diteliti adalah tokoh dan latar dengan alasan kedua unsur ini sangat intensif mengungkapkan permasalahan tekanan batin tokoh Arimbi.
Dari analisis struktur dilanjutkan analisis psikologi yang berhubungan dengan tekanan batin tokoh Arimbi dalam novel Detik Terakhir. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi Abraham Maslow karena peneliti melihat adanya kesesuaian antara teori psikologi Abraham Maslow untuk
menganalisis tekanan batin tokoh Arimbi dalam menghadapi permasalahan hidup. Permasalahan tekanan batin tokoh banyak terdapat dalam novel Detik
Terakhir , maka penulis tertarik untuk mengungkap permasalahan tersebut.
Pendekatan yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologis sastra, pendekatan ini digunakan untuk menganalisis segi kejiwaan
yang berhubungan dengan tokoh Arimbi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah struktur penceritaan novel Detik terakhir karya Alberthiene
Endah ? 1.2.2
Bagaimanakah tekanan batin yang dialami tokoh utama dalam novel Detik Terakhir
karya Alberthiene Endah ? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah- masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian adalah:
1.3.1 Mendeskripsikan struktur penceritaan novel Detik Terakhir karya
Alberthiene Endah. 1.3.2
Mendeskripsikan tekanan batin yang dialami tokoh utama dalam novel Detik Terakhir
karya Alberthine Endah.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa : 1.4.1
Hasil penelitian ini dapat menambah bahan kajian tentang tekanan batin untuk dunia sastra.
1.4.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya tujuan
sastra dari sudut pandang psikologi.
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Teori Struktural
Karya sastra merupakan struktur yang terdiri dari bagian-bagian yang bermakna. Struktur sastra menyarankan pada penge rtian hubungan antar unsur
intrinsik yang bersifat timbal balik, saling mene ntukan, saling mempengaruhi yang secara bersamaan membentuk kesatuan yang utuh Nurgiyantoro, 1995 : 36
Permasalahan sebuah karya sastra khususnya novel, dapat dilakukan dengan memaparkan struktur novel. Tujuan pemaparan adalah mengetahui fungsi
dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghadirkan keseluruhan Nurgiyantoro,1995 : 37
Analisis intrinsik dalam penelitian ini hanya difokuskan pada tokoh dan latar saja. Hal ini dikarenakan latar merupakan tempat tokoh melakukan dan
dikenai suatu kejadian. Latar akan mempengaruhi tingkah laku dan cara berfikir tokoh Nurgiyantoro, 1995 : 75.
1.5.2 Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita Sudjiman, 1991 : 16. Berdasarkan fungsinya tokoh dalam cerita dapat dibedakan
menjadi tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara popular sering disebut tokoh
hero, yaitu tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai- nilai yang ideal bagi kita Nurgiyantoro, 1995 : 178. Tokoh antagonis atau tokoh
lawan adalah tokoh penentang dari tokoh utama dari tokoh protagonis Sudjiman, 1991 : 19. Tokoh antagonis juga dapat dikatakan sebagai tokoh penyebab
terjadinya konflik Nurgiyantoro, 1995 : 179 Menurut Sudjiman 1988 : 17 berdasarkan fungsinya tokoh dibedakan
menjadi tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peranan penting disebut tokoh utama atau protagonis. Tokoh protagonis selalu menjadi
tokoh sentral dalam cerita. Tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral di dalam cerita, tetapi kehadiranya sangat diperlukan untuk menunjang dan
mendukung tokoh utama. Hartoko dan Rahmanto 1986 : 14 menjelaskan tokoh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah pelaku atau faktor dalam sebuah cerita sejauh ia oleh pembaca dianggap tokoh kongkrit, individual.
1.5.3 Latar
Latar adalah tempat atau masa terjadinya peristiwa Sumardjo, 1983 : 10. Menurut Sayuti menjelaskan bahwa cerita berkisah tentang seseorang atau
beberapa tokoh 1988 : 44. Peristiwa-peristiwa di dalam cerita tentulah terjadi pada suatu tempat tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala
keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya cerita dalam suatu karya sastra membangun latar cerita.
