Pengendalian Vektor PENELAAHAN PUSTAKA

17 3. Fumigan Fumigan merupakan insektisida yang mudah menguap menjadi gas dan masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pernapasan serangga atau sistem trachea yang kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Jambi 2006a, insektisida yang digunakan untuk tahun 2005 dan 2006 adalah Cynoff. Cynoff mengandung Cypermethrin, merupakan insektisida golongan piretroid sintetik yang biasa digunakan secara luas sebagai pengendali hama profesional untuk sebagian hama rumah tangga. Cypermethrin tersedia dalam bentuk Emulsifiable Concentrate EC, Ultra Low Volume ULV dan Wettable Powder WP. Pyrethroids menyebabkan efek yang merugikan pada sistem saraf pusat Anonim, 1993. Piretroid juga dikenal sebagai piretroid sintetik adalah kandungan kimia insektisida yang sama dengan piretrin, ditemukan dalam ekstrak alam piretrum dari bunga Chrysanthemum, dikenal dengan aktivitas insektisidanya. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1973, piretroid lebih stabil terhadap cahaya daripada piretrum alam dan mempunyai aktivitas insektisida yang sangat baik. Piretroid pertama fenvalerate dipasarkan pada tahun 1978. Pada saat itu, kelompok piretroid terdiri dari 42 bahan aktif, dibedakan berdasarkan struktur kimia atau komposisi stereoisomer yang berhubungan. Piretrin alam adalah ester dari asam siklopropanekarboksilik dan alkohol siklopentolon. Modifikasi struktur pada 1 atau banyak molekul menghasilkan bermacam-macam piretroid yang tersedia dipasaran sebagai insektisida Anonim, 2005d. Piretroid telah berkembang pesat, yang sekarang dibagi menjadi 4 generasi. Generasi I hanya terdiri dari 1 piretroid, 18 yaitu allerthrin yang dimunculkan pada tahun 1949. Generasi II, yaitu diantaranya tetramethrin 1965, kemudian diikuti oleh resmethrin 1967 yang memiliki 20 kali lebih efektif dari piretrum. Generasi III menjadi piretroid agrikultural pertama karena aktivitas insektisida yang luar biasa dan sifat fotostabilnya. Generasi IV, diantaranya yaitu Cypermethrin Ware, 1999. Terdapat 2 tipe piretroid, yaitu: tipe I, mempunyai koefisien suhu negatif semakin rendah suhu lingkungan, maka semakin beracun untuk serangga sasaran, sedangkan tipe II memiliki koefisien suhu positif. Piretroid mempunyai mekanisme aksi yang hampir sama dengan DDT. Piretroid bekerja dengan menjaga saluran natrium pada membran saraf tetap terbuka. Piretroid mempengaruhi sistem saraf pusat dan tepi pada serangga. Awalnya menstimulasi sel saraf untuk memproduksi impuls berulang-ulang dan akhirnya menyebabkan kelumpuhan. Efek tersebut menyebabkan aksi mereka pada saluran natrium, sebuah lubang kecil yang dilalui oleh ion natrium untuk masuk ke axon dan menyebabkan rangsangan Ware, 1999. Selain insektisida golongan piretroid sintetik, insektisida golongan organofosfat dan karbamat juga mempunyai gugus ester pada struktur senyawa kimianya. Kebanyakan insektisida organofosfat merupakan ester asam fosfat atau asam tiofat, sedangkan untuk insektisida merupakan ester asam karbamat Foye, 1981. Cl Cl H 3 C CH 3 H C O CN C C H C H HC o O Cypermethrin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 3 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 2 4

Perbedaaan Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis dan Non Endemis DBD.

1 3 102

Deteksi resistensi nyamuk aedes aegypti yang berasal dari daerah endemis dan non endemis dengue di Kota Jambi berdasarkan aktivitas enzim esterase non spesifik terhadap insektisida golongan piretroid.

0 5 87

MAYA InDekS DAn kepADATAn LARVA Aedes aegypti DI DAeRAH enDeMIS DBD jAkARTA TIMuR

0 0 7

PERBEDAAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DAN KEBERADAAN JENTIK PADA KELURAHAN ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD :Studi observasi di Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Karangpoh Kecamatan Tandes Kota Surabaya Repository - U

0 0 85

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DAN PERILAKU PSN-DBD MASYARAKAT DI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

PROFIL ESTERASE NON SPESIFIK NYAMUK Aedes aegypti DARI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD KOTA JAMBI DENGAN METODE ELEKTROFORESIS

0 0 79

DETEKSI RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti YANG BERASAL DARI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DENGUE DI KOTA JAMBI BERDASARKAN AKTIVITAS ENZIM ESTERASE NON SPESIFIK TERHADAP INSEKTISIDA GOLONGAN PIRETROID

0 0 85