Tokoh Rajib Tokoh Tambahan

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Papa Arimbi seorang pengusaha dan pemilik perkebunan kelapa sawit di Sumatra kutipan 49. Papa Arimbi tidak pernah meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga kutipan 50, 51,dan 52. Juga Papa Arimbi memiliki banyak mobil kutipan 53. Papa Arimbi sangat kejam kutipan 54 dan 55. Papa Arimbi penggemar barang- barang mahal kutipan 56. Papa Arimbi pandai berbohong kutipan 57 dan 58. Papa Arimbi bukan tipe suami yang setia kutipan 59. Papa Arimbi suka memaksa kehendak pada istri dan anaknya kutipan 60, 61, dan 62.

2.1.2 Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama, walaupun pemunculannya tidak sentral, pengaruh tokoh tambahan terhadap tokoh utama sangat penting.

2.1.2.1 Tokoh Rajib

Rajib digambarkan sebagai seorang pengedar narkoba. Dia menjadi pengedar narkoba dengan alasan untuk bisa menghidupi keluarganya. Hal tersebut dalam kutipan berikut: 63 Rajib tiba-tiba saja mendekatkan kepalanya ke wajah saya.”kalau kamu nggak keberatan, saya mau memberimu sesua tu. Nggak penting sih….menjejalkan selinting kertas kecil di telapak tangan saya dan menutupkannya kembali dengan gerakan cepat hlm. 63. 64 Dia bukan pelajar di sini. Konon kabarnya dia hanya alumni. Dan dia senang bertandang ke sekolah ini, setelah pulang kuliah. Entah dia kuliah di mana. Dia juga sering melatih basket. Para guru, beberapa sangat akrab dengannya. Kabarnya dulu dia siswa yang berprestasi. Anak-anak sekolah ini memanggilnya Rajib. Beberapa teman saya sering bertemu dengannya hlm. 62. 65 Rajib mengangkat bahu. “Ibu saya mengidap penyakit asma yang parah, adik saya kelaparan. Ini bukan bahaya. Ini jalan keluar.” hlm.77. Secara fisiologis Rajib digambarkan sebagai orang yang tinggi, berhidung mancung, mata yang bulat, dan kulitnya gelap. Hal ini kutipannya: 66 Tak sulit buat saya untuk mengingat dengan cepat sosoknya. Dia berperawakkan tinggi, dan mata yang bulat. Kulitnya gelap, dan banyak bulu. Seperti wajah orang timur tengah hlm. 62. 67 Rajib sempat tersenyum dipaksakan. Setelah itu tub uh jankung itu melesat cepat hlm. 63. Rajib adalah seorang pengedar narkoba yang sangat pandai. Berikut kutipannya: 68 Rajib mengirimkan barang di sela-sela jam pelajaran sekolah. Kebanyakkan di area kantin. Dia menyelipkan putauw dalam buku pelajaran. Dalam kotak permen karet, dalam selipan plastik, kartu pulsa handphone hlm.69. Rajib adalah laki- laki yang sangat menyayangi wanita. Buktinya Rajib menyuruh temannya ke panti rehabilitasi untuk mencegah Arimbi bunuh diri. Kutipannya sebagai berikut: 69 “Rajib mempercayai saya untuk datang ke sini,” akhirnya hanya itu yang meluncur dari bibir saya. “Kamu wartawan?”Saya mengangguk. “Tapi saya ke sini bukan dalam urusan peker jaan saya. Saya hanya ingin bertemu denganmu.” Arimbi tertawa pelan. Serak. Wajahnya dipenuhi semburat merah. Dia tertawa dengan penuh emosi. “Rajib selalu tepat menebak kapan saya akan bunuh diri” Saya terperanjat hlm. 19. Akibat dari pengedar narkoba Rajib dimasukkan ke penjara. Hal ini kutipannya: 70 Pengedar yang bertobat dan sedang mendekam dalam penjara, menghabiskan masa hukumannya yang tiga tahun. Rajib, pengedar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI itu mau melayani wawancara saya untuk artikel mengenai sindikat narkoba hlm. 8. Rajib orang yang pernah membantu Arimbi dan Vela pada saat mereka melarikan diri dari pantai rehabilitas. Rajib juga mengizinkan mereka berdua untuk tinggal di rumah kontrakkannya. Hal ini dapat terlihat dalam kutipan berikut: 71 Vela tahu, dia telah menjadi kekasih Rajib. Tapi dia tidak merasakan getar apa-apa. Yang dia tahu, semakin hari Rajib semakn melindunginya hlm. 79. 72 Kami tinggal di rumah kontrakkan Rajib untuk sementara. Kami tidak keluar rumah, karena takut ditemukan orang-orang yang kami kenal. Rajib memberi kami ruang tidur yang tak lain adalah kamarnya send iri hlm. 161. 73 Rajib juga berbaik hati membelikan kami beberapa potong baju dan celana dalam hlm. 161. 74 Tentu saja dia menanggung makan kami. Tiga kali sehari. Pagi- pagi sekali dia berjalan kaki ke pasar Tibet dekat rumah, dan pulang dengan membawa tiga bungkus nasi lengkap dengan lauk- pauk hlm.161. Sesuai dengan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa Rajib adalah pengedar narkoba kutipan 63, 64, dan 65. Secara fisiologis Rajib digambarkan sebagai orang yang tinggi kutipan 66 dan 67. Rajib seorang pengedar narkoba kutipan 68. Rajib sangat menyayangi wanita kutipan 69. Rajib dimasukkan ke penjara kutipan 70. Rajib juga pernah membantu Vela dan Arimbi saat lari dari panti rehabilitas kutipan 71, 72, 73, dan 74.

2.1.2.2 Tokoh Vela

Dokumen yang terkait

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN HUMANISTIK DALAM NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH

0 8 9

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 1 24

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Konflik Batin Tokoh Utama Novel Sang Maharani KArya Agnes Jessica : Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHAYUNINGSIH KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHAYUNINGSIH TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 1 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

1 3 11

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL PUSPARATRI KARYA NURUL IBAD: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama Novel Pusparatri Karya Nurul Ibad: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 11

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL PUSPARATRI KARYA NURUL IBAD: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama Novel Pusparatri Karya Nurul Ibad: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 16

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH.

1 3 120

Novel Detik Terakhir karya Alberthiene Endah

0 8 90

TEKANAN BATIN TOKOH ARIMBI DALAM NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

0 2 94