Sebuah cerita dibangun dari unsur latar karena pelukisan latar dapat membantu pembaca dalam memahami jalannya cerita dan keberadaan tokoh
dalam sebuah novel. Latar atau setting disebut sebagai landas tumpu yang menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan tempat terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan Nurgiyantoro, 1995 : 216. Latar memberi pijakan
cerita secara kongkrit. Hal ini penting untuk memberi kesan realitas kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu seolah-olah ada dan terjadi Nurgiyantoro,
1995 : 217. Pendeskripsian unsur latar semakin memperjelas maksud yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Latar memberi gambaran kepada
pembaca mengenai tempat tokoh berada, waktu kejadian berlangsung, dan keadaan kondisi sosial tokoh. Latar dalam sebuah novel dapat dibagi menjadi tiga
yakni latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5.3.1 Latar Tempat
Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin
beberapa tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu, dan tanpa nama yang jelas Nurgiyantoro, 1995 : 227.
Pengangkatan suasana kedaerahan, suatu yang mencerminkan local colour,
akan menyebabkan latar tempat menjadi unsur yang dominan dalam karya sastra yang bersangkutan, tempat sesuatu yang bersifat khas, tipikal, dan
fungsional. Namun, perlu ditegaskan sifat ketipikalan daerah tidak hanya ditentukan oleh rincian deskripsi lokasi, melainkan harus lebih didukung oleh sifat
kehidupan sosial masyarakat penghuninya Nurgiyantoro, 1995 : 229
1.5.3.2 Latar Sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam sebuah karya
fiksi. Tata cara kehidupan masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang komplek, ia dapat berupa kebiasaan, adat istiadat, tradisi, keyakinan,
pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap Nurgiyantoro, 1995 : 234. Hudson via Sudjiman 1984 : 44 menjelaskan jika latar sosial mencakup penggambaran
keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan unsur lainnya yang melatari peristiwa
1.5.4 Psikologi Sastra
Teori yang akan digunakan sebagai landasan untuk menganalisis novel Detik Terakhir
adalah psikologi sastra. Menurut Awang dalam Shalauddin 1991 : 27 psikologi dan sastra memiliki banyak persamaan. Keduanya mempunyai
fungsi dan cara yang sama dalam pelaksanaan tugas untuk memahami perihal manusia dan kehidupannya. Dalam pelaksanaan fungsinya, keduanya
menggunakan tinjauan yang sama, yaitu menjadikan pengalaman manusia sebagai bahan utama untuk penulisan atau penelitian.
1.5.4.1 Psikologi Abraham Maslow
Teori Maslow mendasarkan diri pada pandangan bahwa seseorang itu pada hakikatnya baik dan bebas, kekuatan jahat dan merusak yang ada pada manusia
merupakan hasil dari lingkungan yang buruk, bukan merupakan bawaan Maslow via Koeswara, 1989 : 224. Studi objektif tentang tingkah laku manusia belumlah
cukup, untuk memperoleh pengertian yang menyeluruh maka segi-segi subjektifnya pun perlu dipertimbangkan termasuk perasaan, keinginan, harapan
dan aspirasi-asprasi seseorang Maslow via Goble, 1987 : 41. Konsep fundamental Maslow adalah manusia dimotivasikan oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk semua spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetik atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan itu inti dari
kodrat manusia, hanya saja mereka itu lemah, mudah diselewengkan, dan dikuasai oleh proses belajar kebiasaan atau tradisi yang keliru Goble, 1987 : 70. Menurut
Maslow 1987 : 70 kebutuhan dasar manusia tersusun dari lima tingkatan, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki- dimiliki dan akan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan
aktualisasi diri. Berkaitan dengan tujuan penelitian ini, kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yang akan diuraikan yang berkaitan dengan tekanan batin tokoh
Arimbi. Guna menjawab penyebab terjadinya tekanan batin tokoh Arimbi, akan digunakan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Teori ini
digunakan sebagai dasar penelitian terhadap novel Detik Terakhir. Ketiga kebutuhan dasar manusia yang dianggap mengandung sebab-sebab
tekanan batin yang dialami oleh Arimbi dalam menghadapi hidupnya ialah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan penghargaan serta kebutuhan akan
aktualisasi diri ketiga kebutuhan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.5.4.2 Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman biasanya terpuaskan pada orang-orang dewasa yang normal dan sehat, maka cara terbaik untuk memahaminya ialah dengan
mengamati anak-anak atau orang dewasa yang mengalami gangguan neurotik Maslow via Goble, 1987 : 73.
Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta berusaha keras menghindari hal- hal yang bersifat
asing dan tidak diharapkannya. Orang sehat juga menginginkan keteraturan dan stabilitas, namun kebutuhan itu tidak sampai menjadi hidup atau mati seperti pada
orang neurotik Maslow via Goble, 1987 : 73. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kebutuhan akan rasa aman dan terlindung tentu dibutuhkan oleh semua orang. Dengan terpenuhinya kebutuhan itu maka manusia dapat hidup tentram,
manusia akan berkembang bila ia hidup aman dan jauh dari tekanan orang lain.
1.5.4.3 Kebutuhan akan Penghargaan
Menurut Maslow setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni, harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri
meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetisi, penguasaan, kecukupan, ketidaktergantungan dan kebebasan. Penghargaan dari orang lain meliputi
prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan Maslow via Goble, 1987 : 76. Penghargaan dari orang lain sangat
berarti dalam kehidupan manusia. Dengan penghargaan itu manusia berarti dan diakui keberadaannya serta kemampuannya. Adanya penghargaan membuat
manusia lebih percaya diri menghadapi hidup.
1.5.4.4 Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya, pemaparan tentang kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan
meggunakan kemampuan, oleh Maslow disebut aktualisasi diri. Maslow juga melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh
kemampuan sendiri. Menurut Maslow kebutuhan akan aktualisasi diri biasanya muncul sesudah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara
memadai Maslow via Goble, 1987 : 77. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bila manusia dapat tumbuh sesuai keinginan dan cita-cita hidup nya maka hasrat untuk maju pun semakin besar. Dengan demikian apa yang dicita-citakan
dapat terwujud dengan baik. Dari situ manusia bisa tumbuh dan berkembang sehingga ia mampu mengaktualisasikan dirinya dengan cara yang positif.
1.6 Tekanan Batin
Semua manusia mendambakan kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian dalam hidupnya. Dengan berbagai cara manusia berusaha untuk mendapatkan
keinginannya itu. Namun, tidak sedikit orang yang gagal mendapatkan keinginannya itu. Kegagalan yang dialami seseorang seringkali mengakibatkan
putus asa. Bahkan, bila rasa putus asa itu sangat berat, maka bisa saja seseorang itu tertekan batinnya. Kesehatan mental sangat ditentukan oleh ketenangan dan
kebahagiaan batin seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuan menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang menentukan apakah orang
akan mempunyai kegairahan untuk hidup atau akan pasif dan tidak bersemangat Daradjat, 1985 : 16.
Berhasil tidaknya seseorang mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian dalam hidupnya, tergantung pada siap tidaknya seseorang menghadapi
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Semakin seseorang itu siap dan tabah menghadapi kenyataan hidup dan segala permasalahannya, maka semakin
besar pula kemungkinan seseorang untuk meraih impian- impian dalam hidupnya. Frustrasi tekanan perasaan ialah suatu proses yang menyebabkan orang merasa
akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal, yang menghalangi keinginannya. Daradjat, 1985 : 24.
Daradjat 1985 : 26-27 menjelaskan tekanan batin adalah suatu perasaan yang di dalamnya orang merasa dirinya dibebani seolah-olah dikejar-kejar untuk
mencapai sesuatu atau berprilaku tertentu yang menyebabkan diri menjadi kecemasan.
Heerdjan 1987 : 26-27 menjelaskan kegelisahan dan ketegangan yang dijumpai pada orang normal termasuk gangguan kesehatan jiwa. Gangguan
kesehatan jiwa dapat disebabkan dalam beberapa hal, yaitu di antaranya yang disebabkan sifat psikologi, seperti konflik jiwa, kurang perhatian dari orang tua,
kekecewaan, frustrasi dan semua hal yang bertalian dengan gejolak jiwa seseorang.
Jika seseorang mengalami tekanan batin yang sangat berat sehingga dia tidak dapat menemukan jalan keluarnya, maka seseorang itu akan menderita
penyakit jiwa Phychose. Apalagi bila tekanan itu sudah mencapai puncaknya dan tidak ditemukan jalan keluarnya. Salah satu jenis penyakit jiwa adalah
schizoprenia yakni, penyakit jiwa yang disebabkan ketidakmampuan manusia
menyeseuaikan diri sedemikian rupa sehingga menemui kegagalan dalam usahanya dalam menghadapai kesukaran hidup. Penyakit ini biasanya lama sekali
perkembangannya, mungkin dalam beberapa bulan atau akhir tahun, baru ia menunjukkan gejala-gejala yang ringan, tetapi akhirnya seperti peristiwa tertentu
tiba-tiba terlihat gejala hebat sekaligus Daradjat, 1996 : 16. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.7 Metode Penelitian