KESIMPULAN DAN SARAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DINIYAH DI PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM SLEMAN YOGYAKARTA.

2 Madrasah Diniyah pada saat ini disebut Madrasah Diniyah Takmiliah adalah lembaga pendidikan Islam yang dikenal sejak lama bersamaan dengan masa penyiaran Islam di Nusantara. Pengajaran dan pendidikan Islam timbul secara alamiah melalui proses Akulturasi yang berjalan secara halus, perlahan sesuai kebutuhan masyarakat sekitar. Setelah sekian lama pendidikan Madrasah Diniyah Pesantren berada di luar sistem pendidikan nasional. Dalam menghadapi tantangan global Madrasah Diniyah masih lemah mengingat jika dibanding sekolah formal lainnya karena mayoritas yang mengikuti Madrasah Diniyah adalah santri yang berada di Pondok Pesantren sedangkan diluar itu tampaknya Madrasah diniyah kurang diminati. Pemerintah pun akhirnya mengubah haluan, sikap, dan cara pandangnya terhadap pendidikan Madrasah Diniyah di Indonesia. Sikap dan cara pandang itu kemudian diwujudkan oleh pemerintah dengan semakin menegaskan Madrasah Diniyah dalam pasal 30 ayat 4 UU No. 202003 yang menyatakan bahwa “Pendidikan keagamaan berbentuk Pendidikan Madrasah Diniyah, Pesantren, Pasraman, Pabbajja S amanera dan bentuk lain yang sejenis” yang secara resmi diundangkan pada tanggal 8 Juli 2003. Kemudian empat tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 5 Oktober 2007 Presiden RI dengan persetujuan DPR telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 552007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan yang dalam hal ini berarti pemerintah telah memberikan apresiasi yang semakin konkrit terhadap penyelenggaraan pendidikan Madrasah Diniyah di Indonesia. Sehingga dengan jaminan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut di atas, 3 Madrasah Diniyah memiliki masa depan yang lebih jelas dan memiliki payung hukum yang setara dengan sistem penyelenggaraan pendidikan formal lainnya di Indonesia. Madrasah Diniyah yang mayoritas diselenggarakan di Pondok Pesantren perlunya dikelola dengan baik maka dari itu penting didalamnya dipimpin oleh seseorang yang benar-benar kompeten dibidang tersebut. Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar pengaruhnya dalam setiap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin oleh sebab itu, baik atau tidaknya keputusan yang diambil tidak hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, tetapi juga melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Pemimpin memiliki kemampuan untuk membangun konsensus di dalam organisasi sehingga tidak ada sengketa yang tidak dapat diselesaikan dengan cara win-win solution. Pemimpin juga dapat menenangkan hati para anggotanya, membangkitkan motivasi anggotanya dan aspek psikologis lainnya yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dan menentuhkan tujuan organisasi serta dalam memotivasi perilaku pengikutnya. Bentuk strategi atau teori memimpin yang tentuhnya dilakuhkan oleh orang yang disebut pemimpin. Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsi- fungsinya. Fungsi kepemimipinan tersebut berhubungan langsung dalam kehidupan organisasi yang menandakan bahwa pemimpin merupakan bagian 4 dari organisasi. Pemimpin dalam menjalankan fungsinya tersebut mempunyai pola yang berbeda-beda baik dalam hal cara mempengaruhi mengarahkan, maupun mendorong bawahannya. Kepala Madrasah Diniyah adalah Pemimpin Madrasah Diniyah, seperti halnya Kepala Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Dari pengamatan peneliti Kepemimpinan Kepala Madrasah Diniyah belum optimal mengingat Lembaga Madrasah Diniyah ini berada dibawah Yayasan menjadikan sebagian besar mengikuti aturan Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Lingkungan Pondok Pesantren sebenarnya mendukung Madrasah Diniyah dalam pengelolaannya untuk memperoleh input SDM dan suasana belajar yang baik. Kepala Madrasah Diniyah sebagai pemimpin dalam unit Lembaga Pendidikan agama di Pondok Pesantren yaitu memiliki tugas dan bertanggung jawab sebagai manajemen dan pengendali keputusan di sekolah walaupun keputusan tertinggi berada di Pemimpin Yayasan Pondok Pesantren yaitu Kyai. Kepala Madrasah merupakan komponen penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan untuk mencapai kualitas pendidikan agama yang optimal, bukanlah pekerjaan yang mudah dilakuhkan karena efektifitas seorang pemimpin dilihat dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya. Kepemimpinan Kepala Madrasah Diniyah sangat berpengaruh bagi pengelola Madrasah Diniyah yang baik. Proses kepemimpinan kepala Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren sangat penting, karena kita ketahui kepemimpinan dalam organisasi sangat 5 penting dan tidak dapat ditawar sebab pemimpin mempunyai andil dalam menentuhkan tercapainya atau tidaknya tujuan organisasi. Kunci untuk meningkatkan keefektifan kepemimpinan adalah keberanian untuk hidup berdasarkan visi yang kuat. Salah satu tema visi yang paling sering dijumpai yaitu membuat perbedaan dalam arti keunggulan. Hal ini tidak kalah penting adalah rangkaian harga diri, nilai-nilai yang di dasarkan pada standar kesempurnaan tertinggi yang mungkin diraih. Sebagian nilai yang paling memiliki sifat pemberdayaan diri adalah integritas, kejujuran, kepercayaan, sikap optimis, tanggung jawab pribadi, menghormati semua orang, dan terbuka terhadap perubahan. Nilai-nilai ini membawa dampak mendalam terhadap kesehatan, kemakmuran dan kesuksesan hidup kita. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam membentuk tujuan organisasi serta dalam memotivasi perilaku pengikutnya. Bentuk strategi atau teori memimpin yang tentuhnya dilakukan oleh orang yang disebut sebagai pemimpin. Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsi –fungsinya. Fungsi kepemimpinan tersebut berhubungan langsung dalam kehidupan organisasi yang mengisyaratkan bahwa pemimpin merupakan bagian dari organisasi. Pemimpin dalam menjalankan fungsinya tersebut mempunyai pola yang berbeda beda dalam hal cara mempengaruhi, mengarahkan, maupun mendorong rekannya. Perbedaan pola kepemimpinan itulah yang sering disebut sebagai tipe kepemimpinan.