Pemasangan cetakan gel Jalannya Penelitian

34 memasukkan nyamuk ke dalam lemari es, dan dimasukkan dalam tabung ependrof tersebut, dihancurkan sampai halus dengan alat pellet pestle. Selanjutnya ke dalam tabung ependrof tersebut dimasukkan 75 μl Triton-X 5 dan didiamkan selama 30 menit pada suhu 4°C. Homogenat disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm selama 4 menit. Tabung efendrof yang berisi homogenat diletakkan kembali di atas hancuran es, kemudian supernatan diambil dan dimasukkan ke dalam tabung efendrof baru. Supernatan ditambahkan 1 tetes indikator bromophenol blue dan dimasukkan dalam sumuran. Sebelumnya cetakan gel dipasang terlebih dahulu pada tempat elektroda.

6. Elektroforesis

Larutan penyangga dituang pada ruang bagian atas dan bawah tempat elektroda. Larutan penyangga di bagian atas harus menutupi seluruh permukaan sumuran gel atas yang telah berisi homogenat. Elektroforesis dilakukan kira-kira selama 2,5 jam pada tegangan 120 volt, kuat arus 30 mA, pada ruang dengan temperatur 4°C. Elektroforesis dianggap sudah cukup, bila mobilitas buffer penanda telah melewati 70-90 panjang gel. Setelah selesai, gel diambil dengan memisahkannya dari lempeng kaca dan dilanjutkan dengan proses pengecatan.

7. Pengecatan

Larutan substrat terdiri atas 20 mg α-naftil asetat dan 2 ml aseton. Untuk pencucian digunakan larutan penyangga 0,1 M buffer fosfat, pH 6,8 sebanyak 50 ml. Pada akhir elektroforesis gel dicuci dengan buffer fosfat selama 5 menit untuk menurunkan nilai pH. Selanjutnya buffer pencuci diganti dengan buffer fosfat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 yang baru 25 ml untuk inkubasi. Larutan substrat dimasukkan dan ditutup rapat- rapat. Inkubasi dilakukan dengan kondisi temperatur ruang antara 20-30°C selama 10 menit, sambil kadang-kadang digoyang. Untuk pengecatan digunakan larutan yang terdiri atas akuades 10 ml, garam Fast Blue B sebanyak 45 mg dan 0,2 M buffer fosfat pH 6,8 sebanyak 10 ml. Pada akhir inkubasi, larutan substrat dibuang dan larutan untuk pengecatan dimasukkan dan inkubasi dilanjutkan kembali. Setelah gambaran pola esterase non-spesifik terbentuk dengan jelas dan baik, larutan untuk pengecatan dibuang dan gel dicuci dengan air beberapa kali sampai bersih untuk menghentikan reaksi. Gel segera difoto untuk mendapatkan gambar yang baik.

F. Analisis Hasil

Zymogram yang terbentuk dianalisis secara kualitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan membandingkan intensitas warna pola pita antara nyamuk subjek penelitian atau nyamuk uji dengan kontrol dan dilakukan juga analisis dengan menghitung kecepatan gerak jarak esterase dalam medan listrik, dihitung harga Rf-nya dengan rumus: = Rf awal titik dari penanda pewarna migrasi Jarak awal titik dari protein pita Jarak serta dianalisis juga dengan menggunakan tes Chi-square untuk mengetahui frekuensi elektromorf.

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 3 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 2 4

Perbedaaan Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis dan Non Endemis DBD.

1 3 102

Deteksi resistensi nyamuk aedes aegypti yang berasal dari daerah endemis dan non endemis dengue di Kota Jambi berdasarkan aktivitas enzim esterase non spesifik terhadap insektisida golongan piretroid.

0 5 87

MAYA InDekS DAn kepADATAn LARVA Aedes aegypti DI DAeRAH enDeMIS DBD jAkARTA TIMuR

0 0 7

PERBEDAAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DAN KEBERADAAN JENTIK PADA KELURAHAN ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD :Studi observasi di Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Karangpoh Kecamatan Tandes Kota Surabaya Repository - U

0 0 85

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DAN PERILAKU PSN-DBD MASYARAKAT DI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

PROFIL ESTERASE NON SPESIFIK NYAMUK Aedes aegypti DARI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD KOTA JAMBI DENGAN METODE ELEKTROFORESIS

0 0 79

DETEKSI RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti YANG BERASAL DARI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DENGUE DI KOTA JAMBI BERDASARKAN AKTIVITAS ENZIM ESTERASE NON SPESIFIK TERHADAP INSEKTISIDA GOLONGAN PIRETROID

0 0 85