50
Demikian  pula  Pramudya  Ananta  Toer  dalam  perjalanan penciptaan  karyanya  sangat  dipengaruhi  oleh  kondisi  dan  lingkungan
sekitarnya. Pada awal penulisan karyanya masih menyoroti tentang budaya jawa  namun  dengan  perkembangan  setelah  dia  menjadi  salah  satu  orang
yang  ikut  dalam  duta  pertukaran  budaya  di  Belanda  tahun  1950-an  maka hasil  karya  mengalami  perubahan,  dengan  membuat  karya  berjudul
Korupsi   fiksi  kritik  pada  pamong  praja  yang  jatuh  di  atas  perangkap korupsi. Ini menciptakan friksi antara dia dan pemerintahan Soekarno.
Pada  dekade  berikutnya  Pramoedya  Ananta  Toer  mempelajari tentang penyiksaan
terhadap Tionghoa Indonesia, dan pada saat yang sama mulai  berhubungan  erat  dengan  para  penulis  di  China.  Hal  ini  sangat
mempengaruhi  dalam  membuat  karya  sastra.  Sekali  lagi  dia  membuat friksi dengan pemegang kekuasaan waktu itu, dalam setiap karyanya selalu
bersinggungan dengan pemerintahan Soeharto. Penciptaan  novel  Arok  Dedes  pun  tak  lepas  dari  pribadi
Pramudya  yang menentang pemerintahan Soeharto dalam mengambil alih kekuasaan pemerintahan dari tangan Soekarno.
Berikut  ini  data  yang  berkaitan  dengan  latar  belakang  sosial budaya  pengarang  dari  novel  Arok  Dedes  karya  Pramudya  Ananta  Toer,
yaitu :
a.  Data berkaitan dengan aspek  sosial
1 Kalian  kaum  brahmana  lebih  pongah  dalam  pikiran,  tapi  menunduk-
nunduk  merangkak-rangkak  dihadapanku.  Itu  tidak  jujur,  Dedes.  Juga kau  tidak  jujur,  kau  menantang-nantang  dihadapanku  begini,  tapi  kau
sudah  ada  dalam  tanganku,  dan  kau  tahu,  kau  tak  dapat  menolak Tunggul Ametung. Tidak dapat, demi Hyang Wisynu  hal 114
2 Arok mengangkat telah  sembah pada sidang menandakan ucapannya
telah  berakhir.  Waktu  ia  berpaling  pada  Dang  Hyang  Lohgawe,  ia melihat  mahaguru  itu  menitikkan  airmata  karena  kefasihannya
bercerita  dalam  Sansakerta,  keberaniannya  berkisah  dengan  caranya perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
51
sendiri dan keberaniaannya menyatakan pendapat pada sidang tertiggi kaum brahmana yang tidak berdaya itu. hal 208
3 Sahaya  talah  ikuti  uraian  dan  pembicaraan,  pertikaian  dan  saran.
Hanya  satu  yang  tidak  pernah  disinggung:  dimanakah  sebenarnya kekuatan kaum brahmana? Seluruh ilmu dan pengetahuan, milik paling
berharga  dari  kaum  brahmnana  yang  tak  dapat  diragukan  ini, dikerahkan hanya untuk memburuk-burukkan yang tidak disukai, tidak
menjadi kekuatan yang mengungguli yang lain-lain.  hal 210 4
Caranya,  Cucu,  sama  seperti  yang  pernah  dilakukan  oleh  raja-raja besar terdahulu: bijaksana, berhenti hanya mengurus diri sendiri, mulai
mengurus kawula.   hal 257 5
Ada diajarkan oleh kaum Brahmana: orang kaya terkesan pongah  di mata  si  miskin;  orang  bijaksana  terkesan  angkuh  di  mata  si  dungu;
orang  gagah  berani  terkesan  dewa  di  mata  si  pengecut;  juga sebaliknya, Kakanda: orang miskin tak terkesan apa-apa pada si kaya,
orang  dungu  terkesan  mengibakan  pada  si  bijaksana;  orang  pengecut terkesan  hina  pada  si  gagah-berani.  Tetapi  semua  kesan  itu  salah.
Orang harus mengenal mereka lebih dahulu.  hal 328 6
Kau mencurigai Kediri, Empu Hanya dugaan, Yang Mulia. Baik di Tumapel maupun Kediri, semua
pandai  besi  berada  dalam  pengawasan  negeri.  Tetapi  tidak  mustahil pejabar-pejabat  rakus  itu  menjualnya  untuk  dirinya  sendiri.  Besi  dari
Sofala  itu  terlalu  kotor,  dan  tak  bisa  ditentukan  secara  pasti  berapa sampahnya.  Dari  perhitungan  yang  sudah  pasti  itu  mereka  dapat
memperkaya dirinya.  hal 384 7
Gandring telah menerima emas dan besi daripadanya, telah menempa besi  itu  menjadi  senjata.  Tetapi  anakbuahnya  tetap  belum  pernah
berhasil  mendapatkan  di  mana  barang-barang  itu  telah  disimpan. Dengan semua senjata pesanannya itu paling tidak Gandring akan bisa
commit to user
52
mempersenjatai pasukan kecil untuk modal untuk menumpas seorang demi seorang para tamtama.  hal 260
8 Darah pencuci kaki Hyang  Mahadewa Syiwa diperlukan anak Mpu
Parwa.  Begitulah  sepanjang  sejarah  titah  di  atas  bumi  ini.Kuatkan hatimu,  jangan  jatuh  ke  bumi  sebagai  buah  membusuk  tak  mampu
matang.Kau  brahmani,  kuat  hati,  kuat  ilmu.Hapuskan  airmatamu hal 471
9 Yang  Mulia,  dari  semua  itu  Yang  Mulia  sendiri  sekarang  yang
menentukan.Kami  dari  gerakan  Empu  Gandring  hanya  dharma melaksanakan untuk Yang Mulia.  414
b.  Data berkaitan dengan aspek  budaya :