaya Kajian tentang Relasi Sebaya

13 yang ada baik dalam kognitif, afektif, psikomotor untuk dapat memperoleh respons atau hubungan yang baik dalam bentuk interaksi dengan lingkungan yang ada dengan secara efisien. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2004: 155 belajar adalah proses perkembangan yang berlangsung melalui kegiatan belajar yang disadari atau tidak dengan sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan bantuan guru. Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian hidup seseorang yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan pengetahuan dan kecakapan. Muhibbin Syah 2013: 87 mengatakan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran yang dapat disajikan dalam bentuk proses belajar di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Sugihartono 2012: 74 mengemukakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bertujuan pada pembentukan moral dan karakter pribadi seseorang dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupannya yang mempunyai wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Muhibbin Syah 2013: 93 belajar adalah key term istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha kesuksesan dalam 14 meraih pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan dan dikatakan tidak berhasil.

2. Aspek-aspek Minat

Menurut Hurlock 1978: 116 minat dibagi dalam dua aspek yaitu, aspek kognitif dan aspek afektif. 1 Aspek kognitif Didasarkan pada konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya aspek kognitif dari minat anak terhadap sekolah. Bila mereka menganggap sekolah sebagai tempat mereka dapat belajar tentang hal-hal yang menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan tempat mereka akan mendapat kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya yang tidak didapat dari masa pra sekolah minat itu didasarkan atas konsep sekolah yang menekan frustasi dan pengekangan oleh peraturan sekolah dan kerja keras untuk menghafal pelajaran yang telah di pelajari. Aspek kognitif minat dalam masa kanak-kanak lebih cenderung egosentris sehingga aspek kognitif minat ini berkisar tentang sekitar pertanyaan apa saja keuntungan dari kepuasan pribadi dapat diperoleh anak dari minat itu sendiri. Konsep yang dapat membangun aspek minat kognitif didasarkan atas pengalaman pribadi yang di pelajari di rumah, sekolah, dan di masyarakat serta dari berbagai jenis media masa yang sudah ada. Dari sumber itulah anak-anak mendapat hal yang akandapat memuaskan kebutuhan mereka dan yang tidak. 15 2 Aspek afektif Aspek afektif sebagai bobot emosional dalam konsep yang membangun aspek kognitif minat yang dinyatakan dalam sikap atau perilaku yang timbul dalam diri terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat yang sama halnya seperti aspek kognitif yang di kenal dengan pengetahuan. Aspek afektif yang berkembang dari pengalaman pribadi diri individu itu sendiri dari sikap orang yang penting, yaitu: orang tua, guru, dan teman sebaya yang tertuju terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat itu tersebut, dan dari sikap yang dinyatakan tersirat dalam bentuk media masa terhadap kegiatan tersebut. Walaupun dari kedua aspek minat, yang aspek kognitif dan yang aspek afektif, memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan sesuatu yang akan dan yang tidak dikerjakan oleh anak dan jenis penesuaian pribadi dan sosial anak. Aspek minat afektif memiliki peran yang lebih penting dibandingkan dengan aspek minat kognitif. Aspek afektif lebih mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan, memiliki bobot emosional positif dari minat memperkuat minat itu dalam tindakan daripada aspek kognitif. Kemudian aspek minat afektif juga cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan aspek minat kognitif.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Hurlock 1978: 139 mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi minat belajar anak sebagai berikut. 16 1 Pengalaman dini sekolah Anak yang secara fisik intelektualnya sudah siap untuk kelas satu mempunyai sikap yang positif terhadap sekolah yang dibandingkan dengan anak yang belum siap untuk di sekolahkan sehingga pengalaman di kelompok bermain di taman kanak-kanak dapat mempermudah anak dalam penesuaiannya dan menjadikan anak itu mendapatkan pengalaman dini di sekolahnya untuk lebih menyenangkan bagi anak tersebut. 2 Pengaruh orang tua Kehidupan orang tua juga dapat mempengaruhi sikap anak itu terhadap sekolah dengan secara umum juga mempengaruhi sikap anak-anak terhadap pentingnya pendidikan dan belajar anak juga terhadap berbagai mata pelajaran dan terhadap para guru yang ada di sekolah. 3 Sikap saudara kandung Dalam keluarga terdapat saudara kandung yang juga lebih besar mempunyai pengaruh yang sama kepada sikap anak terhadap sekolah yang sama halnya dengan orang tua sehingga sikap yang dimiliki saudara kandung lebih muda relatif tidak penting bagi dunia sekolah anak. 4 Sikap teman sebaya Teman sebaya juga relatif mempunyai minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan berbagai kegiatan yang banyak diarahkan