68 dengan trianggulasi. Adapun trianggulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong,
2007: 330. Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini menggunakan
trianggulasi sumber. Menurut Patton, trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif Moleong, 2007: 29.
Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi dengan sumber data yang berbeda, yang tersedia dilapangan. Melalui teknik
ini peneliti mengecek keabsahan data yang diperoleh melalui coss chek yaitu membandingkan data yang diperoleh dari wawancara dan data pengamatan,
maka dapat di simpulkan bahwa ada permasalahan yang perlu ditinjau
kembali atau diadakan cek ulang.
69
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Wilayah
Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang bernama Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Madrasah
Diniyah tersebut merupakan Lembaga Pendidikan Nonformal Pesantren tingkat dasar dan menengah dengan kurikulum agama Islam yang
diajarkan melalui kutubut Turats kitab kuning yang berada di bawah Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Adapun saasaran program
adalah realisasi pendidikan keagamaan secara optimal, baik perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta tercapainya sumber
daya manusia secara maksimal baik kepala Madrasah Diniyah, pengurus, pengajar maupun santri.
Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Wahid Hasyim berada di dalam Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang beralamatkan di Jalan KH.
Wahid Hasyim No. 3 Dusun Gaten, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Adapun batas-batas lokasi Pondok
Pesantren Wahid Hasyim adalah : a. Sebelah Timur
: Jalan Raya KH. Wahid Hasyim b. Sebelah Selatan
: Perkampungan Dusun Nologaten c. Sebelah Barat
: Perkampungan Warga Dusun Gaten d. Sebelah Utara
: Perkampungan Dusun Gabag.
70 Berbeda dengan pengertian yang disebutkan dalam Pedoman
Penyelenggaraan Madrasah Diniyah Diniyah Taklimiyah yang menyebutkan bahwa Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan
keagamaan bagi peserta didik berusia 7 sampai dengan 19 tahun, Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Wahid Hasyim adalah lembaga
pendidikan keagamaan yang diselenggarakan bagi mahasiswa yang belajar perguruan tinggi agama maupun umum, baik yang berdomisili di
Pondok Pesantren Wahid Hasyim maupun yang berdomisili di luar Pondok Pesantren Wahid Hasyim.
2. Sejarah Berdirinya Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Wahid Hasyim
Dalam buku profil Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Wahid Hasyim disebutkan bahwa pada tahun 1925 Dusun Gaten, Condongcatur,
Depok, Sleman didatangi oleh seorang mubaligh yang berasal dari Godean, Sleman yang bernama KH. Abdul Madjid. Beliau menetap di
Dusun Gaten selama kurang lebih 8 delapan tahun. Selama itu pula KH. Abdul Madjid menyiarkan dan mengembangkan agama Islam. Pada
tahun 1933 beliau wafat tanpa meninggalkan wasiat apapun mengenai pengganti beliau sebagai imam dan pengasuh masjid. Atas kesepakatan
bersama, masyarakat setempat mengangkat seorang pria bernama Haryo Prawiro untuk menggantikan peran KH. Abdul Madjid yang telah wafat.
Kemudian Haryo Praw iro mengikuti Jama’ah Thariqah Al-Khalwatiyah
dengan tujuan untuk memantapkan kemampuannya sebagai imam dan