Tehnik Keabsahan Data METODE PENELITIAN

71 pengasuh masjid D usun Gaten. Setelah Haryo Prawiro dibai’at secara resmi menjadi Mursyid, beliau mengganti namanya menjadi Muhammad Syafi’i. Beliau merupakan tokoh yang merintis berdirinya Pondok Pesantren Wahid Hasyim Gaten. Kyai Muhammad Syafi’i menghendaki putranya meneruskan perjuangannya memakmurkan masjid dan membimbing umat. Oleh karena itu, beliau memasukkan puteranya yang bernama Walidi nama kecil KH. Abdul Hadi ke Sekolah Rakyat SR hingga kelas V lima. Selanjutnya, salah seorang pembantu Kyai Muhammad Syafi’i bernama Harun mengajak Walidi untuk melaksanakan silaturrahim serta menetap mondok di beberapa pondok pesantren, seperti di Krapyak DIY, Grobogan Jawa Tengah, Mlangi Sleman, DIY, serta di Wonokromo Bantul, DIY. Setelah merasa cukup menguasai ilmu agama dan memiliki pengalaman, maka Walidi kembali menuju kampung halamannya untuk melakukan syiar agama. Seiring dengan hal tersebut, perkembangan Masjid Gaten semakin baik dengan indikasi meningkatnya jumlah anak-anak dan pemuda dusun Gaten yang mengikuti pengajian di masjid tersebut. Pada saat itu, pengajian menggunakan sistem tradisional, hal ini dapat diidentifikasi dari berbagai aspek, di antaranya adalah belum terdapat kurikulum yang baku untuk dilaksanakan serta belum adanya sistem administrasi yang baik. Namun demikian tidak mengurangi esensi pengajian tersebut, bahkan secara resmi pengajian tersebut telah memperoleh pengakuan dari 72 Departemen Agama Provinsi DIY. Pengajian di bawah bimbingan KH. Abdul Hadi tersebut berjalan setiap hari dimulai sekitar tahun 1975.

3. Visi dan Misi

a. Visi Menjadi pusat pengembangan agama Islam dan Pemberdayaan Masyarakat serta menjadi wahana bagi pembentukan pribadi muslim yang berilmu, berhaluan ahlus- sunnah wal jama’ah, berakhlak mulia, berjiwa khidmah, mandiri dan berwawasan kebangsaan. b. Misi Menyelenggarakan pendidikan formal dan non-formal; Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, dan menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan perekonomian santri dan masyarakat.

4. Lembaga-Lembaga di Pondok Pesantren Wahid Hasyim

Pondok Pesantren Wahid Hasyim menaungi banyak lembaga- lembaga di bawah otoritas yayasan baik lembaga pendidikan maupun lembaga pendukung. Adapun lembaga pendidikan yang dimiliki adalah : a. Madrasah Ibtida’iah b. Madrasah Tsanawiyah c. Madrasah Aliyah d. SMA Sains Al Qur’an e. MadrasahDiniyah f. Ma’had Aly g. Madrasah Tahfidz Qur’an Wat Tafsir 73 Sedangkan untuk lembaga-lembaga pendukung antara lain sebagai berikut : a. Organisasi Santri Wahid Hasyim OSWAH b. Pusat Study Pengembangan bahasa PSPB c. Panti Asuhan Wahid Hasyim d. Lembaga Saran dan Prasarana e. Lembaga Pengembangan Keterampilan dan Kewirausahaan LPK2 f. Pusat Informasi alumni g. Lembaga pengabdian Masyarakat LPM h. Lembaga Wakaf i. Lembaga Seni Pesantren Diantara banyak lembaga-lembaga di atas saling terintregasi satu sama lain. Dan bangunan yang digunakan merupakan milik Yayasan Wahid Hasyim yang digunakan bersama. Pondok Pesantren Wahid Hasyim banyak melibatkan santrinya dalam pengurusan lembaga- lembaga tersebut. Dari sekian banyak program di Pondok Pesantren Wahid Hasyim peneliti hanya meneliti salah satu lembaga yaitu lembaga Madrasah Diniyah.

5. Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah segala sesuatu atau seseorang yang darinya dapat diperoleh informasi atau keterangan. Subyek dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah Diniyah, Ustadz Madrasah Diniyah, Pengurus Pondok Pesantren Wahid Hasyim dan Santri