Memberikan Bimbingan Belajar Tambahan Untuk Siswa- Siswi SD di

29 Tahap sosialisasi akan dilakukan di SD dengan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala Desa, Kepala Sekolah dan guru-guru di SD. Dalam tahap ini juga akan dicari kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi yang akan diberikan pada saat mengadakan bimbingan belajar tambahan. b. Tahap Persiapan Program Mempersiapkan materi dan media yang akan dipergunakan saat pelaksanaan program. Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi bimbingan belajar tambahan dengan jelas, mudah dimengerti sesuai dengan tingkatan kelas dan menarik untuk sasaran program, penyediaan laptop dan sound system . c. Tahap Pelaksanaan program Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Pertama kali sasaran program diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang akan disampaikan untuk mengetahui tingkat pemahaman sasaran sebelum diberikan materi. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi ,alokasi waktu 1 jam 30 menit d. Tahap Evaluasi Program Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan- hambatan yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan program-program selanjutnya. e. Tahap Pembuatan Laporan Program Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan. 30

10. Perlombaan Membaca Puisi Untuk siswa – siswi SD di Desa Abang

Songan Program perlombaan membaca puisi untuk siswa-siswi SD di Desa Abang Songan ini dilaksanakan untuk meningkatkan minat baca siswa- siswi SD di Desa Abang Songan. Dapat mengasah daya kreativitas siswa- siswi dan juga dapat mengembangkan bakat membaca puisi yang ada didalam diri siswa –siswi SD di Desa Abang Songan . Dalam Perlombaan ini yang menjadi sasaran adalah siswa – siswi kelas 5 dan 6, yang akan di pilih perwakilan nya dari masing-masing kelas sejumlah 5 siswasiswi. Tahap- tahap pelaksanaan program yaitu : a. Tahap Sosialisasi Program Tahap sosialisasi akan dilakukan di SD dengan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala Desa, Kepala Sekolah dan guru-guru di SD. Dalam tahap ini juga akan dicari kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program lomba membaca puisi. b. Tahap Persiapan Program Mempersiapkan materi dan media yang akan dipergunakan saat pelaksanaan program. Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi yang menarik untuk sasaran program, penyediaan laptop dan sound system . c. Tahap Pelaksanaan program Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Pertama kali sasaran program diberikanmateri mengenai lomba membaca puisi. Kemudian dilanjutkan dengan persiapan masing-masing siswa- siswi dalam mengikuti perlombaan membaca puisi,alokasi waktu 2 jam. d. Tahap Evaluasi Program 31 Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan- hambatan yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan program-program selanjutnya. e. Tahap Pembuatan Laporan Program Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.

11. Penyuluhan Penyakit Rabies

Seperti yang kita ketahui bersama masyarakat Bali memiliki suatu kebiasaan memelihara anjing ataupun kucing, yang sebenarnya memiliki suatu resiko yang cukup fatal bagi kehidupan terutama dalam bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit Rabies. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Bali, kasus Rabies di bali memang telah mengalami penurunan. Berdasarkan data yang ada, sepanjang 2011, di mana jumlah korban meninggal sebanyak 26 orang, turun drastis sejak tahun 2010 sebanyak 83 orang. Angka itu setidaknya sudah kembali seperti saat dua tahun pertama Rabies menyerang Bali, di mana korban meninggal pada 2009 sebanyak 22 orang dan tahun 2008 hanya 4 orang. Begitu juga angka gigitan anjing, telah menurun pada 2011 sebanyak 50.628 kasus dibandingkan tahun 2010 mencapai 67.021 kasus. Sementara tahun 2009, tercatat 21.806 kasus gigitan. Sutedja mengakui masih banyak korban gigitan anjing yang belum memperoleh vaksin. Pada 2011 dari 50.628 warga yang digigit anjing, hanya 47.827 yang mendapat VAR. Sementara tahun 2010, tercatat 9.586 dari 67.021 warga digigit anjing tidak memperoleh vaksin dan pada 2009 ada 3.181 warga yang tidak mendapat vaksin dari 21.806 orang yang digigit anjing. Hasil pemantauan petugas lapangan, menunjukkan saat ini tinggal empat desa yang masih masuk dalam kategori desa penularan Rabies di Bali, terdiri atas 2 desa di Jembrana, 1 desa di Bangli,dan 1 desa lagi di