12
gambaran lyre, sedangkan nyamuk Ae. albopictus terdapat satu garis longitudinal..
Gambar 5. Perbedaan toraks nyamuk Ae. aegypti A dan Ae. albopictus
BGrantham, 1999
3. Siklus hidup nyamuk Ae. aegypti
Nyamuk Ae. aegypti dalam siklus hidupnya mengalami metamorfosa lengkap holometabola, sebagaimana serangga lain dalam Ordo Diptera. Stadium
yang dialami meliputi stadium telur, larva, pupa dan dewasa Wulandari, 2001. Nyamuk betina meletakkan telurnya pada dinding tempat perindukannya.
Seekor nyamuk betina dapat meletakkan rata-rata sebanyak 100 butir telur tiap kali bertelur Gandahusada, et.al, 1998. Telur dapat bertahan sampai berbulan-bulan
pada suhu -2°C sampai 42°C. namum bila kelembaban terlampau rendah, maka telur akan menetas dalam waktu 4 hari Soedarmono, 1988.
Telur akan menetas menjadi larva dalam 1-2 hari, selanjutnya larva akan berubah menjadi pupa dalam waktu 5-15 hari. Stadium pupa biasanya berlangsung
2 hari. Dalam suasana optimum, perkembangan dari telur sampai dewasa memerlukan waktu sekurang-kurangnya 9 hari. Setelah keluar dari pupa, nyamuk
istirahat di kulit pupa untuk sementara waktu. Pada saat itu sayap merenggang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
menjadi kaku dan kuat sehingga nyamuk mampu terbang untuk menghisap darah manusia dan kawin sehari atau 2 hari sesudah keluar dari pupa. Umumnya nyamuk
betina akan mati dalam 10 hari, tetapi masa tersebut cukup bagi nyamuk untuk inkubasi virus 3-10 hari dan menyebarkan virus Sungkar, 2005.
1
4 2
3 Gambar 6
. Siklus hidup nyamuk Aedes. aegypti Mortimer, 1998; Anonim,
2002c; Grantham, 1999 Keterangan : 1. telur 2. larva 3. pupa 4. dewasa
Kota Jambi terdiri dari 62 Kelurahan yang terbagi menjadi 8 Kecamatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Jambi 2006b, dari
62 Kelurahan tersebut terdapat 1 Kelurahan yang merupakan daerah endemis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
DBD, yaitu Kelurahan Simpang III Sipin dan 7 Kelurahan yang merupakan daerah non endemis, yaitu Kelurahan Teluk Kenali, Sijenjang, Tanjung Raden, Pasir
Panjang, Ulu Gedong, Jelmu dan Kampung Tengah. Pada penelitian kali ini, Kelurahan Sijenjang ditetapkan sebagai daerah non endemis. Dari kedua daerah
yang telah ditetapkan sebagai daerah endemis dan non endemis tersebut, telur dan larva Ae. aegypti kemudian dikoleksi.
C. Pengendalian Vektor
Obat dan vaksin untuk memberantas DBD hingga saat ini belum tersedia. Dengan demikian pengendalian DBD tergantung pada pengendalian nyamuk
sebagai vektornya. Pengendalian vektor DBD dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu pengelolaan lingkungan, perlindungan diri, pengendalian biologis, dan
pengendalian dengan bahan kimiawi Anonim, 2004. 1. Pengendalian lingkungan
Pengelolaan lingkungan meliputi berbagai perubahan yang menyangkut upaya pencegahan atau mengurangi perkembangbiakan vektor sehingga dapat
mengurangi kontak antara vektor dengan manusia. Metode ini dilakukan antara lain dengan cara mengeringkan genangan air, menimbun wadah-wadah yang dapat
menampung air dan perbaikan desain rumah untuk mengurangi kesempatan masuknya nyamuk, misalnya dengan memasang kawat nyamuk di jalan angin atau
jendela rumah Anonim,2004. 2. Perlindungan diri
Tindakan perlindungan diri telah dilakukan secara luas dalam upaya untuk perlindungan terhadap penyakit. Tindakan dapat dilakukan dengan pengendalian
15
diri, seperti menggunakan obat nyamuk baik semprot, bakar maupun memakai obat oles anti nyamuk, penggunaan kelambu saat tidur dan pemasangan kawat
kasa atau kawat nyamuk Anonim, 1999. 3. Pengendalian biologis
Pengendalian ini dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan populasi serangga secara alami tanpa menggangu ekologi. Termasuk dalam pengendalian
serangga secara biologik adalah menggunakan predator binatang pemangsa serangga, misalnya dengan memelihara ikan untuk memberantas larva nyamuk,
menyebarkan parasit penyebab penyakit pada serangga Soedarto, 1989. 4. Pengendalian dengan bahan kimia
Pengendalian ini menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga insektisida atau hanya menghalau serangga saja Repellant. Contoh
cara ini adalah menaburkan bubuk Abate
R
pada tempat-tempat penampungan air untuk membunuh larva nyamuk, penggunaan insektisida bentuk spray untuk
membunuh nyamuk dewasa Gandahusada, et al., 1998. Semua usaha untuk mengontrol harus tertuju melawan nyamuk. Ini penting
untuk mengambil tindakan mengontrol untuk mengurangi nyamuk dan tempat mereka berkembangbiak. Bagaimanapun, usaha harus intensif sebelum musim
penjangkitan selama dan setelah musim penghujan dan pada saat epidemia Anonim, 2002b .
D. Insektisida
Insektisida merupakan suatu bahan yang mempunyai efek menolak atau mematikan serangga dengan maksud membasmi serangga pengganggu atau vektor