Analisis Hasil METODE PENELITIAN

38 dilihat dari intensitas warna pola pita yang dihasilkan dari populasi nyamuk dari daerah endemis lebih pekat dibandingkan nyamuk kontrol. Sama halnya dengan hasil penelitian dari Rosario, Miranda-Miranda, Vasquez dan Estrada 1997, bahwa saat peningkatan enzim esterase non-spesifik uji esterase menunjukkan kesamaan dengan profil protein. Sejak semua produksi protein berlebih ditunjukkan dengan menghidrolisis ester pada naftil asetat. Selain itu, dari penelitian Scharf, Hemingway, Reid, Small dan Bennett 1996 untuk mengetahui resistensi Blattella germanica terhadap 4 golongan insektisida, yaitu piretroid, organofosfat, karbamat, dan siklodien dengan menggunakan metode biokimia dan elektroforesis. Telah diindikasikan bahwa adanya intensitas warna pita yang lebih pekat pada Blattella germanica yang dikoleksi dari lapangan daripada kelompok pembandingan yang masih rentan, terdapat juga peningkatan esterase atau esterase mempunyai spesifikasi tinggi terhadap hidrolisis naftil asetat. Pada penelitian dengan metode elektroforesis ini, setelah gel dilepas dari cetakan dan dicuci dengan larutan buffer fosfat, gel diinkubasi dengan larutan substrat yang mengandung α-naftil asetat. Penginkubasian ini bertujuan untuk mengikat enzim oleh larutan substrat. Selanjutnya ditambahkan larutan yang digunakan untuk membentuk warna akhir. Larutan tersebut mengandung garam fast blue B O-dianisidine tetrazotized, akuades dan larutan buffer fosfat. Setelah warna timbul pada gel, dibilas dengan aquades untuk menghentikan reaksi. Warna akhir yang didapat menunjukkan aktivitas enzim esterase non-spesifik. Berikut ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 adalah reaksi pembentukan warna yang terjadi pada analisis secara kualitatif pengamatan visual: O C CH 3 O OH Esterase Hidrolisis H 2 O + CH 3 COOH α-naftil asetat α-naftol asam asetat OH CH 3 N N O O N CH 3 Cl N 2 + Cl α-naftol O-dianisidine tetrazonium klorida OH CH 3 O N OH N N N O CH 3 + 2HCl di- α-naftol tetrazo-О-dianisidine Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi 2006a, pemberantasan vektor DBD dilakukan dengan melakukan fogging atau pengasapan

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 3 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 2 4

Perbedaaan Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis dan Non Endemis DBD.

1 3 102

Deteksi resistensi nyamuk aedes aegypti yang berasal dari daerah endemis dan non endemis dengue di Kota Jambi berdasarkan aktivitas enzim esterase non spesifik terhadap insektisida golongan piretroid.

0 5 87

MAYA InDekS DAn kepADATAn LARVA Aedes aegypti DI DAeRAH enDeMIS DBD jAkARTA TIMuR

0 0 7

PERBEDAAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DAN KEBERADAAN JENTIK PADA KELURAHAN ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD :Studi observasi di Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Karangpoh Kecamatan Tandes Kota Surabaya Repository - U

0 0 85

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DAN PERILAKU PSN-DBD MASYARAKAT DI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

PROFIL ESTERASE NON SPESIFIK NYAMUK Aedes aegypti DARI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD KOTA JAMBI DENGAN METODE ELEKTROFORESIS

0 0 79

DETEKSI RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti YANG BERASAL DARI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DENGUE DI KOTA JAMBI BERDASARKAN AKTIVITAS ENZIM ESTERASE NON SPESIFIK TERHADAP INSEKTISIDA GOLONGAN PIRETROID

0 0 85