Siklus hidup nyamuk Ae. aegypti

15 diri, seperti menggunakan obat nyamuk baik semprot, bakar maupun memakai obat oles anti nyamuk, penggunaan kelambu saat tidur dan pemasangan kawat kasa atau kawat nyamuk Anonim, 1999. 3. Pengendalian biologis Pengendalian ini dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan populasi serangga secara alami tanpa menggangu ekologi. Termasuk dalam pengendalian serangga secara biologik adalah menggunakan predator binatang pemangsa serangga, misalnya dengan memelihara ikan untuk memberantas larva nyamuk, menyebarkan parasit penyebab penyakit pada serangga Soedarto, 1989. 4. Pengendalian dengan bahan kimia Pengendalian ini menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga insektisida atau hanya menghalau serangga saja Repellant. Contoh cara ini adalah menaburkan bubuk Abate R pada tempat-tempat penampungan air untuk membunuh larva nyamuk, penggunaan insektisida bentuk spray untuk membunuh nyamuk dewasa Gandahusada, et al., 1998. Semua usaha untuk mengontrol harus tertuju melawan nyamuk. Ini penting untuk mengambil tindakan mengontrol untuk mengurangi nyamuk dan tempat mereka berkembangbiak. Bagaimanapun, usaha harus intensif sebelum musim penjangkitan selama dan setelah musim penghujan dan pada saat epidemia Anonim, 2002b .

D. Insektisida

Insektisida merupakan suatu bahan yang mempunyai efek menolak atau mematikan serangga dengan maksud membasmi serangga pengganggu atau vektor 16 penyakit yang merugikan bagi kehidupan tanaman dan manusia Sastroutomo, 1991. Menurut Sudarmono 1991, ada bermacam-macam golongan insektisida, baik yang berasal dari bahan alami maupun yang berasal dari bahan sintetik. Ada beberapa cara insektisida membunuh jasad sasaran atau serangga hama : 1. fisis 2. merusak enzim 3. merusak syaraf 4. menghambat metabolisme Menurut Untung 2001, insektisida dapat dikelompokkan dalam beberapa cara menurut cara masuknya dalam tubuh serangga dan menurut sifat kimianya. Untuk pengelompokan menurut cara masuknya ke tubuh serangga, dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Racun perut Insektisida memasuki tubuh serangga melalui saluran pencernaan makanan perut. Insektisida lama umumnya merupakan racun perut. Namun ada juga insektisida modern yang beraksi pada serangga melalui perut yaitu kelompok insektisida sistemik, yang dapat diserap oleh tanaman dan ditranslokasikan dalam jaringan tanaman. Serangga yang mencucuk tanaman dan kemudian menghisap cairan tanaman yang sudah mengandung insektisida akan mati. 2. Racun kontak Insektisida memasuki tubuh serangga bila serangga mengadakan kontak dengan insektisida atau serangga berjalan di atas permukaan tanaman yang telah mengandung insektisida. Di sini insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui dinding tubuh. 17 3. Fumigan Fumigan merupakan insektisida yang mudah menguap menjadi gas dan masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pernapasan serangga atau sistem trachea yang kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Jambi 2006a, insektisida yang digunakan untuk tahun 2005 dan 2006 adalah Cynoff. Cynoff mengandung Cypermethrin, merupakan insektisida golongan piretroid sintetik yang biasa digunakan secara luas sebagai pengendali hama profesional untuk sebagian hama rumah tangga. Cypermethrin tersedia dalam bentuk Emulsifiable Concentrate EC, Ultra Low Volume ULV dan Wettable Powder WP. Pyrethroids menyebabkan efek yang merugikan pada sistem saraf pusat Anonim, 1993. Piretroid juga dikenal sebagai piretroid sintetik adalah kandungan kimia insektisida yang sama dengan piretrin, ditemukan dalam ekstrak alam piretrum dari bunga Chrysanthemum, dikenal dengan aktivitas insektisidanya. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1973, piretroid lebih stabil terhadap cahaya daripada piretrum alam dan mempunyai aktivitas insektisida yang sangat baik. Piretroid pertama fenvalerate dipasarkan pada tahun 1978. Pada saat itu, kelompok piretroid terdiri dari 42 bahan aktif, dibedakan berdasarkan struktur kimia atau komposisi stereoisomer yang berhubungan. Piretrin alam adalah ester dari asam siklopropanekarboksilik dan alkohol siklopentolon. Modifikasi struktur pada 1 atau banyak molekul menghasilkan bermacam-macam piretroid yang tersedia dipasaran sebagai insektisida Anonim, 2005d. Piretroid telah berkembang pesat, yang sekarang dibagi menjadi 4 generasi. Generasi I hanya terdiri dari 1 piretroid,

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 3 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 2 4

Perbedaaan Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis dan Non Endemis DBD.

1 3 102

Deteksi resistensi nyamuk aedes aegypti yang berasal dari daerah endemis dan non endemis dengue di Kota Jambi berdasarkan aktivitas enzim esterase non spesifik terhadap insektisida golongan piretroid.

0 5 87

MAYA InDekS DAn kepADATAn LARVA Aedes aegypti DI DAeRAH enDeMIS DBD jAkARTA TIMuR

0 0 7

PERBEDAAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DAN KEBERADAAN JENTIK PADA KELURAHAN ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD :Studi observasi di Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Karangpoh Kecamatan Tandes Kota Surabaya Repository - U

0 0 85

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DAN PERILAKU PSN-DBD MASYARAKAT DI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

PROFIL ESTERASE NON SPESIFIK NYAMUK Aedes aegypti DARI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD KOTA JAMBI DENGAN METODE ELEKTROFORESIS

0 0 79

DETEKSI RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti YANG BERASAL DARI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DENGUE DI KOTA JAMBI BERDASARKAN AKTIVITAS ENZIM ESTERASE NON SPESIFIK TERHADAP INSEKTISIDA GOLONGAN PIRETROID

0 0 85