1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Karya
sastra tidak dapat dilihat dengan hanya sebagai suatu sistem norma saja, karena karya sastra merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur yang saling
mengisi. Dengan demikian, menganalisis karya sastra secara mendetil haruslah melihat struktur dari karya itu Seniwati: 2003: 1. Karya sastra juga merupakan
respon pada karya yang terbit sebelumnya. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan karya sastra hasil imajinasi dan penghayatan pengarang
terhadap masyarakat. Novel sebagai karya sastra lebih mengemukakan sesuatu yang bebas, menyajikan sesuatu yang lebih banyak, lebih rinci dan melibatkan
permasalahan yang kompleks Nurgiyantoro, 1995:10-11. Novel merupakan karya sastra yang memiliki cakupan luas dan dengan
kedalaman isinya membawa manusia menjelajahi kekayaan yang tidak dimiliki karya sastra lainnya. Melalui novel, manusia dapat menggali lebih dalam sisi
kemanusiannya. Novel sebagai karya sastra mengandung banyak makna dan ideologi di dalamnya. Seorang pembaca dapat mengambil makna yang ia perlukan
tergantung dari sudut pandang yang digunakan dan dimanfaatkan untuk diterapkan dalam kehidupan. Salah satu yang penting adalah anggapan bahwa
novel merupakan cermin kehidupan, dan kehidupan itu sendiri merupakan kenyataan sosial. Hal ini berarti pengarang menggunakan pengalaman sosialnya
dalam karya yang dibuatnya. Novel sebagai kreasi manusia yang diangkat dari realitas kehidupan,
tetapi realitas yang terdapat didalamnya bukan lagi realitas yang utuh, namun sudah mengalami proses imajinasi dari diri pengarang. Dengan kata lain realitas
tersebut adalah gambaran oleh pengarangnya dengan mengunakan daya imajinasi sesuai dengan kenyataan jiwa pengarang, yang berupa pengalaman hidup yang
manis, menarik perhatian, menyegarkan perasaan penikmatnya, pengalaman jiwa 1
commit to user
2
yang terdapat dalam karya sastra memperkaya kehidupan batin manusia khususnya pembaca.
Keberadaan karya sastra novel di tengah masyarakat adalah hasil imajinasi pengarang serta refleksi terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Oleh
karena itu, kehadiran karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Pengarang sebagai subjek individual mencoba menghasilkan pandangan dunianya
world vision kepada subjek kolektifnya. Hubungan yang menggabungkan subjek individual terhadap realitas sosial di sekitarnya menunjukkan bahwa sastra
berakar pada kultur dan masyarakat tertentu. Keberadaan sastra yang demikian mengukuhkan sastra sebagai dokumentasi sosiobudaya Iswanto, 2001: 61.
Latar belakang sejarah, zaman, dan sosial masyarakat memiliki andil yang erat terhadap karya sastra baik dalam segi isi maupun bentuk. Keberadaan
pengarang dalam lingkungan sosial masyarakat tertentu, ikut pula mempengaruhi karya yang dibuatnya. Dengan demikian suatu masyarakat tertentu yang ditempati
pengarang akan dengan sendirinya mempengaruhi jenis sastra tertentu yang dihasilkan pengarang.
Dengan kata lain karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan, kelahirannya di tengah-tengah masyarakat tidak luput dari pengaruh sosial dan
budaya. Pengaruh tersebut bersifat timbal balik, artinya karya sastra dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat.
Kecenderungan ini didasarkan pada pendapat bahwa tata kemasyarakatan bersifat normatif. Hal ini berarti terdapat paksaan bagi masyarakat mematuhi
nilai-nilai yang berada di masyarakat. Hal ini merupakan faktor yang harus ikut diperhatikan dan menentukan terhadap jenis tulisan pengarang, objek karya sastra,
pasar karya sastra, maksud penulisan, dan tujuan penulisan. Karya sastra, khususnya novel, menampilkan latar belakang sosial budaya
masyarakat. Menurut Waluyo 2002: 51 latar belakang yang ditampilkan meliputi: tata cara kehidupan, adat-istiadat, kebiasaan, sikap, upacara adat dan
agama, konvensi-konvensi lokal, sopan santun, hubungan kekerabatan dalam masyarakat, dalam cara berpikir, cara memandang sesuatu, dan sebagainya. Latar
commit to user
3
belakang sosial budaya tersebut menjadi deskripsi permasalahan yang diangkat dalam cerita novel.
Karya sastra selalu berkaitan dengan masyarakat dan sejarah yang melingkupi penciptanya. Suryanata 1999: 8 menyatakan bahwa sifat-sifat sastra
menuntut orang untuk melihat kenyataan sebagaimana adanya, bukan melihat apa yang seharusnya terjadi, sehingga sastra yang baik merupakan cermin realitas
masyarakat zamannya. Pramoedya Ananta Toer adalah pengarang fenomenal dan sampai akhir
hidupnya, ia merupakan satu-satunya wakil Indonesia yang namanya berkali-kali masuk dalam daftar kandidat Pemenang Nobel Sastra. Sebagai sastrawan yang
juga terlibat di dalam kancah politik di tanah air, dengan afiliasinya ke partai yang berhaluan Marxis dengan fahamnya realisme sosialis, tidak mungkin melepaskan
begitu saja karya-karyanya itu dari pandangan dan ideologi yang dianutnya. Akibat yang ditimbulkan dari keberpihakannya secara politis itu, menjadikan dia
harus mendekam di penjara selama kekuasaan Orde Baru. Selain itu, karya- karyanya juga dilarang beredar dan dibaca masyarakat. Latar belakang hidup yang
demikian tentunya akan sangat mempengaruhi karya-karya yang dihasilkannya, termasuk novel Arok Dedes.
Jika melihat dari sudut pandang ini, maka menganalisis novel Arok Dedes ini tentu tidak cukup secara tekstual, melainkan harus juga mengungkapkan proses
produksi teks sastra itu dan konteks sosialnya. Paling tidak, berusaha sampai pada pemikiran dan pandangan pengarang sebagai penghasil novel tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan pengkajian sosiologi sastra dan resepsi dengan judul
“Kajian Sosiologi Sastra dan Resepsi Novel Arok Dedes Karya Pramoedya Ananta Toer.
” Mengingat masalah yang ditawarkan dunia sastra sangat luas dan
kompleks, dalam
kesempatan ini
penulis membatasi
ruang lingkup
permasalahannya dengan maksud agar pembahasan tidak melebar. Pembatasan tersebut adalah pemahaman terhadap novel Arok Dedes dengan berdasarkan
sosiologi sastra dan resepsi. Sosiologi sastra merupakan satu kajian yang rumit dan luas, karena itu penulis membatasi ruang lingkup permasalahan hanya dari
commit to user
4
aspek sosiologi pengarang, yakni permasalahan status sosial, ideologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang. Resepsi dalam konteks penelitian ini
adalah tanggapan dari pembaca mahasiswa dan guru bahasa Indonesia.
B. Rumusan Masalah