Rasa Tidak Percaya Diri

cemburu, iri hati, dengki, kemarahan-kema rahan yang eksplosif, ketegangan batin yang kronis, dan lain- lain. Kartono, 1989:5. Selain kekalutan mental, ketakutan merupakan salah satu ciri orang yang memiliki kepribadian yang tidak sehat. Seseorang yang berperilakunya tidak sehat, hidupnya selalu dipenuhi konflik batin dan tegangan, selalu dikuasai oleh macam- macam maslah serta diri merasa tidak aman. Kartono, 1989:5. Dengan Arimbi adalah seseorang yang mengalami ketegangan batin yang kronis dan memiliki pribadi yang tidak sehat. Hal ini disebabkan karena ketakutan-ketakutan yang ada pada dirinya.

3.2.2 Rasa Tidak Percaya Diri

Setiap orang sangat membutuhkan rasa percaya diri. Seseorang yang sangat rasa percaya diri, dia harus bisa menghargai diri sendiri dan menerima diri apa adanya. Namun tidak demikian dengan tokoh Arimbi, Arimbi tidak pernah merasa, menghargai dirinya. Inilah yang menyebabkan Arimbi putus asa. Arimbi selalu membenci dengan keadaan dirinya ketika banyak persoalan yang membebani dirinya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: 215 Kalau boleh saya sebut siapa musuh terbesar dalam hidup saya, dia adalah diri saya sendiri. Dia yang tak pernah saya kenali. Dia yang tak pernah saya mengerti. Dia yang tak pernah bisa kompromi. Dia yang bahkan sulit saya usir dari tubuh saya sendiri. Hlm. 23. 216 Saya mulai membenci diri sendiri sejak usia sebelas. Ketika sudah habis masa- masa indah menertawai dunia dengan otak anak kecil. Ketika usia mulai membebani saya dengan banyak persoalan yang tak saya sukai. Hlm. 23. Arimbi juga merasa sangat tidak percaya diri, untuk bisa membantu ibunya dari tindakan ayahnya, yang sering memukul ibunya. Arimbi sangat menyesal, karena tidak bisa mencari cara untuk membantu ibunya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: 217 Kali ini saya tak punya keberanian lagi untuk membuka mata. Bunyi gemeletar gesper yang dicambukkan ke tubuh, seperti petasan yang pekak di telinga. TarrrTarrrTarrr Bahkan suara rintihan mama sudah tenggelam dalam bunyi siksa. Berkali-kali papa mencambuk. Berkali- kali. Puluhan kali Hlm. 40. 218 Saya mulai menangis. Bukan hanya telinga saya kini yang menjadi ingin pecah. Hati saya bahkan sudah seperti siap meledak. Saya menengok ke segala penjuru. Berharap ada seseorang muncul dan bisa menghentikan tindakkan biadab papa. Tapi tak ada seorang pun. Orang terdekat semestinya sopir. Dan saya. Hlm. 40. 219 Tapi saya tidak melakukan apa-apa. Bunyi itu terus bergeletar. Hlm .40 Rasa tidak percaya diri juga yang dialami Arimbi, yang membuat dirinya terperangkap dalam dunia narkoba. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: 220 Hanya sejumput kecil serbuk berwarna putih bersih. “Hirup sampai bubuknya hilang...” terngiang kata-kata Rajib. Napas saya mendekatkan hidung ke arah kertas yang sudah terbuka. Napas saya gemetar. Saya gemetar. Hlm. 64. 221 Dunia apa yang datang kepada saya barusan? Kepala saya berputar. Saya jatuh tertunduk di tangga batu menjelang pintu kelas. Saya memegang erat kepala saya. Dada saya sesak, mata saya mulai berair. Hlm. 65. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Akibat dari rasa tidak percaya diri, menyebabkan Arimbi putus asa dan masuk ke dalam dunia narkoba. Dia terperangkap dengan kehidupan barunya yaitu dunia narkoba. Seseorang yang merasa tidak percaya diri, adalah seseorang yang tidak bisa menerima dan menghargai orang lain, karena ia sendiri belum bisa menghargai dan menerima dirinya. 222 Saya menjadi lesbian karena kemarahan? Jika itu benar, alasannya memang ada. Saya membenci figur laki- laki, karena laki- laki yang saya lihat di rumah saya adalah laki- laki penyiksa. Saya tak menyukai figur perempuan bodoh dan pengecut. Hlm. 215.

3.2.3 Rasa Frustrasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN HUMANISTIK DALAM NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH

0 8 9

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 1 24

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Konflik Batin Tokoh Utama Novel Sang Maharani KArya Agnes Jessica : Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHAYUNINGSIH KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHAYUNINGSIH TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 1 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

1 3 11

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL PUSPARATRI KARYA NURUL IBAD: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama Novel Pusparatri Karya Nurul Ibad: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 11

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL PUSPARATRI KARYA NURUL IBAD: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama Novel Pusparatri Karya Nurul Ibad: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 16

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH.

1 3 120

Novel Detik Terakhir karya Alberthiene Endah

0 8 90

TEKANAN BATIN TOKOH ARIMBI DALAM NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

0 2 94